Translate

Selasa, 06 Desember 2016

Flame Fotometri

FLAME FOTOMETRIS

TUJUAN
a.    Dapat menentukan kadar Kalium (K) didalam suatu senyawa.
b.    Dapat menentukan kadar Kalium (K) didalam sampel buah nenas dan kadar Kalium pada sampel air sumur.
c.    Mengetahui prinsip kerja dan cara kerja analisis Kalium (K) didalam suatu sampel dengan menggunakan metoda Flame Fotometri.

TEORI DASAR
Apabila suatu unsur atau atom dalam keadaan dasar (ground state) diberi energi yang sangat besar dari luar seperti dibakar pada suhu tinggi akan menyebabkan atom menjadi tidak stabil dimana elektron-elektron yang mengelilingi inti atom akan berpindah ke orbit yang energinya lebih besar. Elektron-elektron yang berpindah tersebut cenderung kembali ke tempat kedudukan semula dan sewaktu elektron kembali ke kedudukan semula dipancarkan cahaya dalam bentuk nyala yang berwarna dengan panjang gelombang tertentu.
Peristiwa tersebut dikatakan atom dalam keadaan tereksitasi. Jadi yang dimaksud dengan atom dalam keadaan tereksitasi adalah atom yang bila diberi energi besar dari luar, elektron-elektron akan berpindah dan elektron yang berpindah tersebut cenderung kembali ke kedudukan semula serta sewaktu kembali dipancarkan cahaya dalam bentuk nyala berwarna sesuai dengan panjang gelombang.
Cahaya atau nyala yang dipancarkan sewaktu peristiwa eksitasi tersebut di atas dinamakan emisi nyala yang besarnya adalah:
      A = a. b. c             E = k. c
Dimana :
E = Emisi nyala
k = konstanta
c = konsentrasi
Semakin tinggi konsentrasi unsur yang terbakar, semakin besar pula emisi nyala dan warna juga semakin pekat. Jadi parameter nyala adalah suatu peralatan yang digunakan untuk menentukan konsentrasi atom atau unsur yang didasarkan atas pengukuran Emisi nyala apabila unsur tersebut mengalami peristiwa eksitasi.
Fotometer nyala khusus digunakan untuk menentukan konsentrasi unsur-unsur yang terdapat dalam golongan Alkali dan Alkali tanah.
·      Alkali : Li, Na, K, Rb, Cr, Fr
·      Alkali tanah : Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra

Peralatan Fotometer Nyala
Komponen-komponen peralatan dan bahan utama untuk peralatan Fotometer Nyala terdiri dari  :
a.    BBG (Bahan Bakar Gas)
BBG digunakan untuk membakar unsur atau atom nyala yang berwarna sebagai bahan bakar gas seperti gas propane (C3H8) dan gas LPG (Liquid Petrolium Gas)
b.    O2 atau Udara
O2 atau udara digunakan untuk mempertinggi suhu pembakaran.
c.    Atomizer (nebulizer)
Atomizer (nebulizer) adalah suatu alat yang bertujuan untuk mengubah larutan menjadi butiran-butiran halus yang menyerupai atom.
d.   Ruang pembakar
Bertujuan untuk membakar butiran-butiran halus yang menyerupai atom
e.    Saringan (filter) cahaya
Saringan cahaya digunakan untuk menyeleksi warna-warna nyala yang dihasilkan sewaktu atom mengalami eksitasi. Warna-warna nyala tersebut datang ke filter dan oleh filter dilakukan penyeleksian warna nyala. Warna-warna nyala dari unsur-unsur yang ditetapkan akan diserap oleh filter. Dan warna nyala dari unsur yang ditetapkan akan keluar dari filter. Warna filter yang digunakan harus sama dengan warna nyala dari unsur yang ditetapkan. Contoh : warna nyala unsur dari Natrium adalah kuning, maka gunakanlah filter yang bewarna kuning.
f.     Foto sel
Bertujuan untuk mengubah energi cahaya atau warna nyala menjadi energi listrik berupa kuat arus yang lemah.
g.    Amplifier
Bertujuan untuk memperkuat arus
h.    Recorder
Bertujuan untuk mencatat emisi nyala dari unsur yang terbakar

PRINSIP KERJA FOTOMETER NYALA
Pertama kali bahan bakar gas dinyalakan dan kemudian dialirkan O2 atau udara pada tekanan tertentu sampai diperoleh warna nyala biru yang kuat dan tajam. Langkah berikutnya adalah menentukan unsur apa yang akan ditentukan dengan jalan menetapkan posisi filter. Celupkan pipa kapiler yang ada di ujung atomizer ke dalam larutan contoh. Oleh atomizer larutan contoh akan berubah menjadi butiran-butiran halus yang menyerupai atom. Butiran-butiran halus yang menyerupai atom tersebut masuk ke dalam ruang pembakaran sehingga terjadi peristiwa eksitasi dari unsur-unsur.
Hasil peristiwa eksitasi tersebut berupa nyala yang berwarna. Nyala yang berwarna berasal dari unsur-unsur yang mengalami eksitasi melewati filter atau saringan cahaya untuk dilakukan penyeleksian warna-warna nyala dari unsur- unsur yang tereksitasi. Oleh filter cahaya, warna-warna nyala dari unsur yang tidak ditetapkan akan diserap oleh filter dan warna nyala dari unsur yang ditetapkan akan keluar melalui filter. Warna nyala yang keluar dari filter akan ditangkap oleh foto sel dan oleh foto sel warna nyala akan diubah menjadi besaran listrik berupa kuat arus yang lemah.
Kuat arus yang lemah diperkuat oleh amplifier sehingga recorder akan mencatat emisi nyala dari unsur yang akan ditetapkan. Sebelum membaca emisi nyala unsur yang ditetapkan terlebih dahulu fotometer nyala distandarisasi dengan aquades. Dimana pembacaan emisi nyala aquades harus angka nol, apabila fotometernyala telah distandarisasi barulah dibaca emisi nyala unsur yang akan ditetapkan.

ALAT DAN BAHAN
Alat
·      Labu Ukur 100 mL
·      Labu Ukur 50 mL
·      Gelas Piala 250 mL
·      Buret 50 mL
·      Pipet takar 10 mL
·      Pipet gondok 10 mL
·      Pipet tetes
·      Pump pipet
·      Flame Fotometer
Bahan
·      Aquadest
·      Larutan Induk KCl 500 ppm
·      Sampel air jeruk nipis
·      Sampel air sawah
·      Kertas saring

PROSEDUR KERJA
Pembuatan Larutan Standar KCl
1.    Dibuat larutan standar KCl 50 ppm dari larutan induk KCl 500 ppm dengan memipet larutan KCl 500 ppm sebanyak 10 mL dan diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 100 mL, lalu dihomogenkan.
2.    Dimasukkan larutan standar 50 ppm tersebut ke dalam buret.
3.    Lalu dibuat deret larutan standar Kalium yaitu 0; 1; 2; 4; 7; 10 ppm masing-masing dalam labu ukur 50 mL.
4.    Kemudian diencerkan dengan aquadest dan dihomogenkan.
Preparasi Sampel Air Jeruk Nipis
1.    Siapkan jeruk nipis , kemudian diperas dan dimasukkan kedalam wadah.
2.    Setelah itu perasan air jeruk nipis disaring.
3.    Kemudian dipipet air jeruk nipis sebanyak 1 mL dan diencerkan dalam labu ukur 50 mL dan dipaskan dengan aquadest.
Preparasi Sampel Air Sawah
1.    Dipipet air sumur sebanyak 1 mL, dipaskan dengan aquades dalam labu ukur 50 mL.
2.    Kemudian nilai emisi larutan diukur dengan menggunakan Flame Fotometer.
Pengukuran Emisi Kalium dengan Flame Fotometer
1.    Posisikan  filter select pada posisi K
2.    ON kan alat dan nyalakan api BBG
3.    Alirkan udara melalui kompresor udara dan nyala api harus biru dengan jalan memutar tombol fuel
4.    Celupkan pipa kapiler plastik yang ada di ujung atomizer ke dalam aquadest.
5.    Tepatkan pembacaan emisi (E) K blanko angka 00,0 dengan memutar tombol blank.
6.    Ganti aquadest dengan larutan standar 10 ppm K dan atur emisi K pada angka 100,0 dengan memutar tombol sensitivity mulai coarse dan diakhiri fine
7.    Lalu ganti larutan dengan blanko yang awal sampai didapatkan kembali angka 00,0
8.    Celupkan pipa kapiler tersebut ke dalam deretan larutan standar K mulai 0; 1; 2; 4; 7; dan 10 ppm. Catat emisi Na masing-masingnya.
9.    Ukur juga emisi larutan contoh (Cx) dan emisi sampel.

GAMBAR ALAT
Tombol
fuel
Tombol
d.p
Indikator
Tombol
fine
Tombol
blank
Tombol
On/Off
Tombol coarse
Tombol ignition
Tombol filter select
Celah untuk melihat nyala
Burner
Gambar Alat Flame Fotometer
PENGAMATAN
·      Larutan induk KCl 500 ppm merupakan larutan bening
·      Sampel air jeruk nipis merupakan larutan bening agak keruh
·      Sampel air sawah merupakan larutan keruh kekuningan

DATA DAN PERHITUNGAN
Data
Data yang didapatkan :
No.
Konsentrasi
Emisi
1
0
0.00
2
1
0.12
3
2
024
4
4
0.42
5
7
0.79
6
10
100
7
Air Jeruk Nipis
0.18
8
Air Sawah
0.26
9
Cx
0.96


Perhitungan
A.  Pengenceran Larutan induk KCl 500 ppm → larutan intermediet 50 ppm
(V x ppm)induk    = (V x ppm)intermediet
(V x 500 ppm)   = (100 mL x 50 ppm)
                     V   =  = 10 mL

B.  Pembuatan larutan standar dari larutan intermediet 50 ppm
·      0 ppm
V =  = 0 mL

·      4 ppm
V =  = 4 mL

·      1 ppm
V =  = 1 mL

·      7 ppm
V =  = 7 mL
·       2 ppm
V =  = 2 mL

·      10 ppm
V =  = 10 mL

Persamaan Regresi Linear :
No.
x
y
x.y
1
0
00
0
0
0
2
1
12
1
144
12
3
2
24
4
576
48
4
4
42
16
1764
168
5
7
79
49
6241
553
6
10
100
100
10000
1000
Jumlah
24
257
170
18725
1781
Rata
4
42,8
28.33
3120.83
296.8


R            =  
               =
=
=
=
=
          R            = 0,9964

b            =  
               =
               =  
               =
               =
 b                       = 10,17

 y            = a + bx
42,8        = a + 10,17 (4)
42.8        = a + 40,68
a             = 42,8 – 40,68
a             = 2,12

Jadi, persamaan regresinya :
y = 2,12 + 10,17(x)

·      x → 0 ppm
y = 2,12+ 10,17(0)
= 0

·      x → 1 ppm
y = 2,12 + 10,17(1)
= 2,12 + 10,17
= 12,29



·      x → 7 ppm
y = 2,12 + 10,17(7)
  = 2,12+ 71,19
  = 73.31

·      x → 2 ppm
y   = 2,12 + 10,17(2)
= 0.35+ 20.34
= 22,46

·      x → 10 ppm
y = 2,12+ 10,17(10)
  = 2,12+ 101,7
  =  103.82
·      x → 4 ppm
y = 2,12+ 10,17(4)
= 2,12+ 40,68
=  42,8

x
y
Regresi
0
0
0
1
12
12,29
2
24
22,46
4
42
42,8
7
79
73,31
10
100
103.82


C.  Konsentrasi K dalam sampel air jeruk nipis
Emisi = 18 → (y)
     y                 = a + b (x)
18                    = 2,12+ 10,17(x)
10,17   (x)        = 18 2,12
(x)        =
(x)        = 1,56 ppm
 








Faktor pengenceran sampel air jeruk nipis adalah sebanyak 50 x 10 = 500 kali
Jadi, konsentrasi sampel nenas adalah :
1,56 ppm x 500 = 780 ppm

D.  Konsentrasi K dalam sampel air sawah
        y              = a + b (x)
26                    = 2,12+ 10,17(x)
10,17    (x)       = 26 2,12
             (x)       =
 (x)       = 2,34 ppm
Emisi = 26 → (y)



Konsentrasi K dalam Cx
Emisi = 59.3 → (y)
Faktor pengenceran sampel air sawah adalah sebanyak 50 kali
Jadi, konsentrasi sampel nenas adalah :
2,34 ppm x 500 = 1170 ppm

       y               = a + b (x)
96                    = 2,12+ 10,17(x)
10,17    (x)       = 96 2,12
 (x)       =
 (x)       = 9,23 ppm → Cx
 
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan praktik dan perhitungan maka dapat diketahui bahwa ketiga macam sampel yang diuji masuk ke dalam range kurva kalibrasi standar Kalium (K). Dimana Kalium merupakan logam alkali sehingga dapat ditentukan dengan metoda Flame Fotometri ini.
Kadar Kalium (K) didalam sampel air jeruk nipis didapatkan sebesar 780 ppm, dimana pada praktikumnya sampel diencerkan terlebih dahulu karena saat pengukuran nilai emisi yang didapatkan sangat tinggi. Sedangkan kadar Kalium (K) didalam sampel alam, yaitu air sawah adalah sebesar 1170 ppm dan kadar Kalium (K) didalam sampel Cx adalah sebesar 9,23  ppm.

KESIMPULAN
Jadi, setelah dilakukan praktikum penentuan Kalium didalam sampel dengan metoda Flame Fotometri, maka dapat diketahui bahwa kadar Kalium didalam sampel :
·      Air Jeruk Nipis              : 780 ppm
·      Air Sawah                      : 1170 ppm
·      Dalam cx                       : 9,23 ppm

DAFTAR PUSTAKA
Darmawangsa. Z. A. 1986. Penuntun Paraktikum Analisis Instrumen. (dasar-dasar dan Penggunaan). CV Graguna Jakarta. Jakarta.
S.M. Kophlior. 1984. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia. Jakarta.
Underwood, A.L. dan R.A. Day. 1999. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi ke-5. Erlangga : Jakarta. Hal 490 – 542.

Kadar Kalium dalam :
·      Air Jeruk Nipis       = 780 ppm
·      Air Sawah             = 1170 ppm
·      Cx                           = 9,23 ppm
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar