I. PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang
Banyak ahli diet menuding minyak kelapa sebagai biang penyebab kegemukan.
Hal itu juga diikuti oleh para dokter spesialis penyakit dalam yang juga sering
menuliskannya sebagai pantangan untuk dimakan dalam resep-resepnya. Yang tak
kalah lagi, par ahli kimia pun sering mengatakan bahwa minyak kelapa mengandung
banyak asam lemak jenuh sehingga tidak baik untuk tubuh. Padahal anggapan itu
tidak semuanya benar.
MCFA merupakan komponen asam lemak terbesar dalam minyak kelapa. Namun,
asam lemak ini tidak digunakan dalam bentuk lipoprotein dan tidak diedarkan
dalam aliran darah seperti lemak lainnya, tetapi dikirimkan langsung ke hati,
lalu diubah menjadi energi. Asam lemak ini juga mudah dicerna dan diserap oleh
dindinh usus karena ukuran molekulnya relatif kecil. Dengan demikian, dapat
mengurangi kerja pancreas, saluran pencernaan, hati, serta tidak membuat lemak
menumpuk dalam tubuh.
Saat mengonsumsi minyak kelapa murni, tubuh langsung menggunakannya untuk
memproduksi energi, bukan menimbunnya di jaringan adipose sebagai lemak tubuh.
Kandungan MCFA yang terdapat dalam minyak kelapa dapat menurunkan lemak,
mengurangi tumpukan lemak, dan juga mendorong pembakaran LCFA (long chain fatty
acid) penyebab obesitas. Selain itu, MCFA juga dapat merubah metabolisme ke
dalam tingkatan yang lebih tinggi dan membakar lebih banyak kalori tubuh yang
tidak dikonsumsi.
Berbagai penelitian telah menunjukkan keunggulan asam laurat bagi
kesehatan. Asam laurat serta asm lemak jenuh beranati pendek dan sedang
lainnya-asam kaprat, kaprilat,serta miristat-yang terdapat pada minyak kelapa
ternyata juga mampu mengatasi kelebihan berat badan atau obesitas.
Studi eksperimantal menunjukkan bahwa pergantian minyak kedelai ke minyak
kelapa dapat menurunkan berat badan secara bermakna. Hal ini dapat dijelaskan
bahwa mengonsumsi minyak kelap, asam lemak jenuhnya langsung dibakar oleh tubuh
dan menghasilkan energi.
Asam lemak jenuh rantai sedang yang terdapat dalam minyak kelapa begitu
tiba dalam saluran pencernaan segera diserap oleh dinding usus tanpa harus
mengalami proses hidrolisis terlebih dahulu. Selanjutnya, asam lemak jenuh
tersebut dapat masukmengikuti aliran darah untuk dibawa ke hati guna dimetabolisme.
Berbeda dengan minyak kedelai yang banyak mengandung asam lemak rantai panjang,
dalam tubuh ditimbun dalam bentuk lemak karena tidak bisa langsung dibakar dan
diserap tubuh sehingga menimbulkan kegemukan.
b. Tujuan
·
Untuk
mengetahui proses pembuatan CCO
·
Dapat
mengelola kelapa jadi minyak secara tradisional
·
Menghasilkan
minyak sesuai dengan prosedur yang telah ada
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Kelapa (Cocos nucifera
L.) merupakan komoditas strategis yang memilikiperan sosial, budaya, dan
ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Manfaat tanaman kelapa tidak saja
terletak pada daging buahnya yang dapat diolah menjadi santan, kopra, dan
minyak kelapa, tetapi seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang
besar. Demikian besar manfaat tanaman kelapa sehingga ada yang menamakannya
sebagai "pohon kehidupan" (the tree of life) atau "pohon yang
amat menyenangkan" (a heaven tree) (Asnawi dan Darwis 1985). Kelapa selain
dijuluki sebagai "pohon kehidupan", juga menamakannya sebagai
"pohon surga".
Kelapa merupakan
tanaman tropis yang telah lama dikenal masyarakat Indonesia. Sekitar tahun
enampuluhan, tanaman kelapa
merupakan tanaman yang memiliki
posisi strategis terutama sebagai bahan baku untuk pembuatan minyak goreng. Pada era itu sampai tahun delapanpuluhan,
tanaman kelapa dapat disebut berjaya, sehingga luas areal tanamnya mendominasi
lahan di berbagai daerah.
Kelapa merupakan
tanaman tropis yang telah lama dikenal masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat
dari penyebaran tanaman kelapa di hampir
seluruh wilayah Nusantara, yaitu di Sumatera dengan areal 1,20 juta ha
(32,90%), Jawa 0,903 juta ha (24,30%), Sulawesi 0,716 juta ha (19,30%), Bali,
NTB, dan NTT 0,305 juta ha (8,20%), Maluku dan Papua 0,289 juta ha (7,80%), dan
Kalimantan 0,277 juta ha (7,50%). Kelapa diusahakan petani baik di kebun maupun
pekarangan (Nogoseno, 2003 dalam Supadi dan Nurmanaf, 2006). Supadi dan
Nurmanaf (2006) menjelaskan bahwa kelapa merupakan tanaman perkebunan dengan
areal terluas di Indonesia, lebih luas dibanding karet dan kelapa sawit, dan
menempati urutan teratas untuk tanaman budi daya setelah 24 padi.
Kelapa menempati areal
seluas 3,70 juta ha atau 26% dari 14,20 juta ha total areal perkebunan. Sekitar
96,60% pertanaman kelapa dikelola oleh petani dengan rata-rata pemilikan 1
ha/KK (Allorerung dan Mahmud 2003), dan sebagian
besar diusahakan secara monokultur (97%), kebun campuran atau sebagai tanaman
pekarangan. Peluang pengembangan agribisnis kelapa dengan produk bernilai
ekonomi tinggi sangat besar. Alternatif produk yang dapat dikembangkan antara
lain Virgin Coconut Oil (VCO),
Oleochemical (OC), Desicated
Coconut (DC), Coconut Milk/Cream
(CM/CC), Coconut Charcoal (CCL), Activated Carbon (AC), Brown Sugar (BS),
Coconut Fiber (CF) dan Cocon Wood (CW), yang diusahakan secara parsial maupun
terpadu. Pelaku agribisnis produk-produk tersebut mampu meningkatkan
pendapatannya 5-10 kali dibandingkan dengan bila hanya menjual produk kopra
Crude Coconut Oil atau minyak kelapa
murni terbuat dari daging kelapa segar. Prosesnya semua dilakukan dalam suhu
relatif rendah. Daging buah diperas santannya. Santan ini diproses lebih lanjut
melalui pemanasan dengan suhu relatif rendah, fermentasi, pendinginan,
penambahan enzim, tekanan mekanis atau sentrifugasi.
Penambahan zat kimiawi anorganis dan
pelarut kimia tidak dipakai serta pemakaian suhu tinggi berlebihan juga tidak
diterapkan.Hasilnya berupa minyak kelapa murni yang rasanya lembut dan bau khas
kelapa yang unik. Apabila beku warnanya putih murni dan dalam keadaan cair tidak
berwarna atau bening.
Riset dan uji klinis telah membuktikan keampuhan dan khasiat crude coconut
oil (CCO)untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan kehidupan sehat lainnya.
§ Mematikan
berbagai virus yang menyebabkan mononucleosis, influenza, hepatitis C, cacar
air, herpes dan penyakit-penyakit lainnya.
§ Mematikan
jamur dan ragi yang menyebabkan candida, jock itch, kadas, athletes foot, ruam
karena keringat dan popok dan infeksi lainnya.
§ Melumpuhkan
dan mematikan cacing pita, lice, giardia dan parasit lainnya.
§ Menyediakan
sumber nutrisi dan energi cepat.
§ Meredakan
stres pada pankreas dan sistem-sistem enzim tubuh.
§ Membantu
meredakan gejala-gejala dan mengurangi resiko kesehatan yang dihubungkan dengan
diabetes.
§ Mengurangi
gangguan yang dikaitkan dengan gejala kesulitan pencernaan dan cystic fibrosis.
§ Memperbaiki
penyerapan kalsium dan magnesium serta mendukung perkembangan tulang dan gigi
yang kuat.
§ Membantu
melindungi diri terhadap serangan penyakit osteoporosis.
§ Mengurangi
peradangan kronis.
§ Mendukung
penyembuhan dan perbaikan jaringan tubuh.
§ Membantu
mencegah sakit jantung, atherosclerosis dan stroke.
§ Membantu
mencegah tekanan darah tinggi.
§ Memberikan
penampilan rambut yang sehat dan tidak kering.
§ Mencegah
kerusakan yang ditimbulkan radiasi sinar ultra violet pada kulit
§ Mengendalikan
ketombe
Salah satu ciri khas minyak kelapa
murni (CCO, Crude Coconut Oil) adalah tingginya kadar asam lemak. Berikut ini
kami informasikan kepada Anda tentang keunggulan asam lemak yang dihasilkan
CCO.
Kemampuan lain minyak kelapa murni
adalah antivirus, antibakteri, antijamur, anti protozoa. Hal tersebut
dikarenakan kandungan asam laurat, asam kaprilat, dan asam kaprat didalamnya.
Sementara, jenis minyak lain tidak memiliki sifat antimikroba. Orang yang
terinfeksi mikroba dan jamur disarankan minum langsung minyak kelapa 4-8 sendok
per hari, yang diminum langsung setiap habis makan. Dengan cara itu sifat
antimikrobanya masih ada.
Minyak yang berasal dari keluarga
kelapa, mengandung antimikroba alami yang paten, seperti asam laurat (lauric
acid)yang setara dengan air susu ibu yang kadarnya 50% dan asam kaprilik yang
kadarnya 7%, serta asam kaprik yang kadarnya 7%. Adapun minyak sayur lain
(jagung, kedelai, biji bunga matahari, dan kanola) tidak mengandung jenis anti
mikroba sama sekali.
Asam laurat pertama kali ditemukan
dalam minyak kelapa oleh Prof. Dr. John J Kabra, dari Department of Chemistry
and Pharmachology, Michigan State University, Amerika, tahun 1960an. Manfaat
dari asam laurat antara lain dapat membunuh berbagai macam jenis mikroba yang
membran selnya asal asam lemak (lipid coated microorganism). Sifat asam laurat
dapat melarutkan membran virus berupa lipid sehingga akan mengganggu kekebalan
virus. Hal ini akan membuat virus inaktivasi. Beberapa penyakit yang disebabkan
oleh mikroba jenis ini seperti HIV, hepatitis C, herpes, influenza,
cytomegalovirus, Strepcocous sp., Stapilococus sp., gram positive, gram
negative, helicobacterpylory, dan candida. Sementara itu, asam kaprilat yang
terdapat pada crude coconut oil sangat potensial untuk mematikan jamur
(candida) penyebab keputihan.
III.
METODA PRAKTIKUM
a. Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pembuatan Crude Coconut Oil
adalah dengan menggunakan kuali, sendok masak dan kompor gas untuk pemanasan
atau memasaknya. Selanjutnya ada tapisan santan, baskom, gelas ukur plastik,
timbangan untuk menghasilkan santan. Bahan yang digunakan tidak terlau banyak
yaitu hanya parutan kelapa tua dan air kelapa/air.
b. Cara
Kerja
Cara pembuatan CCO tidak terlalu susah, hal pertama yang
kita lakukan adalah menimbang kelapa parut menggunakan timbangan. Kemudian
taruh didalam baskom dan tambahkan air kelapa/air biasa dnegan jumlah setengah
dari kelap (mis: kelapa 400 gram, air:200gram) kemudian diperas hingga
menghasilkan santan. Kemudian saring santan dan masukan kedalam kuali lalu
panaskan hingga terbentuk minyak dan ampas minya (blondo). Lakukan pemansan
dengan api sedang sambil diaduk. Lalu pisahkan minyak dari blondo dengan cara
penyaringan.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil
·
Data :
- Berat awal kelapa parut : 400 gram
- Air kelapa :
400 gram
- Berat ampas + minyak : 125 gram (setelah pemanasan)
- Volume minyak : 47 ml
- Berat minyak :
50 gram
·
Pengamatan
:
- Organoleptik
·
Warna : bening keruh
·
Bau : aroma
kelapa
·
Kekentalan
: kental sedang
- % Rendemen
b. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini sangat banyak yang
harus diperhatikan , mulai dari pemilihan kelapa. Kelapa yang digunakan harus
kelapa yang sudah tua, karena kandungan minyaknya labih banyak dari kelapa yang
muda. Selanjutnya dalam pemanasan seharusnya dalam pengadukannya jangan terlalu
cepat. Karena jika terlalu cepat, saat minyak terbentuk maka ampas yang
dihasilkan halus dan menyulitkan untuk penyaringan. Selain itu api yang
digunaka jangan terlalu besar karena daat membuat ampas hangus dan menghasilkan
minyak yang berwarna kuning atau coklat.
V. KESIMPULAN
- Kelapa yang digunakan adalah kelapa tua
- Pemberian air kelapa / air biasa adalah ½
dari kelapa parutnya
- Pemanaan menggunakan api sedang/kecil
- Pengadukan lambat
- Minyak yang dihasilkan = 47 mL dengan %
rendemennya 40%
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Trubus 429, Agustus 2005, hal 17
Disbun Lampung Barat, 2007
Allorerung et al. 2005
Asnawi dan Darwis 1985
sumber majalah Trubus September 2005
VII.
JAWAB PERTANYAAN
1.
Skema
kerja pembuatan CCO
2.
Jelaskan
perbedaan cara pembuatan CCO dan VCO
CCO : dengan pemanasan, kelapa yang digunakan
tua, alb tinggi, yang diambil santan atau seluruhnya VCO : dengan pemanasan
dengan suhu diatur, bisa dengan proses pendinginan (fermentasi), kelapa yang
digunakan agak tua, alb rendah, yang diambil hanya skim(pemanasan), minyak
langsung(pendinginan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar