BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jamur bersifat parasit yaitu
memperoleh makanan dari benda hidup atau berupa saprofit yaitu memperoleh
makanan dari benda mati. Jamur yang tergolong saprofit obligat hanya dapat
hidup pada benda mati, tetapi tidak dapat hidup atau melakukan infeksi pada benda
hidup. Kapang semacam ini sering tumbuh pada makanan dan menyebabakan kerusakan
makanan. Fungi yang bersifat parasit/saprofit fakultatif dapat hidup pada bahan
organik yang hidup maupun mati, dan menyebabkan penyakit. Fungi jarang bersifat
parasit obligat, yaitu hanya dapat hidup pada organisme(protoplasma) yang masih
hidup.
Fungi dapat mensintesa protein
dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat (misalnya:glukosa,sukrosa,atau
maltosa), sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari
substratnya. Sumber karbon yang terbaik adalah glukosa, sedangkan sumber
nitrogen terbaik adalah nitrogen dari bahan organik. Bahan dari anorganik yang
dapat digunakan sebagai sumber nitrogen adalah amonium dan nitrat. Dalam proses
fermentasi makanan jenis fungi yang biasa digunakan yaitu kapang dan khamir.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1
Apa Pengertian Fermentasi
1.2.2
Bagaimana Prinsip Fermentasi
1.2.3
Menjelaskan Pembagian Fermentasi
1.2.4
Apa saja Manfaat Fermentasi
1.2.5
Bagaimana Mekanisme Fermentasi
1.2.6
Jenis Fermentasi
1.2.7
Beberapa Contoh Produk Hasil Fermentasi
1.2.8
Faktor yang Mempengaruhi Proses
Fermentasi
1.3
Tujuan
1.3.1
Dapat Mengetahui Pengertian Fermentasi
1.3.2
Mengetahui Prinsip Fermentasi
1.3.3
Dapat Menjelaskan Pembagian Fermentasi
1.3.4
Manfaat Fermentasi
1.3.5
Mengetahui Mekanisme Fermentasi
1.3.6
Jenis Fermentasi
1.3.7
Mengetahui Contoh Produk Hasil
Fermentasi
1.3.8
Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi
Proses Fermentasi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Fermentasi
Fermentasi adalah proses yang
memanfaatkan kemampuan mikroba untuk menghasilkan metabolit primer dan
metabolit sekunder dalam suatu lingkungan yang dikendalikan. Fermentasi
merupakan bentuk penerapan atau aplikasi tertua dari bidang bioteknologi.
Pada mulanya istilah fermentasi digunakan untuk menunjukkan proses
pengubahan glukosa menjadi alkohol yang berlangsung secara anaerob.
Respirasi
anaerob merupakan
reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energi tanpa menggunakan
oksigen. Perlu Anda ketahui sel jamur dan bakteri dapat melakukan respirasi
anorganik. Demikian juga apabila kita melakukan konstraksi otot terlalu kuat misalnya
berlari-lari, maka sel-sel jaringan otot kita juga melakukan respirasi anaerob.
Pada keadaan oksigen yang tidak mencukupi untuk respirasi maka terjadi
penimbunan asam laktat di dalam sel dan akan menimbulkan kelelahan. Proses
penguraian pada respirasi anaerob disebut fermentasi.
2.2
Prinsip
Fermentasi
Secara prinsip, sekarang ini pengertian fermentasi telah berkembang
menjadi : Seluruh
perombakan senyawa organik yang dilakukan mikroorganisme yang melibatkan enzim
yang dihasilkannya, atau dengan kata lain fermentasi adalah perubahan struktur
kimia dari bahan-bahan organik dengan memanfaatkan agen-agen biologis terutama
enzim sebagai biokatalis.
Pada proses fermentasi, terlibat beberapa hal sebagai berikut :
§ Mikroorganisme sebagai inokulum (Inokulum artinya kultur mikroba
yang memiliki sifat yang khas dan dapat dikembangbiakkan dalam suatu
media/substrat)
§ Media/Tempat/wadah terjadinya fermentasi
§ Substrat. Substrat merupakan tempat tumbuh dan sumber
nutrisi bagi mikroba. Contoh substrat misalnya pohon pisang, kacang atau jagung
2.3
Pembagian
Fermentasi
Fermentasi alkohol
Fermentasi alkohol merupakan suatu
reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan karbon dioksida.
Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk pembuatan
tape, roti atau minuman keras. Reaksi Kimia:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Fermentasi asam laktat
Fermentasi asam laktat adalah
respirasi yang terjadi pada sel hewan atau manusia, ketika kebutuhan oksigen
tidak tercukupi akibat bekerja terlalu berat. Di dalam sel otot asam laktat
dapat menyebabkan gejala kram dan kelelahan. Laktat yang terakumulasi sebagai
produk limbah dapat menyebabkan otot letih dan nyeri, namun secara perlahan
diangkut oleh darah ke hati untuk diubah kembali menjadi piruvat. Glukosa
dipecah manjadi 2 molekul asam piruvat melalui glikolisis , membentuk 2 ATP dan
2 NADH.
Fermentasi asam cuka
Merupakan suatu contoh fermentasi
yang berlangsung dalam keadaan aerob. fermentasi ini dilakukan oleh bakteri
asam cuka (acetobacter aceti) dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5
kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara
anaerob.
2.4
Manfaat
Fermentasi
Beberapa Manfaat/Keuntungan yang
dapat diperoleh dari proses pembuatan produk melalui proses fermentasi adalah:
§ Dapat
menghilangkan atau mengurangi zat antinutrisi
§ Dapat
meningkatkan kandungan nutrisi
§ Dapat
meningkatkan kecernaan
§ Dapat
menaikkan tingkat kesehatan, lebih menyehatkan,
§ Dapat
menaikkan waktu simpan, tahan lama, awet
§ Dapat
memiliki nilai jual lebih tinggi
Berikut adalah beberapa kelompok proses fermentasi yang menguntungkan
secara ekonomi :
§
Fermentasi yang memproduksi
sel mikroba (biomassa/biomass)
§
Fermentasi yang menghasilkan
enzim dari mikroba
§
Fermentasi yang menghasilkan
metabolit mikroba, misalnya ethanol, asam sitrat dan vitamin serta
antibiotik dan pemacu pertumbuhan
§
Proses Transformasi,
mengubah suatu senyawa menjadi senyawa yang lain
2.5
Mekanisme
Fermentasi
Secara sederhana, pada proses fermentasi
terjadi mekanisme reaksi yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Inokulum disini
adalah berupa mikroba atau mikroorganisme. Beberapa jenis mikroorganisme
yang sering dilibatkan dalam fermentasi adalah :
a. Bakteri, misalnya : Bacillus sp, Lactobacillus
sp, Streptococcus sp, Eschericia sp
b. Jamur, misalnya : Aspergilus sp,
Penicilium sp
c. Khamir (yeast) : Saccharomyces
sp.
Tabel berikut menggambarkan beberapa produk yang bisa dihasilkan dari
fermentasi beberapa jenis inokulum :
Substrat,disebut juga medium untuk terjadinya fermentasi. Substrat merupakan tempat
pertumbuhan mikroorganisme/inokulum. Substrat yang biasa digunakan adalah
berbahan dasar karbon, oleh karena itu banyak substrat berasal dari
tumbuh-tumbuhan dan sedikit yang dari hewan. Beberapa substrat, dapat saya
sebutkan seperti berikut ini :
§
Gula, bahan
makanan yang mengandung gula ini relatif mudah diperoleh untuk proses ini
§
Pati, jagung,
padi, gandum
§
Selulosa
§
Limbah industri Molase (tetes tebu), mengandung 50 % gula sebagai substrat untuk
memproduksi antibiotik, asam organik, damen, dan ampas tahu, bahkan urine
ternak.
2.6
Jenis
Fermentasi
2.6.1
Fermentasi
cair
Fermentasi Cair (liquid state fermentation, LSF) dan
Fermentasi Kering atau Media Padat (solid state fermentation, SSF). Fermentasi
Cair diartikan sebagai fermentasi yang melibatkan air sebagai fase kontinu dari
sistem pertumbuhan sel, berarti substrat terlarut atau tersuspensi dalam fase
cair. Contoh fermentasi cair misalnya fermentasi minuman anggur, asam cuka, dan
yoghurt.
2.6.2
Fermentasi
padat
Fermentasi
padat dapat
diartikan bahwa terjadinya fermentasi berlangsung dalam substrat tidak terlarut
namun mengandung cukup air sekalipun tidak mengalir. Fermentasi padat misalnya fermentasi pakan, bokashi, pembuatan oncom dan
tape/peuyeum. Materi pembahasan yang kita tekankan di sini adalah
fermentasi padat.
2.6.2.1
Keuntungan
Fermentasi pakan maupun bokashi,
yang merupakan salah satu cara fermentasi padat, memiliki keuntungan yang dapat
disebutkan berikut ini (Dharma, 1992) :
§
Medium yang digunakan relatif sederhana
§
Ruang yang diperlukan untuk peralatan fermentasi
relatif kecil, karena air yang digunakan relatif sedikit
§
Inokulum atau mikroba atau mikroorganisme dapat disiapkan
secara sederhana
§
Kondisi medium tempat pertumbuhan jamur atau bakteri
mendekati habitat alaminya
§
Aerasi dihasilkan dengan mudah karena ada ruang di
antara tiap partikel substrat
§
Produk yang dihasilkan dapat diperoleh dengan mudah
2.6.2.2
Faktor
yang mempengaruhi
§ Kadar air,
Kadar air yang optimum tergantung pada jenis substrat yang kita gunakan, jenis
inokulum dan target produk yang kita inginkan. Kisaran kadar air,
berdasarkan pengalaman di HCS adalah berkisar antara 30-40 %. Mengapa
kadar air begitu penting ? Kadar air yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
penurunan porositas, penurunan pertukaran gas, penurunan difusi oksigen,
penurunan volume gas dan meningkatkan resiko kontaminasi dengan bakteri.
Biasanya, bila kadar air terlalu tinggi, ciri-ciri produk yang dihasilkan akan
lebih cepat membusuk akibat fermentasi tidak optimal. Kualitas air
harus diperhatikan juga dan sedapat mungkin harus menghindari
air yang sudah terkontaminasi dan merugikan inokulum (mikroorganisme).
§ Temperatur,Temperatur
berpengaruh pada kecepatan atau laju pertumbuhan reaksi biokimia selama proses
fermentasi. Pada saat pembuatan fermentasi pakan maka sebaiknya di tempat
yang teduh dan terhindar dari terpaan sinar matahari langsung.
§ Pertukaran gas,
ini berhubungan dengan poin a, yaitu pertukaran gas dengan substrat padat. Dan
hati-hati, jangan lupa pada saat proses fermentasi, molasse atau gula
memegang peranan penting karena merupakan sumber karbon dalam fermentasi. Hasil
dari fermentasi pada pakan, misalnya, menghasilkan Protein Sel Tunggal (PST)
yang berasal dari mikroorganisme hasil fermentasi. Produk inilah yang
bisa digunakan sebagai pakan ternak. Bila mikroba yang digunakan tetap
bersama substratnya, maka secara keseluruhan dinamakan Produk Biomassa Mikrobial
(PBM).
PST mengandung berbagai mikroorganisme baik uni maupun
multiselular seperti bakteri atau jamur. PST ini bukan merupakan murni protein
saja, tetapi merupakan campuran protein, lemak, karbohidrat, asam nukleat,
vitamin, mineral. Kandungan protein ini tergantung pada tipe
mikroorganisme yang kita gunakan selama fermentasi. Fermentasi dengan
menggunakan SOT maupun SOC menghasilkan protein cukup tinggi dan mikroorganisme
yang dihasilkan dari pertumbuhan dan perkembangbiakkan dalam substrat sangat
tinggi dan cepat. Berikut adalah tabel nilai gizi dan komposisi beberapa
produk PST (sumber : Boda, 1990) :
2.7
Contok
Produk Hasil Fermentasi
2.7.1
Roti
Pengertian roti adalah proses tepung terigu yang difermentasikan dengan ragi
roti (Saccharomyces cerevisiae), air dan atau tanpa penambahan makanan lain
yang dipanggang kedalam adonan, Kemudian ditambahkan gula, garam, susu atau
susu bubuk, lemak, pengemulsi dan bahan-bahan pelezatseperti cokelat, keju,
kismis dan lain-lain (Haryono,1992).
Manfaat roti
diperkaya dengan berbagai macam zat gizi, beta karoten, thiamin (vit B1),
riboflavin (vit B2), niasin, serta sejumlahmineral berupa zat besi, iodium,
kalsium dan sebagainya. Roti juga diperkaya dengan asam amino tertentu untuk
meningkatkan mutu protein bagi tubuh.
2.7.2
Tape
Tape singkong
adalah tape yang dibuat dari singkong yang difermentasi.Makanan ini populer di
Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa
Timur. Di Jawa Barat, tapai singkong dikenal sebagai peuyeum (bahasa Sunda).
Pembuatan
tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai (Saccharomyces
cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Ada dua
teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak, dan tapai
kering, yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan
Tape
merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia,
terutama orang sunda. Tape ini dibuat dengan cara difermentasikan selama 2-3
hari, dengan bantuan bakteri saccharomyces cerivisiae. Mucor chlamidosporus dan
Endomycopsis fibuligera.
2.7.3
Alkohol
Fermentasi alkohol merupakan suatu
reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan karbondioksida.
Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk pembuatan
tape, roti atau minuman keras. Reaksi Kimia:
C6H12O6 →
2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Ragi dikenal sebagai bahan yang umum
digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Etanol untuk kegunaan
konsumsi manusia (seperti minuman beralkohol) dan kegunaan bahan bakar diproduksi dengan cara
fermentasi. Spesies ragi tertentu
(misalnya Saccharomyces cerevisiae) mencerna gula dan menghasilkan etanol dan karbon dioksida:
Proses membiakkan ragi untuk
mendapatkan alkohol disebut sebagai fermentasi.
Konsentrasi etanol yang tinggi akan beracun bagi ragi. Pada jenis ragi yang
paling toleran terhadap etanol, ragi tersebut hanya dapat bertahan pada
lingkungan 15% etanol berdasarkan volume.
Tape adalah produk fermentasi yang
berbentuk pasta atau kompak tergantung dari jenis bahan bakunya. Tape dibuat
dengan menggunakan starter yang berisi campuran mikroba. Produk ini mempunyai
cita rasa dan aroma yang khas, yaitu gabungan antara rasa manis, sedikit asam,
dan cita rasa alkohol. Di dalam fermentasi alkhohol (fermentasi yang
menghasilkan alkohol) yeast menguraikan senyawa dalam singkong untuk memperoleh
energi. Kelemahan fermentasi dibandingkan respirasi biasa adalah energi yang
dihasilkan lebih sedikit. Selain itu akan menghasilkan zat yang membahayakan
bagi yeast itu sendiri yaitu menghasilkan hasil sampingan(selain energi) berupa
etanol. Jika konsentrasi etanol dalam tape telah mencapai 13% maka yeast akan
mati. Jadi alkhohol (etanol) merupakan hasil sampingan pada proses fermentasi
alkohol.
2.7.4
Yogurth
Yoghurt atau dalam bahasa Turki disebut jogurt atau yogurut, yang
berarti susu asam. Pengertian Yoghurt adalah susu pasteurisasi yang
difermentasikan dengan bakteri tertentu (bakteri probiotik streptococcus dan
bakteri probiotik lactobaccillus) sehingga menghasilkan rasa asam dan aroma
yang khas. Seiring dengan banyaknya penelitian tentang manfaat yoghurt bagi kesehatan,
maka berkembanglah resep-resep pembuatan yoghurt dan aplikasinya dalam makanan
atau pun minuman. Bagi sebagian orang yang menyukai rasa asam, yoghurt dapat
diminum langsung tanpa ditambah apa pun sudah terasa lezat. Namun, bagi orang
yang tidak menyukai rasa asam, yoghurt dapat dibuat variasinya sehingga terasa
lebih nikmat. Yoghurt atau yogurt, adalah susu yang dibuat melalui fermentasi
bakteri.
Yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk susu kacang kedelai.
Tetapi produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu
(laktosa) menghasilkan asam laktat, yang berperan dalam protein susu untuk
menghasilkan tekstur seperti gel dan bau yang unik pada yoghurt. Yoghurt sering
dijual apa adanya, bagaimanapun juga rasa buah, vanilla atau coklat juga
populer.Yoghurt dibuat dengan memasukkan bakteri spesifik ke dalam susu di
bawah temperatur yang dikontrol dan kondisi lingkungan, terutama dalam produksi
industri. Bakteri merombak gula susu alami dan melepaskan asam laktat sebagai
produk sisa. Keasaman meningkat menyebabkan protein susu untuk membuatnya
padat. Keasaman meningkat (pH=4-5) juga menghindari proliferasi bakteri patogen
yang potensial.
2.7.5
Keju
Keju adalah produk
susu yang paling banyak dikonsumsi. Secara umum pembuatan keju diawali dari
pasteurisasi susu, kemudian pemberian penggumpal, biasanya berupa enzim yang
berasal dari rennet atau mikroba yang dapat mengasamkan susu. Setelah beberapa
jam akan terpisah menjadi gumpalan besar dan bagian yang cair. Gumpalan ini
kemudian dipotong-potong, dipanaskan, dan dipress agar cairan yang terkandung
di dalamnya banyak yang keluar.
Gumpalan dibentuk
dan dicelupkan (atau direndam) air garam atau ditaburi garam, untuk membunuh
bakteri yang merugikan, dan diberi jamur. Dan terakhir calon keju ini dimasakkan
pada kondisi tertentu. Kondisi serta lamanya pemasakkan tergantung dari jenis
keju yang dibuat.
Proses penggumpalan
susu pada awalnya menggunakan rennet sapi, bovine (dari keluarga sapi), serta
babi. Namun karena pertimbangan kehalalan produk serta segi ekonomisnya,
sehingga mulai dikembangkan pengganti rennet dengan memanfaatkan peranan dari
mikroba yang dapat mengasamkan susu.Mikroorganisme ini antara lain bakteri,
yeast, dan mold.
Ada dua belas
strain bakteri penggumpal susu, yang termasuk dalam delapan spesies yaitu, Brevibacterium
linens, Microbacterium folioforum, Arthrobacter arilaitensis, Staphylococcus
cohnii, Staphylococcus equorum, Brachybacteriumsp., Proteus vulgaris dan Psychrobacter sp..
Spesies yeast yang umumnya digunakan dalam pembuatan keju yaitu Yarrowia
lipolytica, Geotrichum candidum, dan Kluyveromyces lactis. Pada literatur lain, menjelaskan bakteri yang
berperan dalam proses penggumpalan susu dari gram positif antara lain bakteriStaphylococcus,
Micrococcus, dan Coryneform.
Sedangkan dari
golongan gram negatif antara lain Pseudomonas, Xanthomonas,
Enterobacter, Hafnia, dan Proteus. Namun
penggunaan Proteusjarang
digunakan karena umumnya menimbulkan kontaminan. Penggunaan kominitas mikroba
ini akan berpengaruh terhadap karakteristik baik bentuk, tekstur, rasa
dan aroma keju yang dihasilkan. Terutama pada keju limburger, numster dan
tilsiter yang menggunakan mikroba berbeda-beda.
2.8
Faktor
Yang Mempengaruhi Proses Fermentasi
Industri fermentasi dalam pelaksanaan proses dipengaruhi oleh beberapa
faktor:
§ Mikrobia
Sebagaimana dikemukakan bahwa proses
fermentasi adalah proses yang memanfaatkan jasa mikroorganisme, maka
pengendalian proses fermentasi pada dasarnya adalah pengendalian pertumbuhan
dan aktivitas mikroorganisme tersebut. Faktor utama yang mengendalikan
pertumbuhan mikroorganisme pada bahan pangan adalah :
§
Ketersediaan sumber-sumber karbon dan nitrogen yang
akan digunakan oleh mikroorganisme tersebut untuk tumbuh dan berkembang-biak,
§
Ketersediaan zat gizi khusus tertentu yang merupakan
persyaratan karakteristik bagi mikroorganisme tertentu untuk tumbuh dengan
baik,
§
Nilai pH produk pangan,
§
Suhu inkubasi,
§
Kadar air, dan
§
Ada/tidaknya kompetisi dengan mikroorganisme lainnya.
§
Dan mikrobia dalam industri fermentasi merupakan faktor
utama, sehingga harus memenuhi syarat-syarat tertentu yaitu:
Murni
Dalam proses-proses tertentu harus
menggunakan biakan murni (dari satu strain tertentu) yang telah diketahui
sifat-sifatnya. Untuk menjaga agar biakan tetap murni dalam proses maka kondisi
lingkungan harus dijaga tetap steril. Penggunaan kultur tunggal mempunyai
resiko yang tinggi karena kondisi harus optimum. Untuk mengurangi kegagalan
dapat digunakan biakan campuran. Keuntungan penggunaan biakan campuran adalah
mengurangi resiko apabila mikrobia yang lain tidak aktif melakukan fermentasi.
Dalam bidang pangan penggunaan biakan campuran dapat menghasilkan aroma yang
spesifik.
Dalam proses-proses tertentu harus
menggunakan biakan murni (dari satu strain tertentu) yang telah diketahui
sifat-sifatnya. Untuk menjaga agar biakan tetap murni dalam proses maka kondisi
lingkungan harus dijaga tetap steril. Penggunaan kultur tunggal mempunyai
resiko yang tinggi karena kondisi harus optimum. Untuk mengurangi kegagalan
dapat digunakan biakan campuran. Keuntungan penggunaan biakan campuran adalah
mengurangi resiko apabila mikrobia yang lain tidak aktif melakukan fermentasi.
Dalam bidang pangan penggunaan biakan campuran dapat menghasilkan aroma yang
spesifik.
Pengembangan inokulum yang terdiri
campuran biakan murni belum berkembang di Indonesia. Sebagai contoh, inokulum
tempe yang dibuat LIPI masih merupakan inokulum kultur tunggal sehingga
produsen tempe sering mencampur inokulum murni dengan inokulum tradisional
dengan maksud memperoleh hasil yang baik.
Inokulum tape (ragi tape) juga belum
berkembang. Di Malaysia, telah dikembangkan campuran kultur murni untuk membuat
tape rendah alkohol. Ini merupakan upaya untuk memenuhi tuntutan masyarakat
yang sebagian besar muslim. Isolatnya sendiri diperoleh dari ragi yang telah
ada di pasaran. Penggunaan inokulum campuran harus memperhatikan kebutuhan
nutrisi mikroorganismenya. Kultur campuran yang baik adalah model suksesi
sehingga antar organisme tidak bersaing namun saling mendukung untuk
pembentukan produk.
Unggul
Pada kondisi fermentasi yang
diberikan, mikrobia harus mampu menghasilkan perubahan-perubahan yang
dikehendaki secara cepat dan hasil yang besar. Sifat unggul yang ada harus
dapat dipertahankan. Hal ini berkaitan dengan kondisi proses yang diharapkan.
Proses rekayasa genetik dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat jasad dengan
maksud mempertinggi produk yang diharapkan dan mengurangi produk-produk ikutan.
Stabil
Pada kondisi yang diberikan,
mikrobia harus mempunyai sifat-sifat yang tetap, tidak mengalami perubahan
karena mutasi atau lingkungan.
Bukan
pathogen
Mikrobia yang digunakan adalah bukan
patogen bagi manusia maupun hewan, kecuali untuk produksi bahan kimia tertentu.
Jika digunakan mikrobia patogen harus dijaga, agar tidak menimbulkan akibat
samping pada lingkungan.
§
Bahan dasar
Bahan dasar untuk kepentingan
fermentasi dapat berasal dari hasil-hasil pertanian, perkebunan maupun limbah
industri. Bahan dasar yang umum digunakan di negara berkembang adalah:
1.
molase, karena banyak tebu
2.
jerami
3.
dedak
4.
kulit kopi, kulit coklat, sabut kelapa
5.
ampas tebu, ampas biji-bijian yang telah diambil
minyaknya
6.
kotoran binatang
7.
air limbah
8.
sampah sebagai komponen pupuk
9.
sisa pabrik kertas, pabrik susu dan sebagainya.
Bahan dasar harus mempunyai syarat-syarat:
1.
mudah didapat
2.
jumlah besar
3.
murah harganya
4.
bila diperlukan ada penggantinya.
§
Sifat-Sifat Proses
Sifat-sifat proses harus disesuaikan
dengan kondisi yang dibutuhkan oleh mikrobia dalam melakukan metabolisme.
Kondisi yang dibutuhkan dapat aerob ataupun anaerob, sedang bentuk medium dapat
cair ataupun padat. Dalam proses produksi dapat digunakan proses tertutup
ataupun kontinyu. Perbedaan kondisi yang dibutuhkan oleh mikrobia dalam proses
industry juga akan menentukan :
1.
tipe fermentor
2.
optimasi lingkungan: pH, aerasi, suhu. kadar nutrien
3.
Macam alat bantu: sumber air, listrik, kompresor dan
sebagainya
4.
cara pengunduhan hasil, sterilisasi.
§
Pilot-Plant
Pilot plant adalah semacam
laboratorium tetapi di atas skala laboratorium dan di bawah skala perusahaan.
Jika dalam pilot plant sudah menunjukkan hasil baik, dapat dibawa ke skala
industri, karena dalam skala industri sudah terkait modal sehingga
diperhitungkan kegagalan. Dengan pilot plant kegagalan dikurangi 75% daripada
langsung dari laboratorium.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar