TUJUAN
§ Memahami prinsip dan
cara kerja dari peralatan intrumen Refraktometer
§ Menentukan komposisi
larutan biner atau larutan standar
§ Menenentukan
komposisi dan konsentrasi (Cx) larutan
tugas
TEORI DASAR
Refraktometer adalah
alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut. Misalnya
gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan
namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya.
Bila
seberkas sinar dilewatkan dari satu medium ke medium yang Lain, akan terjadi perubahan
kecepatan sinar. Perubahan kecepatan sinar ini disebut dengan pembiasan.
Perbandingan kecepatan sinar didalam medium vakum dengan dalam medium zat
disebut dengan indekbias (n) dari zat.
Besarnya
harga indek bias zat tergantung pada densiti, temperatur dan macam medium yang
dilewati sinar, serta panjang gelombang sinar yang dipakai. lndek bias dapat
juga disebut sebagai perbandinaan sinus sudut datang dengan (t) sinus sudut
bias (r).
Jadi
refaktometri adalah analisa yang didasarkan pada pungukuran indek bias (n) dari
suatu zat, dimana besaran merupakan fungsi dari komponen. Larutan dari dua cairan (biner) yang
berbeda indek biasnya dapat ditentukan kornposisinya dengan rnelakukan
pengukuran harga indek bias dan dengan bantuan kurva kalibrasi dari larutan
standar dengan komponen yang sarna.
n =
Dimana : n = indek bias
C = kec. Sinar merambat di ruang hampa
V = Medium
Alat yang digunakan dalam refaktometris, yaitu :
§ Sistem prisma, menggunakan pencapaian pemantulan total di harapkan cahaya keluar ke
udara sehingga kita dapat mendeteksinya di udara
§ Sistem Lensa, menentukan titik focus lensa (terbuat dari kaca)
§ Pemantulan total, keadaan dimana sudut biasnya tepat pada sudut 90 derajat. Contoh :
fatamorgana
Indeks bias adalah
perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat
tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian, suhu
pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus
benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias.
Harga indeks bias
dinyatakan dalam farmakope Indonesia edisi empat dinyatakan garis (D) cahaya
natrium pada panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm. Umumnya alat dirancang
untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat yang digunakan untuk mengukur indeks
bias adalah refraktometer ABBE. Untuk mencapai kestabilan, alat harus
dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standart (Anonim, 2010).
Refraktometer Abbe
adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias cairan, padatan dalam cairan
atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase padatan 0
sampai 95%, alat untuk menentukan indeks bias minyak, lemak, gelas optis,
larutan gula, dan sebagainnya, indeks bias antara 1,300 dan 1,700 dapat dibaca
langsung dengan ketelitian sampai 0,001 dan dapat diperkirakan sampai 0,0002
dari gelas skala di dalam (Mulyono, 1997).
Pengukurannya didasarkan
atas prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati
bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak
dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan
alas. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan
namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer ditemukan oleh Dr.
Ernest Abbe seorang ilmuan dari Germa pada permulaan abad 20 (Anonim, 2010).
Pada saat melihat contoh skala pada Refraktometer :
Faktor-faktor penting
yang harus diperhitungkan pada semua pengukuran refraksi ialah temperatur
cairan dan jarak gelombang cahaya yang dipergunakan untuk mengukur n. Pengaruh
temperatur terhadap indeks bias gelas adalah sangat kecil, tetapi cukup besar
terhadap cairan dan terhadap kebanyakan bahan plastik yang perlu diketahui
indeksnya.
Karena pada suhu tinggi
kerapatan optik suatu zat itu berkurang, indeks biasnya akan berkurang.
Perubahan per oC berkisar antara 5.10-5 sampai 5.10-4.
Pengukuran yang seksama sampai desimal yang ke-4 hanya berarti apabila suhu
diketahui dengan seksama pula.
Perbandingan sinus sudut
datang dan sinus sudut bias adalah konstan. Ini dinamakan hukum Snell,
dinamakan sesuai nama matematikawan Belanda Willebrod Snell Von Royen
(1591-1626), dan dinyatakan oleh:
Sin θ isin θ r = n21
Konstanta n21
disebut indeks bias medium (2) relatif terhadap medium (1). Nilai numerik
konstanta itu tergantung pada sifat dasar gelombang dan pada sifat-sifat kedua
media. Indeks refraksi larutan gula tergantung jumlah zat-zat yang terlarut,
dan densitas suatu zat cair, meskipun demikian dapat digunakan untuk mengukur
kandungan gula. Cara ini valid untuk pengukuran gula murni, karena adanya zat
selain gula mempengaruhi refraksi terhadap sukrosa. Oleh sebab itu, pengukuran
indeks refraksi dapat digunakan untuk memperkirakan penentuan kandungan zat
kering larutan terutama sukrosa (Anonim, 2010).
Larutan dari dua cairan
(biner) yang berbeda indek biasnya dapat ditentukan kornposisinya dengan
rnelakukan pengukuran harga indek bias dan dengan bantuan kurva kalibrasi dari
larutan standar dengan komponen yang sarna.
PRINSIP KERJA
Didasarkan pada prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma cahaya bisa
melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang
terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara
cairan dan gelas.
Yang
akan diamati adalah bidang terang dan bidang gelap yang terpisah menurut garis
yang jelas. Tempat perbatasan ini tergantung pada indeks bias cairan dan gelas. Terjadinya bidang batas antara gelap dan terang
bila cahaya dijatuhkan pada prisma kerja dengan berbagai sudut datang mulai
dari 0o – 90o, maka cahaya dibiaskan keluar dengan
berbagai sudut yang besarnya berlainan untuk setiap warna cahaya.
PROSEDUR KERJA
a. Alat yang digunakan
§ Refraktometer
§ Tabung reaksi
§ Buret
§ Gelas piala
§ Corong
§ Batang pengaduk
§ Pipet tetes
§ Labu semprot
b. Bahan yang digunakan
§ Aquades
§ Gliserin
c. Gambar Alat
Refraktometer
abbe Handheld refractometers
d. Cara Kerja
§ Ambil 6 buah tabung reaksi yang bersih dan kering yang dipakai untuk
laruta standar
§ Diisi 2 buah buret masing masing dengan gliserin dan aquades sebagai
standar. Isi tabung reaksi dengan larutan standar denga komposisi :
Tabung
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
Aquades (mL)
|
0
|
1
|
2
|
4
|
6
|
8
|
10
|
Gliserin (mL)
|
10
|
9
|
8
|
6
|
4
|
2
|
0
|
§ Diteteskan 2 tetes larutan standar dalam prisma refraktometer dan
pipet jangan sampai menyentuh prima. Himpit prisma dan nyalakan lampu
refraktometer dengan menekan tombol kecil sebelah kiri. Aturlah lensa okuler
sampai didapatkan pengamatan skala yang cukup terang.
§ Diputar tombol pengatur pemiring prisma ( tombol besar sebelh kanan
alat ) sampai didapatkan bayangan spektrum tetapkan bayangan gelap berada di
daerah titik silang dari indikator.
§ Diputar tombol sebelah kiri alat sampai didapatkan bayangan atau
garis batas yang tajam antara daerah gelap dan terang.
§ Diputar kembali tombol sebelah kanan alat untuk mendapatkan garis
batas ini tepat pada titik silang indikator.
§ Dibaca skala yang ditunjukan pada bagian bawah indikator dan
nyatakan dalam empat desimal.
§ Dilakukan pengukuran dari deretan larutan standar diatas dlakukan
pengukuran indeks bias. Diakukan pengkuran indeks bias Cx.
§ Dibuat kurva standar indeks bias (n) dengan komposisi standar
(nyatakan dalam %).
HASIL DAN PERHITUNGAN
Data pembacaan ideks
bias (n) pada Refraktometer
Tabung
|
Aquadest
|
Gliserin
|
Indeks bias
(n)
|
1
|
0
|
10
|
1.4390
|
2
|
1
|
9
|
1.4258
|
3
|
2
|
8
|
1.4141
|
4
|
4
|
6
|
1.3921
|
5
|
6
|
4
|
1.3740
|
6
|
8
|
2
|
1.3540
|
7
|
10
|
0
|
1.3338
|
Larutan
Tugas
|
|||
Cx
|
1,3631
|
Pegukuran deret standar
C gliserin pekat = 100%
V pengenceran = 10 mL
§ % Gliserin0 mL
Larutan standar = =
0 %
§ % Gliserin 2 mL
Larutan standar = =
20 %
§ % Gliserin 4 mL
Larutan standar = =
40 %
§ % Gliserin 6 mL
Larutan standar = =
60 %
§ % Gliserin 8 mL
Larutan standar = =
80 %
§ % Gliserin9 mL
Larutan standar = =
90 %
§ % Gliserin 10 mL
Larutan standar = =
100 %
Membuat kurva kalibrasi
§ x = 0 ml
y =
1,332 + 0,001(x)
= 1,332 +
0,001
(0)
= 1,332
§ x = 2ml
y = 1,332 + 0,001(x)
= 1,332 +
0,001(2)
= 1,334
§ x = 4
y = 1,332 + 0,001 (x)
= 1,332 + 0,001 (4)
= 1,336
§ x = 6ml
y = 1,332 + 0,001(x)
= 1,332 +
0,001
(6)
= 1,338
§ x = 8ml
y = 1,332 + 0,001(x)
= 1,332 +
0,001
(8)
= 1,34
§ x = 9ml
y = 1,332 + 0,001(x)
= 1,332 + 0,001 (9)
= 1,341
§ x = 10ml
y = 1,332 + 0,001 (x)
= 1,332 +
0,001
(10)
= 1,342
Pengukuran larutan sampel
Indeks bias larutan tugas : 1,3631 (y)
Persamaan Regresi : y =1,332 + 0,001
(x)
y = 1,332 + 0,001(x)
1,3631 = 1,332
+ 0,001 (x)
0,001 (x) = 1,3631 – 1,332
x =
x = 31,1 %
Penentuan Nilai Cx
V1 . %1
= V2 . %2
V1 . 100% = 10
mL . 31,1 %
V1 =
V1 = 3,1 mL
DISKUSI
Indeks bias merupakan
perbandingan laju cahaya di ruang hampa terhadap laju cahaya didalam medium
berdasarkan hasil yang telah dilakukan. Menggunakan sebuah lensa yang
berguna untuk mengatur besar kecilnya cahaya yang keluar dari tabung cahaya.
Dengan cara memutar-mutar posisi dan ketinggian tabung sumber cahaya.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang
telah dilakukan tentang indeks bias dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1)
Semakin besar konsentrasi gliserin atau zat lain, maka indeks bias akan
semakin besar pula dan sebaliknya.
2)
Jika Indeks bias diketahui, maka kita bisa menentukan konsentrasi larutan dengan mencari hubungan antara indeks bias dengan
konsentrasi.
Dari
praktikum yang dilakukan indeks
bias Larutan tugas sebesar 1,3631 sehingga
dengan menggunkan persamaan regresi y = 1,332 + 0,001(x) yang
diperoleh dari pengolahan data deret standar, didapatkan konsentrasi larutan
tugas (Cx) sebesar 31,1 % dengan mL = 3,1 mL
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar, S.M. 2007. Konsep Dasar
Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Suparno. 1994. Fisika Dasar 2.
Jakarta : Erlangga.
Tim Dosen Kimia Analisis Instrumen. 2008. Penuntasan Praktikum Kimia Analisis Instrumen. Makassar : FMIPA UNM.
Zemansky, Sears. 1994. Fisika Untuk Universitas 3 Optika.
Jakarta : Bina Cipta.
Khopkar,1990 Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas
Indonesia Jakarta
Bassett ,J dkk,1994
Buku Ajar VOGEL Kimia Analitik Kuantitatif Anorganik, Penerbit buku
kedokteran EGC. Jakarta
Darmawangsa
Penuntun Praktikum Analisis Instrumental (Dasar-dasar dan penggunaan )
Penerbit CV Grayuna Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar