Translate

Senin, 05 Desember 2016

Filter Fotometer

TUJUAN
a.    Untuk memahami prinsip kerja pengukuran menggunakan filter fotometer.
b.    Untuk menentukan konsentrasi larutan contoh (Cx) secara fotometris dengan filter fotometer.
c.    Untuk pengenalan sifat-sifat absorpsi sinar.

TEORI DASAR
Metoda kolometri dan fotometri merupakan salah satu metoda yang penting dalam analisis kuantitatif.
Fotometri adalah suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran besaran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna dengan menggunakan detektor fotosel, dimana besaran ini merupakan fungsi dari kandungan komponen tertentu yang melakukan penyerapan. Pada kolorimeter visual kita melihat intensitas warna dengan mata telanjang.
Akan tetapi karena ketelitian visual mata terbatas, maka tidaklah mungkin mendapatkan hasil yang reprodusibel. Untuk mengurangi kesalahan tersebut, intensitas sel emisi biasanya diukur dengan fotosel. Pada metode visual, kita dapat menggunakan sumber lampu yang tidak monokromatis. Karena itu pada fotometri kita menggunakan filter interferensi untuk membuat hasil yang akurat.
Disini digunakan filter untuk mengisolasi daerah spektrum yang diinginkan. Filter interferensi ini terdiri dari kaca berwarna maupun gelatin yang berwarna dan mempunyai sifat yang mentransmisikan sinar dari spektrum daerah tertentu saja.
Alat filter fotometri dapat digunakan bila cahaya yang diserap dapat dideteksi pada daerah dan larutan yang digunakan dengan larutan yang akan dianalisa harus berbeda. Pemilihan filter yang tepat untuk analisa tertentu adalah hal terpenting karena kepekaan pengukuran secara langsung bergantung pada filter yang digunakan.
Warna cahaya yang diserap oleh suatu larutan adalah komplemen dari warna cahaya larutan. Misalnya larutan merah, karena larutan tersebut meneruskan warna merah dan menyerap bagian spektrum yang hijau kebiru-biruan, yaitu komponen dari warna merah. Dalam hal ini yang berubah dalam konsetrasi larutan adalah intensitas warna hijau kebiru-biruan, sehingga filter yang digunakan untuk mengukur %T atau A (adsorban) larutan adalah filter yang berwarna hijau kebiru-biruan.
Bila tersedia beberapa filter dengan corak warna yang hampir sama maka harus dipilih filter yang menghasilkan serapan maksimum atau pembacaan transmitan yang minimum. Jadi panjang gelombang yang dipakai untuk penentuan  kuantitatif digunakan panjang gelombang yang menghasilkan serapan maksimum.
            Fotometer dapat dibedakan atas:
1.   Berdasarkan jenis kromatornya terdiri dari:
a.    Filter fotometer
b.   Spektofotometer
2. Berdasarkan sinarnya, terdiri dari:
a. Fotometer berkas sinar tunggal
b. Fotometer berkas sinar ganda atau rangkap
3. Berdasarkan daerah gelombang yang digunakan:
a.    sinar tampak (400 – 750)
b.   sinar UV (200 – 400)
c.    sinar IR (besar dari 700nm)
Pada fotometer berkas ganda terdapat dua tipe model :
§  Fotometer berkas ganda yang pertama, yaitu :
Kedua fotoselnya tetap, sedangkan variasi intensitas didapat dari tahanan geser atau diafragma iris. Salah satu dari fotosel dapat digerakkan sesuai dengan berkas sinar yang jatuh. Sebenarnya ide dasar penggunaan berkas sinar ganda tersebut agar fluks cahaya yang masuk kondisinya sama sehingga dapat mengurangi kesalahan pengoperasian. Pada berkas ganda ini yang mula-mula diatur pada respon yang sama untuk mengoperasikannya, kuvet diisi dengan pelarut dan jumlah radiasi yang jatuh pada sel pembanding diatur sedemikian rupa sehingga galvanometer menunjuk nol. Kemudian larutan pembanding diganti dengan larutan sample sehingga akan tampak penyimpangan skala galvanometer. Penyimpangan galvanometer dibuat menjadi nol dengan perangkat tegangan listrik. Penunjuk pada perangkat tegangan listrik ini digunakan untuk membaca skala absorbansi.
§  Fotometer berkas ganda yang kedua, yaitu :
Berkas sinar yang dilewatkan ke lensa dan filter yang kemudian dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama lewat ke kuvet dan jatuh pada fotosel. Bagian kedua, sinar menumbuk reflector dan akhirnya ke fotosel referensi. Respon efektif (akhir) sel merupakan absorbansi larutan sample jika kedua fotosel diatur mempunyai respon yang sama dengan mula-mula. Ini secara umum dilakukan pada tipe model dua, yaitu dengan memutar fotosel sepanjang sumbu vertical. Pada pengerjaan alat, berkas sinar dilewatkan ke larutan referensi. Galvanometer di nolkan dengan pengatur nol. Bila berkas cahaya melalui larutan sample, galvanometer memperlihatkan penyimpangan. Penyimpangan ditiadakan dengan menggeser jarum (penunjuk) yaitu dengan menggerakkan fotosel dimana dihubungkan ke pembacaan skala jarum absorbansi atau transmitan.
Kolometri dengan fotometri berbeda, karena pada kolometri digunakan sumber cahaya polikromator dengan detektornya mata, sedangkan fotometri menggunakan sumber cahaya monokromatis dengan detektornya fotosel.
Yang digunakan dalam praktikum ini yaitu filter fotmeter sinar tunggal. Dimana monokromatornya adalah sebuah filter yang dapat meneruskan sinar pada jenis warna sinar tertentu yang berupa sinar monokromatis.
Sinar monokromatis yang dihasilkan diteruskan pada cuvet yang berisi larutan berwarna sehingga akan terjadi penyerapan sebagian sinar dan ada sebagian lagi sinar ditransmisikan. Sinar yang ditransmisikanakan dirubah oleh detektor menjadi energi listrik yang sebanding. Besarnya energi listrik yang dihasilkan dapat terbaca pada sistem indikator dengan bentuk transmitan (0 – 100%). Bila tersedia beberapa buah filter dengan corak warna yang hampir sama. Maka dipilih filter yang menghasilkan pembacaan absorban maksimum atau pembacaan transmitan yang minimum.Jadi panjang gelombang yang dipakai untuk penentuan  kuantitatif digunakan panjang gelombang yang menghasilkan serapan maksimum.
Hukum Lambert menyatakan bahwa pengurangan intensitas radiasi sinar monokromatis oleh suatu medium penyerap sebanding dengan logaritma dari penambahan panjang lajur larutannya, sedangkan untuk lajur yang tertentu hukum Beer menjelaskan pengurangan ini sebanding dengan peningkatan konsentrasi atau jumlah molekul pengabsorbsinya.
Fotometer dapat dipergunakan untuk keperluan mengukur cahaya dalam arti yang seluas-luasnya. Cahaya yang dapat diukur bisa berupa cahaya yang berasal dari flouresensi, cahaya difusi, cahaya transmisi dll. Konstruksi sebuah fotometer tidak berbeda banyak dengan konstruksi sebuah kolorimeter. Salah satu penggunaan filter fotometer adalah untuk menetukan kadar suatu zat atau ion dalam larutan. Dimana absorban merupakan fungsi dari konsentrasi. Penentuan kadar ini didasarkan pada hukum Lambert Beer yaitu :
A = - log T = a . b . c
Dimana :  A = absorban
T = trannsmitan
a = koefisien absorbs ( absorbtivity)
b = tebal kuvet
c = konsentrasi  (gram/L)
Fotometer memiliki beberapa keunggulan:
§  Dapat mengukur intensitas sinar yang kokoh
§  Harganya relative murah
§  Tidak membutuhkan arus listrik
§  Detector lebih mudah membedakan warna
§  Dapat memilih panjang gelombang
Namun fotometer memiliki kelemahan yaitu karena tidak menggunakan penguat arus, intensitas cahaya yang terukur yang hanya tinggi saja.
Filter yang digunakan memiliki fungsi:
§  Memilih salah satu panjang gelombang yang diinginkan
§  Memperoleh analisa dengan kepekan yang tinggi
§  Mengurangi gangguan zat lain guna mendapatkan selektifitas yang baik
Memenuhi hukum Lamber-Beer
Metoda ini didasarkan atas metoda Hukum BEER yang menyatakan bahwa harga penyerapan sinar oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi dan tabel sel.
A = a x b x c
dimana :  A = absorban
               b = diameter sel (kuvet)
               a = absorptivity
               c = konsentrasi
Untuk melakukan analisis secara fotometris sinar tampak ada tiga langkah yang dilakukan :
1)   Pembentukan warna
2)   Pemilihan panjang gelombang
3)   Membuat kurva kalibrasi/ standar
Pembentukan warna biasanya ada beberapa yang dapat dipergunakan umtuk memilih cara mana yang akan dipakai. Zat pembentuk warna harus selektif dan dengan zat-zat asing (pengganggu) tidak membentuk warna yang dapat mengganggu.
Panjang gelombang yang dipakai untuk penentuan kuantitatif adalah panjang gelombang dimana terjadi penyerapan warna yang maksimum. Hal ini dapat ditentukan dengan membuat spectrum absorpsinya yaitu antara absorban dengan panjang gelombang. Untuk membuat kurva kalibrasi atau standar agar memenuhi Hukum Beer, maka perlu absorban dari larutan standar.

ALAT DAN BAHAN
Alat
·                Kuvet
·                Buret 50 mL
·                Gelas piala 250 mL
·                Labu ukur 100 mL
·                Labu ukur 25 mL
·                Pipet gondok 5 mL
·                Pompa hisap
·                Pipet tetes
·                Standar dan klem
·                Labu semprot
·                Filter fotometer
Bahan
·                Larutan induk Ammonium Feri Sulfat 500 ppm
·                Asam asetat 0,1 N
·                Asam salisilat 1%
·                Aquades

PROSEDUR KERJA
Cara Kerja
§   Dilakukan pengenceran larutan induk 500 ppm Fe+3 menjadi 25 ppm dengan menggunakan labu ukur 100 mL, kemudian diencerkan sampai tanda batas dengan aquades.
§   Pindahkan larutan ke dalam buret. Dibuat deret standar 0 ppm, 0,5 ppm, 1,0 ppm, 2,0 ppm, 4,0 ppm, 7,0 ppm dan 10,0 ppm pada labu ukur 25 mL.
§   Ditambahkan masing-masing pada deret standar 2 mL reagen pewarna asam salisilat 1%. Dan dipaskan sampai tanda batas dengan asam asetat 0,1 N dan homogenkan.
§   Kemudian sediakan larutan tugas (minta pada dosen) masukkan ke dalam labu ukur 25 mL dan ditambahkan 2 mL asam salisilat 1% dan dipaskan dengan asam asetat 0,1 N lalu dihomogenkan.
§   Isikan larutan deret standar dan sampel pada kuvet fotometer sebanyak lebih kurang ⅔ bahagian kuvet (ingat : hanya pada ⅓ bahagian kuvet yang boleh dipegang).
§   Tentukan tiga macam panjang gelombang (minta pada dosen).
§   Setelah itu dilakukan pengukuran dengan memasangkan filter yang ditugaskan pada fotometer, isikan larutan blanko. Set PI sehingga indicator tepat 100 %T.
§   Deret standar diukur pada filter I, setelah itu dilanjutkan dengan filter yang lainnya.
§   Khusus pada λ atau filter yang memberikan absorban maksimum diukur transmitan larutan tugas menggunakan filter tersebut.
§   Dibuat kurva kalibrasi standar antara konsentrasi dan absorban pada ketiga jenis filter yang ditugaskan.
§   Gunakan kurva ini untuk penentuan kadar Cx pada panjang gelombang λ serapan maksimum dari filter yang ditugaskan.
Gambar Alat

·                Filter
 

·                Filter Fotometer

PENGAMATAN
·      Larutan induk Fe → tidak berwarna (larutan bening)
·      Larutan asam salisilat 1% → tidak berwarna (larutan bening)
·      Larutan asam asetat 0,1 N → tidak berwarna (larutan bening)
·      Larutan standar Fe + asam salisilat 1% + asam asetat 0,1 N → larutan ungu bening (semakin tinggi konsentrasi, maka warna ungu larutan semakin pekat)

Panjang gelombang dan filter yang digunakan :
Panjang gelombang (λ)
Warna
610 nm
Orange
440 nm
Ungu
585 nm
Kuning

Panjang gelombang dan filter yang lainnya :
Panjang gelombang (λ)
Warna
660 nm
Merah
470 nm
Biru
515 nm
Hijau

DATA DAN PERHITUNGAN
Data
Pengukuran larutan standar Fe dengan 3 jenis filter / panjang gelombang
Konsentrasi Larutan Standar Fe+3 (ppm)
Transmitan, %T
λ 440 nm(ungu)
λ 585 nm (kuning)
λ 610 nm (orange)
0
98
98
97
0,5
98
99
98
1,0
99
95
97
2,0
98
99
93
4,0
96
96
95
7,0
93
90
92
10,0
87
87
85

Perhitungan
Pengenceran larutan induk Fe 500 ppm
(V1 x ppm1)        =          (V2 x ppm2)
V x 500 ppm      =          100 mL x 25 ppm
                   V     =            = 5 mL

Pembuatan larutan standar pada labu ukur 25 mL
·           0 ppm (blanko)
·           0,5 ppm
V  =  = 0,5 mL
·           1,0 ppm
V  =  = 1 mL
·           2,0 ppm
V  =  = 2 mL
·           4,0 ppm
V =  = 4 mL
·           7,0 ppm
V =  = 7 mL
·           10,0 ppm
V =  = 10 mL

Nilai Absorban Dari Larutan Standar
a.    λ 440 nm → Ungu
A = log %T



§  0 ppm à %T = 98
     = log 1,02041
     = 0,0087
§  0,5 ppm à %T = 98
     = log 1,02041
     = 0,0087
§  1,0 ppm à %T = 99
     = log 1,0101
     = 0,0044

§  2,0 ppm à %T = 98
     = log 1,02041
     = 0,0087
§  4,0 ppm à %T = 96
     = log 1,04167
     = 0,0198
§  7,0 ppm à %T = 93
     = log 1,07527
     = 0,0315
§  10,0 ppm à %T = 87
     = log 1,14943
     = 0,0604



b.    λ 585 nm → Kuning
A = log %T



§  0 ppm à %T = 98
     = log 1,02041
     = 0,0087
§  0,5 ppm à %T = 99
     = log 1,0101
     = 0,0044
§  1,0 ppm à %T = 95
     = log 1,05263
     =0,0222
§  2,0 ppm à %T = 99
     = log 1,0101
     = 0,0044
§  4,0 ppm à %T = 96
     = log 1,04167
     = 0,0198
§  7,0 ppm à %T = 90
     = log 1,11111
     = 0,0457
§  10,0 ppm à %T = 87
     = log 1,14943
     = 0,0604


c.    λ 610 nm Oren
A = log %T



§  0 ppm à %T = 97
     = log 1,03093
     = 0,0132
§  0,5 ppm à %T = 98
     = log 1,02041
     = 0,0087
§  1,0 ppm à %T = 97
     = log 1,03093
     = 0,0132
§  2,0 ppm à %T = 93
     = log 1,07527
     = 0,0315
§  4,0 ppm à %T = 95
     = log 1,05263
     = 0,0222
§  7,0 ppm à %T = 92
     = log 1,08696
     = 0,0362
§  10,0 ppm à %T = 85
     = log 1,17647
     = 0,0705



Pengukuran Kadar Larutan Tugas (Cx)
          Nilai absorban maksimum pada λ 610 nm.
Nilai %T Cx = 98
= log 1,02041
= 0,0087


Hubungan Antara %T dan A dengan konsentrasi pada berbagai λ
Konsentrasi
Standar(ppm)
λ 440 nm
λ 585 nm
λ 610 nm
% T
A
% T
A
% T
A
0
98 %
0.0087
98 %
0.0087
97 %
0.0132
0.5
98 %
0.0087
99 %
0.0044
98 %
0.0087
1.0
99 %
0,0044
95 %
0,0222
97 %
0,0132
2.0
98 %
0,0087
99 %
0,0044
93 %
0,0315
4.0
96 %
0,0198
96 %
0,0198
95 %
0,0222
7.0
93 %
0,0315
90 %
0,0457
92 %
0,0362
10,0
87 %
0.0604
87 %
0.0604
85 %
0.0705
Cx




98 %
0.0087

Kurva Kalibrasi Standar (Hubungan Konsentrasi dengan Absorban)
Pengolahan Data Kurva Kalibrasi Standar Pada λ 515 nm
No.
x (ppm)
y (A)
x.y
x2
y2
1
0
0.0132
0.0000
0.00
0.00017
2
0.5
0.0087
0.00435
0.25
0.00008
3
1
0,0132
0.0132
1
0.00017
4
2
0,0315
0.063
4
0.00099
5
4
0,0222
0.0888
16
0.00049
6
7
0,0362
0.2534
49
0.00131
7
10
0.0705
0.705
100
0.00497
Jumlah
24.5
0,1952
1,12775
170.25
0,00814
rata-rata
3.5
0,02789
0,16111
24.3214
0,00117

R =
=
=  0,9307

b          =
            =
            =
            =
            = 0.0053
Persamaan regresinnya : y = a + bx
                                                    y = 0,0093 + 0,0053(x)
Kurva Kalibrasi Standar


x        = 0 ppm
y        = 0,0093 + 0,0053(0)
          = 0,0093

x        = 0,5 ppm
y        = 0,0093 + 0,0053(0,5)
          = 0,01195

x        = 1 ppm
y        = 0,0093 + 0,0053(1)
          = 0,0146

x        = 2 ppm
y        = 0,0093 + 0,0053(2)
          = 0,0199

x        = 4 ppm
y        = 0,0093 + 0,0053(4)
          = 0,0305

x        = 7 ppm
y        = 0,0093 + 0,0053(7)
          = 0,0464

x        = 10 ppm
y        = 0,0093 + 0,0053(10)
          = 0,0623


Hubungan Absorban dengan konsentrasi pada panjang gelombang 610 nm
Konsentrasi (Cx) Larutan Tugas (Di ukur PadaMax yaitu 610 nm)
Transmitan larutan tugas  =  98 %T
A   = log
                         = log
                        = 0.0087


Absorban larutan tugas      : 0.0087                   (y)
Persamaan Regresi             : y = 0,0093+ 0,0053 (Cx)
y                   = 0,0093 + 0,0053(Cx)

0,0087          =  0,0093 + 0,0053(Cx)
0,0053(Cx)   = 0,0093 – 0,0087
 Cx    =
x 0.1132 ppm                   (Cx)
PEMBAHASAN
Dari praktikum filter fotometris yang telah dilakukan, praktikan mendapatkan 3 filter dengan λ berbeda yaitu 440 nm, 585 nm, dan 610 nm. Larutan berwarna yang diukur akan menghasilkan nilai transmitan maupun absorban yang berbeda pada masing-masing filter. Hal ini disebabkan karena larutan akan menyerap sinar yang berlawanan (warna komplementer) dari warna filter (λ) yang digunakan. Sedangkan sinar yang memiliki warna sama dengan warna filter akan diteruskan (dibaca sebagai transmitan). Dari ketiga filter yang digunakan, maka filter pada panjang gelombang 610 nm yang memiliki panjang gelombang yang maksimum. Sehingga sampel diukur transmitannya pada panjang gelombang tersebut. Pada kurva kalibrasi bisa kita lihat bahwa kurva tidak sesuai dengan garis linear, ini menyatakan bahwa praktikum yang dilakukan ada kesalahan. Kesalahan bisa terjadi dari berbagai faktor yaitu, kondisi alat yang tidak stabil, badan tabung reaksi terpagang oleh tangan, saat melihat skala tidak dilakukan dengan baik, maksudnya tidak tegak lurus. Selain itu seharusnya nilai %T makin lama makin turun, namun pada praktikum ada yang naik ada yang turun. Tidak stabil.

KESIMPULAN
Praktikum yang telahdilakukandidapatkan :                      
Cx : pada panjang gelombang 610 nm, A = 0,0087  dan konsentrasinya = 0,1132 ppm.


DAFTAR PUSTAKA
Bluedhowie, M, 1983, PetunjukPraktikumPengawasanMutuHasilPertanian I, Jakarta :DepartemenPendidikan Dan Kebudayaan.
Darmawangsa, Z.A, 1986, PenuntunPraktikumAnalisisInstrumental.Jakarta :CV.Grayuna.
Khopyor, S.N, 1984, KonsepDasar Kimia Analisis.Jakarta :Universitas Indonesia.



Folded Corner: pada panjang gelombang 610 nm menghasilkan 98%T dengan absorbant 0,0087 dengan Cx : 0,1132 ppm
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar