Translate

Senin, 05 Desember 2016

Argentometri

PENGERTIAN
Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang berarti perak. Jadi, Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pada pembentukan endapan dengan ion Ag+. Salah satu cara untuk menentukan kadar asam-basa dalam suatu larutan adalah dengan volumetri. Analisis volumetri yang mempunyai prinsip reaksi pengendapan dari AgNO3 : sebagai reaksi pengendapan
PRINSIP PERCOBAAN
Percobaan ini berdasarkan pada reaksi pengendapan zat yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran. Adapun pentiter yang digunakan adalah larutan baku AgNO3.
Titrasi argentometri ini dapat dilakukan dengan 3 macam metode, yaitu:
a. Cara Mohr
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator. Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah tercapai titik ekivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah.
Ciri – ciri metode:
-       Rx,. Pengendapan
-       Lar standar agno3
-       Indikator k2cro4
-       Titik akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah bata
-       Selama titrasi terbentik endapan  sampel dengan agno3 (rx)
-       Titrrasi dilakukan dalam suasana netral dan sedikit basa ph 6 – 10,5 (rx)
-       Hanaya digunakan untuk analisis anion (ion-ion negatif) (rx)
Sifat – sifat larutan standar Agno3
-       Apabila mengenai tangan akan menghitamkan kulit(rx)
-       Dapat membentuk endapan dengan hampir semua anion  kecali NO3-
-       AGNO3 merupakan larutan standar sekunder
-       Dengan larutan standar primer nacl pa dan kcl pa
Prinsip analisis
Sampel yang berupa anion selama titrasi membentuk endapan dengan agno3. Setelah sempel habis maka kelebihan satu tetes agno3 akan membentuk endapan merah barata k2cro4 dimana ksp sampel < ksp ag2cro4 sehingga yang membentuk endapan terlebih dahulu adalah ag sampel
Rx :
(rx)

b. cara volhard
Pada prinsipnya, penentuan titik akhir ditandai dengan pembentukan senyawa berwarna yang larut. Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi(III) akan diendapkan menjadi Fe(OH)3 jika suasananya basa, sehingga titik akhir tidak dapat ditunjukkan.  pH larutan harus di bawah 3. Pada titrasi ini terjadi perubahan warna 0,7-1% sebelum titik ekuivalen. Untuk mendapatkan hasil yang teliti pada waktu akan dicapai titik akhir, titrasi digojog kuat-kuat supaya ion perak yang diadsorbsi oleh endapan perak tiosianat dapat bereaksi dengan tiosianat. Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida, bromida, dan iodida dalam suasana asam. Caranya dengan menambahkan larutan baku perak nitrat berlebihan, kemudian kelebihan larutan baku perak nitrat dititrasi kembali dengan larutan baku tiosianat.
Ciri – ciri metode:
-       Larutan standar kcsn
-       Indikatornya fe3+ dalam benuk fe(no3)3
-       Titik akhir titrasi larutan merah darah dari (fe(cns)6)2-
-       Titrasi dilakukan dalam suasana asam (hno3)
-       Titrasi dapat dilakukan dengan 2 cara:
o   Langsung
o   Tidank langsung
-       Titrasi langsung khusus untuk analisis ag+
-       Titrasi tidak langsung untuk penentuan halida, dan asam – asam lemah
Sifat – sifat standar kcsn
-       Sangat mudah bereaksi  dengan ion fe3+ membentuk warna spesifik (merah draah) (rx)
-       Merupakan lar. Standar sekunder
-       Sangat mudah bereaksi dengan agno3 membentuk endapan putih (rx)
Arhentometri volhard titrasi langsung
Prisip :
Selama tirtasi berlangsung ag+ berekasi dengan kcsn membentuk endapan putih agcns, setelah ag+ habis bereaksi muka kelebihan satu tetes kcsn bereaksi dengan fe+3
(rx)
Argentometri volhard titrasi tidak langsung
Prinsip:
Sebelum titrasi sampel direaksikan dengan agno3 terukur dan berlebihan.kelebihan agno3 itulah yang dititrasi dengan KCns (rx)
c. Metode K. Fajans
Pada metode ini digunakan indikator adsorbsi, senyawa yang biasa digunakan adalah fluoresein dan eosin. Indikator adsorpsi ialah zat yang dapat diserap pada permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna. Penyerapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen, antara lain dengan memilih macam indikator yang dipakai dan pH. Indikator ini ialah asam lemah atau basa lemah organic yang dapat membentuk endapan dengan ion perak. Misalnya flouresein yang digunakan dalam titrasi ion klorida
Pada titik ekivalen, indikator teradsorbsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan perubahan warna kepada larutan, tetapi pada permukaan endapan.
Larutan tidak boleh terlalu encer karena endapan yang terbentuk sedikit sekali sehingga mengakibatkan perubahan warna indikator tidak jelas. Ion indikator harus bermuatan berlawanan dengan ion pengendap. Ion indikator harus tidak teradsorbsi sebelum tercapai titik ekuivalen tetapi harus segera teradsorbsi kuat setelah tercapai titik ekuivalen. Ion indikator tidak boleh teradsorbsi sangat kuat, seperti misalnya pada titrasi klorida dengan indikator eosin, yang mana indikator teradsobsi lebih dulu sebelum titik ekuivalen tercapai. Flouresein sendiri dalam larutan berwarna hijau kuning, sehingga titik akhir dalam titrasi ini diketahui berdasar tiga macam perubahan, yakni (i) endapan yang semula putih menjadi merah muda dan endapan terlihat menggumpal, (ii) larutan yang semula keruh menjadi lebih jernih, dan (iii) larutan yang semula kuning hijau hampir tidak berwarna lagi
d. Metode Leibig
Pada metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan indikator  akan tetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada penggojoan akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil dan larut.
Cara Leibig hanya menghasilkan titik ahir yang memuaskan apabila pemberian pereaksi pada saat mendekati titik akhir dilakukan perlahan-lahan. Cara Leibig ini tidak dapat dilakukan pada larutan amoni-akalis karena ion perak akan membentuk kompleks Ag(NH3)2+ yang larut. Hal ini dapat diatasi dengan menambahkan sedikit larutan kalium iodida.

PENETAPAN TITIK AKHIR DALAM REAKSI PENGENDAPAN
·         Pembentukan suatu endapan berwarna
Ini dapat diilustrasikan dengan prosedur mohr untuk penetapan klorida dan bromide. Pada titrasi suatu larutan netral dari ion klorida dengan larutan perak nitrat, sedikit larutan kalium kromat ditambahkan untuk berfungsi sebagai indikator. Pada titik akhir, ion kromat ini bergabung dengan ion perak untuk membentuk perak kromat merah yang sangat sedikit sekali dapat larut. Titrasi ini hendaknya dilakukan dalam suasana netral atau sangat sedikit sekali basa, yakni dalam jangkauan pH 6,59. (Bassett, 199)
·         Pembentukan suatu senyawaan berwarna yang dapat larut
Contoh prosedur ini adalah metode volhard untuk titrasi perak dengan adanya asam nitrat bebas dengan larutan kalium atau ammonium tiosianat standar. Indikatornya adalah larutan besi(III) ammonium sulfat. Penambahan larutan tiosianat menghasilkan mula-mula endapan perak klorida. Kelebihan tiosianat yang paling sedikitpun akan menghasilkan pewarnaan coklat kemerahan, disebabkan oleh terbentuknya suatu ion kompleks.
               Ag+  +  SCN-  Û  AgSCN
               Fe3+  + SCN-  Û [FeSCN]2+
Metode ini dapat diterapkan untuk penetapan klorida, bromide dan iodide dalam larutan asam. Larutan perak nitrat standar berlebih ditambahkan dan kelebihannya dititrasi balik dengan larutan tiosianat standar. (Bassett, 1994)
               Ag+  +  Cl-  Û  AgCl
               Ag+  +  SCN-  Û  AgSCN
·         Penggunaan indikator adsorpsi
Aksi dari indikator-indikator ini disebabkan oleh fakta bahwa pada titik ekuivalen, indikator itu diadsorpsi oleh endapan dan selama proses adsorpsi terjadi suatu perubahan dalam indikator yang menimbulkan suatu zat dengan warna berbeda, maka dinamakan indikator adsorpsi.
Zat-zat yang digunakan adalah zat-zat warna asam, seperti warna deret flouresein misalnya flouresein an eosin yang digunakan sebagai garam natriumnya.
Untuk titrasi klorida, boleh dipakai flouresein. Suatu larutan perak klorida dititrasi dengan larutan perak nitrat, perak klorida yang mengendap mengadsorpsi ion-ion klorida. Ion flouresein akan membentuk suatu kompleks dari perak yang merah jambu. (Bassett, 1994)


1 komentar: