PENGERTIAN
Istilah Argentometri diturunkan dari
bahasa latin Argentum, yang berarti perak. Jadi, Argentometri merupakan salah
satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan
titrasi berdasarkan pada pembentukan endapan dengan ion Ag+. Salah satu cara
untuk menentukan kadar asam-basa dalam suatu larutan adalah dengan volumetri. Analisis volumetri yang mempunyai prinsip reaksi
pengendapan dari AgNO3 : sebagai reaksi pengendapan
PRINSIP PERCOBAAN
Percobaan ini
berdasarkan pada reaksi pengendapan zat yang cepat mencapai kesetimbangan pada
setiap penambahan titran. Adapun pentiter yang digunakan adalah larutan baku
AgNO3.
Titrasi argentometri ini dapat dilakukan dengan 3
macam metode, yaitu:
a. Cara Mohr
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar
klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat
dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator. Pada permulaan
titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah tercapai titik ekivalen,
maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan
membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah.
Ciri –
ciri metode:
- Rx,. Pengendapan
- Lar standar agno3
- Indikator k2cro4
- Titik akhir titrasi
ditandai dengan timbulnya warna merah bata
- Selama titrasi
terbentik endapan sampel dengan agno3
(rx)
- Titrrasi dilakukan
dalam suasana netral dan sedikit basa ph 6 – 10,5 (rx)
- Hanaya digunakan
untuk analisis anion (ion-ion negatif) (rx)
Sifat – sifat larutan
standar Agno3
- Apabila mengenai tangan
akan menghitamkan kulit(rx)
- Dapat membentuk
endapan dengan hampir semua anion kecali
NO3-
- AGNO3 merupakan
larutan standar sekunder
- Dengan larutan
standar primer nacl pa dan kcl pa
Prinsip analisis
Sampel yang berupa
anion selama titrasi membentuk endapan dengan agno3. Setelah sempel habis maka
kelebihan satu tetes agno3 akan membentuk endapan merah barata k2cro4 dimana
ksp sampel < ksp ag2cro4 sehingga yang membentuk endapan terlebih dahulu
adalah ag sampel
Rx :
(rx)
b. cara volhard
Pada prinsipnya,
penentuan titik akhir ditandai dengan pembentukan senyawa berwarna yang larut.
Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi(III) akan
diendapkan menjadi Fe(OH)3 jika suasananya basa, sehingga titik
akhir tidak dapat ditunjukkan. pH larutan harus di bawah 3. Pada titrasi
ini terjadi perubahan warna 0,7-1% sebelum titik ekuivalen. Untuk mendapatkan
hasil yang teliti pada waktu akan dicapai titik akhir, titrasi digojog
kuat-kuat supaya ion perak yang diadsorbsi oleh endapan perak tiosianat dapat
bereaksi dengan tiosianat. Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan
kadar klorida, bromida, dan iodida dalam suasana asam. Caranya dengan
menambahkan larutan baku perak nitrat berlebihan, kemudian kelebihan larutan
baku perak nitrat dititrasi kembali dengan larutan baku tiosianat.
Ciri –
ciri metode:
-
Larutan
standar kcsn
-
Indikatornya
fe3+ dalam benuk fe(no3)3
-
Titik
akhir titrasi larutan merah darah dari (fe(cns)6)2-
-
Titrasi
dilakukan dalam suasana asam (hno3)
-
Titrasi
dapat dilakukan dengan 2 cara:
o Langsung
o Tidank langsung
-
Titrasi
langsung khusus untuk analisis ag+
-
Titrasi
tidak langsung untuk penentuan halida, dan asam – asam lemah
Sifat
– sifat standar kcsn
-
Sangat
mudah bereaksi dengan ion fe3+ membentuk
warna spesifik (merah draah) (rx)
-
Merupakan
lar. Standar sekunder
-
Sangat
mudah bereaksi dengan agno3 membentuk endapan putih (rx)
Arhentometri
volhard titrasi langsung
Prisip
:
Selama
tirtasi berlangsung ag+ berekasi dengan kcsn membentuk endapan putih agcns,
setelah ag+ habis bereaksi muka kelebihan satu tetes kcsn bereaksi dengan fe+3
(rx)
Argentometri
volhard titrasi tidak langsung
Prinsip:
Sebelum
titrasi sampel direaksikan dengan agno3 terukur dan berlebihan.kelebihan agno3
itulah yang dititrasi dengan KCns (rx)
c. Metode K. Fajans
Pada metode
ini digunakan indikator adsorbsi, senyawa yang biasa digunakan adalah
fluoresein dan eosin. Indikator adsorpsi ialah zat
yang dapat diserap pada permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna.
Penyerapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen, antara lain
dengan memilih macam indikator yang dipakai dan pH. Indikator ini ialah asam
lemah atau basa lemah organic yang dapat membentuk endapan dengan ion perak.
Misalnya flouresein yang digunakan dalam titrasi ion klorida
Pada
titik ekivalen, indikator teradsorbsi oleh endapan. Indikator ini tidak
memberikan perubahan warna kepada larutan, tetapi pada permukaan endapan.
Larutan tidak boleh
terlalu encer karena endapan yang terbentuk sedikit sekali sehingga
mengakibatkan perubahan warna indikator tidak jelas. Ion indikator harus
bermuatan berlawanan dengan ion pengendap. Ion indikator harus tidak
teradsorbsi sebelum tercapai titik ekuivalen tetapi harus segera teradsorbsi
kuat setelah tercapai titik ekuivalen. Ion indikator tidak boleh teradsorbsi
sangat kuat, seperti misalnya pada titrasi klorida dengan indikator eosin, yang
mana indikator teradsobsi lebih dulu sebelum titik ekuivalen tercapai. Flouresein sendiri dalam larutan berwarna hijau kuning,
sehingga titik akhir dalam titrasi ini diketahui berdasar tiga macam perubahan,
yakni (i) endapan yang semula putih menjadi merah muda dan endapan terlihat
menggumpal, (ii) larutan yang semula keruh menjadi lebih jernih, dan (iii)
larutan yang semula kuning hijau hampir tidak berwarna lagi
d. Metode Leibig
Pada
metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan indikator akan
tetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat
ditambahkan kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi
pada penggojoan akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang
stabil dan larut.
Cara Leibig hanya menghasilkan
titik ahir yang memuaskan apabila pemberian pereaksi pada saat mendekati titik
akhir dilakukan perlahan-lahan. Cara Leibig ini tidak dapat dilakukan pada
larutan amoni-akalis karena ion perak akan membentuk kompleks Ag(NH3)2+
yang larut. Hal ini dapat diatasi dengan menambahkan sedikit larutan kalium
iodida.
PENETAPAN TITIK AKHIR
DALAM REAKSI PENGENDAPAN
·
Pembentukan suatu
endapan berwarna
Ini dapat
diilustrasikan dengan prosedur mohr untuk penetapan klorida dan bromide. Pada
titrasi suatu larutan netral dari ion klorida dengan larutan perak nitrat,
sedikit larutan kalium kromat ditambahkan untuk berfungsi sebagai indikator.
Pada titik akhir, ion kromat ini bergabung dengan ion perak untuk membentuk
perak kromat merah yang sangat sedikit sekali dapat larut. Titrasi ini
hendaknya dilakukan dalam suasana netral atau sangat sedikit sekali basa, yakni
dalam jangkauan pH 6,59. (Bassett, 199)
·
Pembentukan suatu
senyawaan berwarna yang dapat larut
Contoh prosedur ini
adalah metode volhard untuk titrasi perak dengan adanya asam nitrat bebas
dengan larutan kalium atau ammonium tiosianat standar. Indikatornya adalah
larutan besi(III) ammonium sulfat. Penambahan larutan tiosianat menghasilkan
mula-mula endapan perak klorida. Kelebihan tiosianat yang paling sedikitpun
akan menghasilkan pewarnaan coklat kemerahan, disebabkan oleh terbentuknya
suatu ion kompleks.
Ag+ + SCN- Û AgSCN
Fe3+ + SCN- Û [FeSCN]2+
Metode ini dapat
diterapkan untuk penetapan klorida, bromide dan iodide dalam larutan asam.
Larutan perak nitrat standar berlebih ditambahkan dan kelebihannya dititrasi
balik dengan larutan tiosianat standar. (Bassett, 1994)
Ag+ + Cl- Û AgCl
Ag+ + SCN- Û AgSCN
·
Penggunaan indikator
adsorpsi
Aksi dari
indikator-indikator ini disebabkan oleh fakta bahwa pada titik ekuivalen,
indikator itu diadsorpsi oleh endapan dan selama proses adsorpsi terjadi suatu
perubahan dalam indikator yang menimbulkan suatu zat dengan warna berbeda, maka
dinamakan indikator adsorpsi.
Zat-zat yang
digunakan adalah zat-zat warna asam, seperti warna deret flouresein misalnya
flouresein an eosin yang digunakan sebagai garam natriumnya.
Untuk titrasi
klorida, boleh dipakai flouresein. Suatu larutan perak klorida dititrasi dengan
larutan perak nitrat, perak klorida yang mengendap mengadsorpsi ion-ion
klorida. Ion flouresein akan membentuk suatu kompleks dari perak yang merah
jambu. (Bassett, 1994)
Terima kasih banyak....
BalasHapus