Translate

Senin, 05 Desember 2016

Laporan Pembuatan CCO

I.     PENDAHULUAN
a.    Latar Belakang
Banyak ahli diet menuding minyak kelapa sebagai biang penyebab kegemukan. Hal itu juga diikuti oleh para dokter spesialis penyakit dalam yang juga sering menuliskannya sebagai pantangan untuk dimakan dalam resep-resepnya. Yang tak kalah lagi, par ahli kimia pun sering mengatakan bahwa minyak kelapa mengandung banyak asam lemak jenuh sehingga tidak baik untuk tubuh. Padahal anggapan itu tidak semuanya benar.
MCFA merupakan komponen asam lemak terbesar dalam minyak kelapa. Namun, asam lemak ini tidak digunakan dalam bentuk lipoprotein dan tidak diedarkan dalam aliran darah seperti lemak lainnya, tetapi dikirimkan langsung ke hati, lalu diubah menjadi energi. Asam lemak ini juga mudah dicerna dan diserap oleh dindinh usus karena ukuran molekulnya relatif kecil. Dengan demikian, dapat mengurangi kerja pancreas, saluran pencernaan, hati, serta tidak membuat lemak menumpuk dalam tubuh.
Saat mengonsumsi minyak kelapa murni, tubuh langsung menggunakannya untuk memproduksi energi, bukan menimbunnya di jaringan adipose sebagai lemak tubuh. Kandungan MCFA yang terdapat dalam minyak kelapa dapat menurunkan lemak, mengurangi tumpukan lemak, dan juga mendorong pembakaran LCFA (long chain fatty acid) penyebab obesitas. Selain itu, MCFA juga dapat merubah metabolisme ke dalam tingkatan yang lebih tinggi dan membakar lebih banyak kalori tubuh yang tidak dikonsumsi.
Berbagai penelitian telah menunjukkan keunggulan asam laurat bagi kesehatan. Asam laurat serta asm lemak jenuh beranati pendek dan sedang lainnya-asam kaprat, kaprilat,serta miristat-yang terdapat pada minyak kelapa ternyata juga mampu mengatasi kelebihan berat badan atau obesitas.
Studi eksperimantal menunjukkan bahwa pergantian minyak kedelai ke minyak kelapa dapat menurunkan berat badan secara bermakna. Hal ini dapat dijelaskan bahwa mengonsumsi minyak kelap, asam lemak jenuhnya langsung dibakar oleh tubuh dan menghasilkan energi.
Asam lemak jenuh rantai sedang yang terdapat dalam minyak kelapa begitu tiba dalam saluran pencernaan segera diserap oleh dinding usus tanpa harus mengalami proses hidrolisis terlebih dahulu. Selanjutnya, asam lemak jenuh tersebut dapat masukmengikuti aliran darah untuk dibawa ke hati guna dimetabolisme. Berbeda dengan minyak kedelai yang banyak mengandung asam lemak rantai panjang, dalam tubuh ditimbun dalam bentuk lemak karena tidak bisa langsung dibakar dan diserap tubuh sehingga menimbulkan kegemukan.

b.   Tujuan
·      Untuk mengetahui proses pembuatan CCO
·      Dapat mengelola kelapa jadi minyak secara tradisional
·      Menghasilkan minyak sesuai dengan prosedur yang telah ada

II.  TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komoditas strategis yang memilikiperan sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Manfaat tanaman kelapa tidak saja terletak pada daging buahnya yang dapat diolah menjadi santan, kopra, dan minyak kelapa, tetapi seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar. Demikian besar manfaat tanaman kelapa sehingga ada yang menamakannya sebagai "pohon kehidupan" (the tree of life) atau "pohon yang amat menyenangkan" (a heaven tree) (Asnawi dan Darwis 1985). Kelapa selain dijuluki sebagai "pohon kehidupan", juga menamakannya sebagai "pohon surga".
Kelapa merupakan tanaman tropis yang telah lama dikenal masyarakat Indonesia. Sekitar tahun enampuluhan, tanaman kelapa  merupakan  tanaman yang memiliki posisi strategis terutama sebagai bahan baku untuk pembuatan minyak goreng.  Pada era itu sampai tahun delapanpuluhan, tanaman kelapa dapat disebut berjaya, sehingga luas areal tanamnya mendominasi lahan di berbagai daerah.
Kelapa merupakan tanaman tropis yang telah lama dikenal masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari penyebaran tanaman  kelapa di hampir seluruh wilayah Nusantara, yaitu di Sumatera dengan areal 1,20 juta ha (32,90%), Jawa 0,903 juta ha (24,30%), Sulawesi 0,716 juta ha (19,30%), Bali, NTB, dan NTT 0,305 juta ha (8,20%), Maluku dan Papua 0,289 juta ha (7,80%), dan Kalimantan 0,277 juta ha (7,50%). Kelapa diusahakan petani baik di kebun maupun pekarangan (Nogoseno, 2003 dalam Supadi dan Nurmanaf, 2006). Supadi dan Nurmanaf (2006) menjelaskan bahwa kelapa merupakan tanaman perkebunan dengan areal terluas di Indonesia, lebih luas dibanding karet dan kelapa sawit, dan menempati urutan teratas untuk tanaman budi daya setelah  24 padi. 
Kelapa menempati areal seluas 3,70 juta ha atau 26% dari 14,20 juta ha total areal perkebunan. Sekitar 96,60% pertanaman kelapa dikelola oleh petani dengan rata-rata pemilikan 1 ha/KK (Allorerung dan  Mahmud 2003), dan sebagian besar diusahakan secara monokultur (97%), kebun campuran atau sebagai tanaman pekarangan. Peluang pengembangan agribisnis kelapa dengan produk bernilai ekonomi tinggi sangat besar. Alternatif produk yang dapat dikembangkan antara lain Virgin Coconut Oil (VCO),  Oleochemical (OC),  Desicated Coconut (DC),  Coconut Milk/Cream (CM/CC), Coconut Charcoal (CCL), Activated Carbon (AC), Brown Sugar (BS), Coconut Fiber (CF) dan Cocon Wood (CW), yang diusahakan secara parsial maupun terpadu. Pelaku agribisnis produk-produk tersebut mampu meningkatkan pendapatannya 5-10 kali dibandingkan dengan bila hanya menjual produk kopra
Crude Coconut Oil atau minyak kelapa murni terbuat dari daging kelapa segar. Prosesnya semua dilakukan dalam suhu relatif rendah. Daging buah diperas santannya. Santan ini diproses lebih lanjut melalui pemanasan dengan suhu relatif rendah, fermentasi, pendinginan, penambahan enzim, tekanan mekanis atau sentrifugasi.
Penambahan zat kimiawi anorganis dan pelarut kimia tidak dipakai serta pemakaian suhu tinggi berlebihan juga tidak diterapkan.Hasilnya berupa minyak kelapa murni yang rasanya lembut dan bau khas kelapa yang unik. Apabila beku warnanya putih murni dan dalam keadaan cair tidak berwarna atau bening.
Riset dan uji klinis telah membuktikan keampuhan dan khasiat crude coconut oil (CCO)untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan kehidupan sehat lainnya.
§  Mematikan berbagai virus yang menyebabkan mononucleosis, influenza, hepatitis C, cacar air, herpes dan penyakit-penyakit lainnya.
§  Mematikan jamur dan ragi yang menyebabkan candida, jock itch, kadas, athletes foot, ruam karena keringat dan popok dan infeksi lainnya.
§  Melumpuhkan dan mematikan cacing pita, lice, giardia dan parasit lainnya.
§  Menyediakan sumber nutrisi dan energi cepat.
§  Meredakan stres pada pankreas dan sistem-sistem enzim tubuh.
§  Membantu meredakan gejala-gejala dan mengurangi resiko kesehatan yang dihubungkan dengan diabetes.
§  Mengurangi gangguan yang dikaitkan dengan gejala kesulitan pencernaan dan cystic fibrosis.
§  Memperbaiki penyerapan kalsium dan magnesium serta mendukung perkembangan tulang dan gigi yang kuat.
§  Membantu melindungi diri terhadap serangan penyakit osteoporosis.
§  Mengurangi peradangan kronis.
§  Mendukung penyembuhan dan perbaikan jaringan tubuh.
§  Membantu mencegah sakit jantung, atherosclerosis dan stroke.
§  Membantu mencegah tekanan darah tinggi.
§  Memberikan penampilan rambut yang sehat dan tidak kering.
§  Mencegah kerusakan yang ditimbulkan radiasi sinar ultra violet pada kulit
§  Mengendalikan ketombe
Salah satu ciri khas minyak kelapa murni (CCO, Crude Coconut Oil) adalah tingginya kadar asam lemak. Berikut ini kami informasikan kepada Anda tentang keunggulan asam lemak yang dihasilkan CCO.
Kemampuan lain minyak kelapa murni adalah antivirus, antibakteri, antijamur, anti protozoa. Hal tersebut dikarenakan kandungan asam laurat, asam kaprilat, dan asam kaprat didalamnya. Sementara, jenis minyak lain tidak memiliki sifat antimikroba. Orang yang terinfeksi mikroba dan jamur disarankan minum langsung minyak kelapa 4-8 sendok per hari, yang diminum langsung setiap habis makan. Dengan cara itu sifat antimikrobanya masih ada.
Minyak yang berasal dari keluarga kelapa, mengandung antimikroba alami yang paten, seperti asam laurat (lauric acid)yang setara dengan air susu ibu yang kadarnya 50% dan asam kaprilik yang kadarnya 7%, serta asam kaprik yang kadarnya 7%. Adapun minyak sayur lain (jagung, kedelai, biji bunga matahari, dan kanola) tidak mengandung jenis anti mikroba sama sekali.
Asam laurat pertama kali ditemukan dalam minyak kelapa oleh Prof. Dr. John J Kabra, dari Department of Chemistry and Pharmachology, Michigan State University, Amerika, tahun 1960an. Manfaat dari asam laurat antara lain dapat membunuh berbagai macam jenis mikroba yang membran selnya asal asam lemak (lipid coated microorganism). Sifat asam laurat dapat melarutkan membran virus berupa lipid sehingga akan mengganggu kekebalan virus. Hal ini akan membuat virus inaktivasi. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh mikroba jenis ini seperti HIV, hepatitis C, herpes, influenza, cytomegalovirus, Strepcocous sp., Stapilococus sp., gram positive, gram negative, helicobacterpylory, dan candida. Sementara itu, asam kaprilat yang terdapat pada crude coconut oil sangat potensial untuk mematikan jamur (candida) penyebab keputihan.

III.             METODA PRAKTIKUM
a.    Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pembuatan Crude Coconut Oil adalah dengan menggunakan kuali, sendok masak dan kompor gas untuk pemanasan atau memasaknya. Selanjutnya ada tapisan santan, baskom, gelas ukur plastik, timbangan untuk menghasilkan santan. Bahan yang digunakan tidak terlau banyak yaitu hanya parutan kelapa tua dan air kelapa/air.
b.   Cara Kerja
Cara pembuatan CCO tidak terlalu susah, hal pertama yang kita lakukan adalah menimbang kelapa parut menggunakan timbangan. Kemudian taruh didalam baskom dan tambahkan air kelapa/air biasa dnegan jumlah setengah dari kelap (mis: kelapa 400 gram, air:200gram) kemudian diperas hingga menghasilkan santan. Kemudian saring santan dan masukan kedalam kuali lalu panaskan hingga terbentuk minyak dan ampas minya (blondo). Lakukan pemansan dengan api sedang sambil diaduk. Lalu pisahkan minyak dari blondo dengan cara penyaringan.

IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
a.    Hasil
·      Data :
-       Berat awal kelapa parut           : 400 gram
-       Air kelapa                                : 400 gram
-       Berat ampas + minyak             : 125 gram (setelah pemanasan)
-       Volume minyak                       : 47 ml
-       Berat minyak                           : 50 gram
·      Pengamatan :
-       Organoleptik
·      Warna                                 : bening keruh
·      Bau                                     : aroma kelapa
·      Kekentalan                          : kental sedang
-       % Rendemen

b.   Pembahasan
Dalam praktikum kali ini sangat banyak yang harus diperhatikan , mulai dari pemilihan kelapa. Kelapa yang digunakan harus kelapa yang sudah tua, karena kandungan minyaknya labih banyak dari kelapa yang muda. Selanjutnya dalam pemanasan seharusnya dalam pengadukannya jangan terlalu cepat. Karena jika terlalu cepat, saat minyak terbentuk maka ampas yang dihasilkan halus dan menyulitkan untuk penyaringan. Selain itu api yang digunaka jangan terlalu besar karena daat membuat ampas hangus dan menghasilkan minyak yang berwarna kuning atau coklat.

V.  KESIMPULAN
-       Kelapa yang digunakan adalah kelapa tua
-       Pemberian air kelapa / air biasa adalah ½ dari kelapa parutnya
-       Pemanaan menggunakan api sedang/kecil
-       Pengadukan lambat
-       Minyak yang dihasilkan = 47 mL dengan % rendemennya 40%

VI.             DAFTAR PUSTAKA
Sumber Trubus 429, Agustus 2005, hal 17
Disbun Lampung Barat, 2007
Allorerung et al. 2005
Asnawi dan Darwis 1985
sumber majalah Trubus September 2005

VII.          JAWAB PERTANYAAN
1.      Skema kerja pembuatan CCO
 





















2.      Jelaskan perbedaan cara pembuatan CCO dan VCO

CCO  : dengan pemanasan, kelapa yang digunakan tua, alb tinggi, yang diambil santan atau seluruhnya VCO : dengan pemanasan dengan suhu diatur, bisa dengan proses pendinginan (fermentasi), kelapa yang digunakan agak tua, alb rendah, yang diambil hanya skim(pemanasan), minyak langsung(pendinginan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar