Translate

Selasa, 06 Desember 2016

Laporan Pembuatan VCO

I.              PENDAHULUAN
a.    Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak pulau dan merupakan negara produsen kelapa utama di dunia. Hampir di semua propinsi di Indonesia dijumpai tanaman kelapa yang pengusahaannya berupa perkebunan rakyat. Hal ini merupakan peluang untuk pengembangan kelapa menjadi aneka produk yang bermanfaat.
Pohon kelapa sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia karena hampir semua bagian kelapa dapat dimanfaatkan. Buah kelapa yang terdiri atas sabut, tempurung, daging buah dan air kelapa tidak ada yang terbuang dan dapat dibuat untuk menghasilkan produk industri, antara lain sabut kelapa dapat dibuat keset, sapu, dan matras. Tempurung dapat dimanfaatkan untuk membuat karbon aktif dan kerajinan tangan. Dari batang kelapa dapat dihasilkan bahan­bahan bangunan baik untuk kerangka maupun untuk dinding serta atap. Daun kelapa dapat diambil lidinya yang dapat dipakai sebagai sapu, serta barang­barang anyaman.
Daging buah dapat dipakai sebagai bahan baku untuk menghasilkan kopra, minyak kelapa, coconut cream, santan dan parutan kering, sedangkan air kelapa dapat dipakai untuk membuat cuka dan nata de coco. Santan adalah cairan yang diperoleh dengan melakukan pemerasan terhadap daging buah kelapa parutan. Santan merupakan bahan makanan yang dipergunakan untuk mengolah berbagai masakan yang mengandung daging, ikan, ayam, dan untuk pembuatan berbagai kue­kue, es krim, gula­gula. Selain itu, kelapa juga menghasilkan produk olahan yang populer belakangan ini yaitu Virgin Coconut Oil (VCO) yang bermanfaat bagi kehidupan manusia (Suhardiyono, 1993).
Minyak kelapa murni atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan merupakan modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan. Pembuatan minyak kelapa murni ini memiliki banyak keunggulan yaitu tidak membutuhkan biaya yang mahal karena bahan baku mudah didapat dengan harga yang murah, pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu rumit, serta penggunaan energi yang minimal karena tidak menggunakan bahan bakar sehingga kandungan kimia dan nutrisinya tetap terjaga terutama asam lemak dalam minyak. Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa atau sering disebut dengan minyak goreng (minyak kelapa kopra) minyak kelapa murni mempunyai kualitas yang lebih baik. Minyak kelapa kopra akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum dan mudah tengik sehingga daya simpannya tidak bertahan lama (kurang dari dua bulan). Dari segi ekonomi minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak kelapa kopra sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan (anonim, 2009).VCO sangat kaya dengan kandungan asam laurat (laurat acid) berkisar 50­70 %. Di dalam tubuh manusia asam laurat akan diubah menjadi monolaurin yang bersifat antivirus, antibakteri dan antiprotozoa serta asam­asam lain seperti asam kaprilat, yang didalam tubuh manusia diubah menjadi monocaprin yang bermanfaat untuk penyakit yang disebabkan oleh virus HSV­2 dan HIV­1 dan bakteri neisseria gonnorhoeae.
Virgin Coconut Oil juga tidak membebani kerja pankreas serta dalam energi bagi penderita diabetes dan mengatasi masalah kegemukan/obesitas. Oleh karena pemanfaatannya yang cukup luas, maka dengan pembuatan minyak kelapa murni ini dapat menjadi salah satu obat alternatif, selain itu juga dapat meningkatkan nilai ekonomi (anonim, 2009).
b.   tujuan
§  Membuat minyak kelapa murni (VCO) dari daging buah kelapa.
§  Menganalisa sifat fisis dan kimia yang terkandung dalam minyak kelapa murni (VCO) yang dihasilkan.
c.    Manfaat
§  Bagi Peneliti
Meningkatkan kemampuan dalam melakukan penelitian dan menganalisa suatu bahan / produk.
§  Bagi Bangsa dan Negara
§  Segi Kesehatan
Dapat menjadi salah satu obat alternatif dari berbagai macam penyakit sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
§  Segi Ekonomi
-       Dapat menigkatkan produk olahan kelapa dan minat masyarakat untuk memproduksi dalam skala industri sehingga dapat meningkatkan pendapatan atau perekonomian negara.
-       Dapat meningkatkan nilai jual dari produk kelapa khususnya minyak kelapa murni (VCO).
§  Bagi Kemajuan IPTEK
Dapat menjadi salah satu terobosan teknologi dalam mengolah kelapa.

II.           TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan salah satu hasil pertanian Indonesia yang cukup potensial. Hampir semua bagian dari tanaman tersebut dapat dimanfaatkan. Banyak kegunaan yang dapat diperoleh dari kelapa dan salah satu cara untuk memanfaatkan buah kelapa adalah mengolahnya menjadi minyak makan atau minyak goreng. Produk kelapa yang paling berharga adalah minyak kelapa, yang dapat diperoleh dari daging buah kelapa segar atau dari kopra (Suhardiyono, 1995).
Kelapa (coconut) dikenal dengan berbagai sebutan seperti Nux indica, al djanz al kindi, ganz­ ganz, nargil, narle, tenga, temuai dan pohon kehidupan. Buah kelapa (cocos nucifera) termasuk famili palmae dari genus cocos. Pohon kelapa mempunyai tinggi rata­rata 12,3 meter dan sejak ditanam sampai berbuah hingga siap dipetik pohon kelapa membutuhkan waktu 12 bulan (Suhardiyono, 1993).
Pada dasarnya dikenal dua varietas kelapa, yaitu varietas Nana yang umum disebut kelapa genjah dan varietas Typica yang umum disebut kelapa dalam. Kelapa genjah berdasarkan sifatnya dibagi 5 yaitu : kelapa gading, kelapa raja, kelapa puyuh, kelapa raja malabr, kelapa hias. Kelapa dalam berdasarkan sifatnya dibagi 6 yaitu : kelapa hijau, kelapa merah, kelapa manis, kelapa bali, kelapa kopyor, kelapa lilin (Wahyuni, Mita, Ir., 2000). Buah kelapa terdiri dari bagian­bagian seperti:
-       Epicarp (Kulit Luar)
Yaitu kulit bagian luar yang berwarna hijau, kuning, atau jingga permukaannya licin, agak keras dan tebalnya 0,14 mm.
-       Mesocarp (Sabut)
Yaitu kulit bagian tengah yang disebut serabut terdiri dari bagian berserat tebalnya 3 ­ 5 mm.
-       Endocarp (Tempurung)
Yaitu bagian tempurung yang keras sekali tebalnya 3 ­ 5 mm, bagian dalam melekat pada kulit luar biji.
-       Testa ( Kulit Daging Buah )
Yaitu bagian dari warna kuning sampai coklat.
-       Endosperm (Daging Buah )
Yaitu bagian yang berwarna putih dan lunak, sering disebut daging kelapa yang tebalnya 8 ­ 10 mm.
-       Air Kelapa
Yaitu bagian yang berasa manis, mengandung mineral 4%, gula 2%, dan air.
-       Lembaga Yaitu bakal tanaman setelah buah
Buah Kelapa
Satu pohon kelapa dapat berbuah mulai dari 10 hingga 13 kali dalam setahun. Buah kelapa tumbuh dalam rumpun, bisa mencapai 12 buah per rumpun. Daging buah kelapa merupakan bagian yang paling penting dari komoditi asal pohon kelapa. Daging buah merupakan lapisan tebal berwarna putih. Bagian ini mengandung berbagai zat gizi. Kandungan zat gizi tersebut beragam sesuai dengan tingkat kematangan buah.
Selama perkembangannya, buah kelapa secara kontinyu mengalami kenaikan berat. Ukuran berat maksimum tercapai pada bulan ketujuh. Pada saat itulah jumlah air kelapa mencapai maksimal.
Setelah periode tersebut, air kelapa berkurang jumlahnya dan daging kelapa mengalami penebalan. Penebalan daging mencapai puncaknya pada bulan ke­9. Di atas bulan ke­10, kelapa dapat dikatakan tua. Pada periode tersebut, kadar air semakin berkurang. Itulah yang menyebabkan kelapa tua akan berbunyi jika dikocok­kocok.
Buah kelapa tua terdiri dari empat komponen utama, yaitu: 35 persen sabut, 12 persen tempurung, 28 persen daging buah, dan 25 persen air kelapa. Daging buah tua merupakan bahan sumber minyak nabati (kandungan minyak 30 persen).
Perbedaan mendasar antara daging buah kelapa muda dan tua adalah kandungan minyaknya. Kelapa muda memiliki rasio kadar air dan minyak yang besar. Kelapa disebut tua jika rasio kadar air dan minyaknya optimum untuk menghasilkan santan dalam jumlah terbanyak. Sebaliknya, bila buah kelapa terlalu tua, kadar airnya akan semakin berkurang. Pada kondisi tersebut, hasil santan yang diperoleh menjadi sedikit.
Daging Buah kelapa
Daging buah kelapa yang sudah masak dapat dijadikan kopra dan bahan makanan, daging buah merupakan sumber protein yang penting dan mudah dicerna. Komposisi kimia daging buah kelapa ditentukan oleh umur buah. Pada tabel 2.1 dapat dilihat komposisi kimia buah kelapa pada berbagai tingkat kematangan.

Tabel 2.1. Komposisi Kimia Daging Pada Berbagai Tingkat Kematangan
Analisa
( dalam 100 gr )
Buah Muda
Buah Setengah
Tua
Buah Tua
Kalori
68 kal
180 kal
359 kal
Protein
1 gr
4 gr
3,4 gr
Lemak
0,9 gr
13,0 gr
34,7 gr
Karbohidrat
14 gr
10 gr
14 gr
Kalsium
17 mg
10 mg
21 mg
Fosfor
30 mg
8 mg
21 mg
Besi
1 mg
1,3 mg
2 mg
Aktivitas vit. A
0,01 IU
10,0 IU
0,01 IU
Thiamin
0,0 mg
0,5 ng
0,1 mg
Asam Askorbat
4,0 mg
4,0 mg
2,0 mg
Air
83,3 gr
70 gr
46,9 gr
Bagian yang dapat dimakan
53,0 gr
53,0 gr
53,0 gr

Sumber : Thieme, J. G. ( 1968 ) dikutip dari Ketaren, 1986
Minyak Kelapa
Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan ke dalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat ketidakjenuhannya yang dinyatakan dengan bilangan Iod (iodine value), maka minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam golongan non drying oils, karena bilangan iod minyak tersebut berkisar antara 7,5­10,5.
Komposisi asam lemak minyak kelapa dapat dilihat pada tabel 2.2. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa asam lemak jenuh minyak kelapa kurang dari 90 persen. Minyak kelapa mengandung 84 persen trigliserida dengan tiga molekul asam lemak jenuh, 12 persen trigliserida dengan dua asam lemak jenuh dan 4 persen trigliserida dengan satu asam lemak jenuh.

Minyak Kelapa Murni
Minyak kelapa murni atau bahasa ilmiahnya virgin coconut oil adalah minyak perawan yang berasal dari sari pati kelapa, diproses secara higienis tanpa sentuhan api secara langsung dan bahan kimia tambahan. Dilihat dari warnanya, minyak kelapa murni jauh lebih bening seperti air mineral. Selain itu kadar air dan asam lemak bebasnya kecil, serta kandungan asam lauratnya tinggi. Minyak kelapa murni mengandung anti oksidan bebas sehingga mampu menjaga kekebalan tubuh.
Proses pembuatan minyak kelapa murni ini sama sekali tidak menggunakan zat kimia organis dan pelarut minyak. Dari proses seperti ini, rasa minyak yang dihasilkan lembut dengan bau khas kelapa yang unik. Jika minyak membeku, warna minyak kelapa ini putih murni. Sedangkan jika cair, VCO tidak berwarna ( bening ). Minyak kelapa murni tidak mudah tengik karena kandungan asam lemak jenuhnya tinggi sehingga proses oksidasi tidak mudah terjadi. Namun, bila kualitas VCO rendah, proses ketengikan akan berjalan lebih awal. Hal ini disebabkan oleh pengaruh oksigen, keberadaan air, dan mikroba yang akan mengurangi kandungan asam lemak yang berada dalam VCO menjadi komponen lain.
Secara fisik, VCO harus berwarna jernih. Hal ini menandakan bahwa di dalamnya tidak tercampur oleh bahan dan kotoran lain. Apabila didalamnya masih terdapat kandungan air, biasanya akan ada gumpalan berwarna putih. Keberadaan air ini akan mempercepat proses ketengikan. Selain itu, gumpalan tersebut kemungkinan juga merupakan komponen blondo yang tidak tersaring semuanya. Kontaminasi seperti ini secara langsung akan berpengaruh terhadap kualitas VCO.:
Minyak kelapa murni (VCO) mempunyai banyak manfaat terutama dalam bidang kesehatan (anonim, 2009) , diantaranya :
-       Merupakan antibakteri ,antivirus , antijamur dan antiprotozoa alamiah
-       Membantu meredakan gejala­gejala dan mengurangi resiko kesehatan yang dihubungkan dengan diabetes.
-       Membantu melindungi diri terhadap serangan penyakit osteoporosis.
-       Membantu mencegah tekanan darah tinggi.
-       Membantu mencegah penyakit liver.
-       Menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
-       Membantu mencegah penyakit kanker.
-       Membantu menurunkan berat badan.
-       Menjaga stamina tubuh.
-       Memelihara kesehatan kulit dan rambut.

Prinsip Pembuatan Minyak Kelapa Murni (Setiaji, B dan Surip, P, 2006)
Membuat VCO tidak sesulit yang dibayangkan. Bahkan, teknologi pembuatan VCO telah dilakukan oleh nenek moyang kita secara turun­temurun. Namun, cara tradisional perlu dibenahi agar kualitas VCO yang dihasilkan lebih baik. Disamping teknologi yang diterapkan sangat sederhana, bahan baku pun tersedia melimpah di Indonesia. Oleh karenanya pembuatan VCO sangat memungkinkan untuk diterapkan oleh petani di pedesaan sekalipun.
Kandungan kimia yang paling utama (tinggi) dalam sebutir kelapa yaitu air, protein, dan lemak. Ketiga senyawa tersebut merupakan jenis emulsi dengan protein sebagai emulgatornya. Emulsi adalah cairan yang terbentuk dari campuran dua zat atau lebih yang sama, di mana zat yang satu terdapat dalam keadaan terpisah secara halus atau merata di dalam zat yang lain. Sementara yang dimaksud dengan emulgator adalah zat yang berfungsi untuk mempererat (memperkuat) emulsi tersebut.
Dari ikatan tersebut protein akan mengikat butir­butir minyak kelapa dengan suatu lapisan tipis sehingga butir­ butir minyak tidak akan bisa bergabung, demikian juga dengan air. Emulsi tersebut tidak akan pernah pecah karena masih ada tegangan muka protein air yang lebih kecil dari protein minyak. Minyak kelapa (VCO) baru bisa keluar jika ikatan emulsi tersebut dirusak. Untuk merusak emulsi tersebut banyak sekali cara, yaitu dengan sentrifugasi, pengasaman, enzimatis, dan pancingan. Masing­masing cara tersebut memilki kelebihan dan kekurangan. Namun, secara umum teknologi tersebut sangat aplikatif.
Pembuatan minyak kelapa murni dengan enzimatis
Pembuatan VCO dengan cara enzimatis merupakan pemisahan minyak dalam santan tanpa pemanasan melainkan dengan bantuan enzim. Enzim bisa disintetis atau disuplai dari alam. Beberapa jenis enzim yang bisa digunakan untuk memecah ikatan lipoprotein dalam emulsi lemak yaitu papain (pepaya), bromelin (nanas), dan enzim protease yang berasal dari kepiting sungai. Enzim papain banyak yang terdapat dalam getah daun pepaya. Sementara enzim bromelin banyak terdapat pada bagian bonggol (hatinya) nanas.
Dengan rusaknya protein maka ikatan lipoprotein dalam santan juga akan terputus dengan sendirinya. Kemudian, minyak yang diikat oleh ikatan tersebut akan keluar dan mengumpul menjadi satu. Karena minyak memiliki masa (berat) jenis lebih rendah dibandingkan dengan air, maka posisinya kemudian berada paling atas, disusul dengan protein, dan terakhir (bawah) yaitu air.

Pembuatan VCO secara enzimatis memiliki kelebihan dan kekurangan :
Kelebihan
-       VCO berwarna bening, seperti kristal karena memang tidak mengalami proses pemanasan.
-       Kandungan asam lemak dan antioksidan di dalam VCO tidak banyak berubah sehingga khasiatnya tetap tinggi.
-       Tidak mudah tengik karena komposisi asam lemaknya tidak banyak berubah.
-       Tidak memutuhkan biaya tambahan yang terlalu mahal karena umumnya daun pepaya atau nanas dijual denga harga murah.
-       Rendemen yang dihasilkan cukup tinggi, yaitu dari 10 butir kelapa akan diperoleh sekitar 1.100 ml VCO.
Kekurangan
Memutuhkan waktu yang sangat lama dalam proses denaturasi protein untuk memisahkan minyak dari ikatan lioprotein, yaitu sekitar 20 jam.
Pembuatan minyak kelapa murni dengan pengasaman
Pengasaman merupakan salah satu upaya pembuatan VCO dengan cara membuat suasana emulsi (santan) dalam keadaan asam. Asam memiliki kemampuan untuk memutus ikatan lemak­protein dengan cara mengikat senyawa yang berikatan dengan lemak. Namun asam yang dicampurkan kedalam santan hanya bisa bekerja dengan maksimal bila kondisi pH (derajat keasamannya) sesuai. Pada proses pembuatan VCO, pH yang paling optimal yaitu 4,3. Pengukuran pH tersebut dilakukan dengan pH meter atau kertas lakmus.
Pembuatan VCO dengan pengasaman memiliki kelebihan dan kekurangan :
Kelebihan
-       Warna lebih bening dibandingkan dengan VCO yang dibuat secara tradisional.
-       Kandungan asam lemak dan antioksidannya tidak banyak berubah karena proses hanya memutuskan ikatan protein­lemak saja.
-       Daya simpan sangat lama, bisa sampai 10 tahun karena selama proses pembuatan tidak terjadi denaturasi komposisi gizinya.
-       Proses pembuatan tidak membutuhkan tenaga tambahan.
-       Tidak membutuhkan biaya terlalu mahal karena harga asam cuka sebagai bahan tambahan cukup murah.

Kekurangan
-       Tidak bisa diformulasikan secara pasti karena untuk mendapatkan pH 4,3 banyak faktor yang berpengaruh sehingga harus dilakukan pencampuran (santan dan asam) berulang­ulang.
-       pH campuran santan dan asam harus pas, yaitu 4,3. Apabila pH­nya kurang atau lebih kemungkinan kegagalan dalam pembuatan VCO sangat tinggi.
-       Waktu yang dibutuhkan untuk proses pembuatan VCO cukup lama, sekitar 10 jam.
Pembuatan minyak kelapa murni dengan sentrifugasi
Sentrifugasi merupakan salah satu pembuatan VCO dengan cara mekanik. Pembuatan VCO dengan sentrifugasi juga dikelompokan menjadi tiga, yaitu : pembuatan santan, pembuatan VCO serta penyaringan. Pada cara ini krim dimasukan dalam tabung ke dalam sentrifuse. Pemutusan ikatan lemak protein pada santan dilakukan dengan pemutaran (pemusingan), yaitu dengan gaya sentrifugal karena berat jenis minyak dan air berbeda maka setelah dilakukan sentrifugasi keduanya akan terpisah dengan sendirinya. Berat jenis minyak lebih ringan dibanding air sehingga minyak akan terkumpul pada lapisan atas.
Kunci dari pembuatan VCO dengan sentrifugasi yaitu kecepatan pemutaran, yaitu 20.000 rpm. Disamping itu faktor waktu juga ternyata menjadi pembatas dalam pemutaran tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk memutus ikatan lemak­protein dari santan dengan kecepatan 20.00 rpm yaitu sekitar 15 menit. Alat yang digunakan untuk memutar santan dinamakan dengan sentrifuse.
Pembuatan VCO dengan sentrifugasi memiliki kelebihan dan kekurangan :
Kelebihan
-       Berwarna jernih dan berbau khas minyak kelapa.
-       Daya simpannya lama, sekitar 10 tahun.
-       Proses pambuatannya sangat cepat, hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit.
-       Kandungan asam lemak rantai sedang tidak mengalami denaturas, demikian juga dengan kandungan antioksidannya.
Kekurangan
-       Membutuhkan biaya yang mahal untuk alat sentrifugenya.
-       Membutuhkan tenaga listrik yang cukup tinggi sehingga bisa menambah biaya produksi.

Pembuatan minyak kelapa murni dengan fermentasi
Pembuatan minyak secara fermentasi pada prinsipnya adalah pengrusakan protein yang menyelubungi globula lemak menggunakan menggunakan enzim enzim proteolitik. Enzim yang dimaksud adalah enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau tanaman sebagai inokulum. Pada pembuatan minyak kelapa dengan fermentasi, krim yang didapatkan dicampurkan dengan laru atau ragi tempe yang mengandung Rhizopus Oligosporus. Mikroba ini mempunyai kemampuan menghasilkan enzim protease dan lipase yang dapat menghidrolisis minyak dengan didukung oleh kadar air yang tinggi.
Pembuatan VCO dengan fermentasi memiliki kelebihan dan kekurangan :
Kelebihan
-       Berwarna jernih dan beraroma harum khas minyak kelapa.
-       Penggunaan energi yang minimal karena tidak menggunakan bahan bakar.
-       Pengolahan sederhana dan tidak terlalu rumit.
-       Tingkat ketengikan rendah dan daya simpan lebih lama.
Kekurangan
-       Proses fermentasi lama karena membutuhkan waktu 24 jam.
III.        METODA PRAKTIKUM
a.    Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan VCO adalah kelapa parut yang agak tua dan air. Sedangkan alat yang digunakan adalah seperti baskom, toples, tapisan santan, corong, gelas takar, pipet dan gelas piala
b.   Cara Kerja
Sediakan daging buah kelapa yang telah diparut, kemudian timbang lalu buat snatan dengan perbandingan 1:1 dengan air. Setelah santan didapatkan, masukan kedalam wadah. Lalu biarkan pada suhu kamar selama 3 – 5 hari.
Setelah selesai pembiaran selama 3-5 hari, dipipet minyak yang terbentuk dimana terdapat 3 lapisan yang terbentuk. Lalu ditimbang hasil minyak yang didapat dan tentukan rendemennya
IV.        HASIL DAN PEMBAHASAN
a.    Hasil
-       Data
§  Berat awal kelapa parut      : 400 gram
§  Air                                       : 400 gram
§  Volume Santan                  : 600 mL
§  Berat minyak                      : 70 gram
-       Pengamatan
ü  Organoleptik
§  Bau Minyak                        : bau minyak kelapa agak sedikit asam
§  Warna Minyak                    : bening
§  Kekentalan minyak             : agak kental
ü  Rendemen
b.   Pembahasan
Selama proses fermentasi terjadi pemecahan senyawa-senyawa penyusun emulsi krim santan. Senyawa karbohidrat dalam krim santan merupakan sumber karbon bagi bakteri asam laktat yang digunakan sebagai sumber energi dalam metabolisme sel. Pembentukan asam laktat dari karbohidrat menyebabkan penurunan pH substrat, sehingga dapat menyebabkan protein yang juga sebagai emulsifier pada krim santan mengalami denaturasi dan penggumpalan.
Pemisahan krim santan yang telah dilakukan pada proses pembuatan VCO secara fermentasi memperlihatkan hasil yang sesuai harapan, dimana terbukti 3 lapisan yaitu lapisan atas berupa blondo (warna putih), lapisan tengah berupa minyak murni (VCO) dan lapisan bawah berupa air. Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan volume VCO (ml) hasil fermentasi menunjukkan hasil. Dari percobaan ini dapat menunjukkan bahwa suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan mikroorganisme.
Semakin tinggi kadar air dalam VCO menyebabkan terjadinya reaksi hidrolisis yang dapat mengubah minyak menjadi asam lemak bebas dan gliserol yang dilakukan oleh enzim lipase. Enzim ini dihasilkan oleh mikroba yang tumbuh pada bahan pangan dengan kadar air tinggi. Reaksi hidrolisi ini mengakibatkan ketengikan yang menghasilkan cita rasa dan bau tengik pada minyak tersebut.
Hasil penelitian menunnjukkan bahwa kondisi fisik VCO menghasilkan minyak yang berwarna bening (color less/white water) dan berbau harum khas kelapa. Dimana perbedaan utama VCO dengan minyak kelapa biasa terletak pada warna, rasa (taste) dan bau (scent). Minyak kelapa murni memilik sifat bening seperti air basah, tidak berbau (color less), mempertahankan bau dan rasa khas kelapa segar. Warna minyak yang terbentuk disebabkan karena tidak adanya pemanasan, karena selama proses pemanasan menyebabkan komponen karbohidrat, protein dan minyak akan mengalami hidrolisis dan oksidasi yang akan berpengaruh pada warna minyak
V.           KESIMPULAN
Dari praktikun pembuatan VCO secara fermentasi didapatkan kesimpulan :
-       Kelapa yang digunakan adalah agak tua
-       Pemberian air biasa adalah1:1 dari kelapa parutnya
-       Tidak menggunakan pemanasan
-       Disimpan dalam suhu ruang
-       Minyak yang dihasilkan = 70 gram dengan % rendemennya 21,21%
VI.        DAFTAR PUSTAKA
Ketaren, S., 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Penerbit Universitas Indonesia (UI­ Press), Jakarta.
Palungkun, R., 1993, Aneka Produk Olahan Kelapa, PT. Penerbit Swadaya, Jakarta.
Rindengan, B., dan Hengky, N., 2004, Pembuatan & Pemanfaatan Minyak Kelapa Murni, Penebar Swadaya, Jakarta.
Sarwono, B., 2000, Membuat Tempe dan Oncom, Penebar Swadaya, Jakarta.
Setiaji, B dan Surip Prayugo, 2006, Membuat VCO Berkualitas Tinggi, Penebar Swadana, Jakarta.
Suhardiyono, L, 1993, Tanaman Kelapa Budidaya dan Pemanfaatannya, Kanisius Yogyakarta.
Wahyudi, Anang S., dan Wahyuni, 2005, Pembuatan Minyak Kelapa Murni ( Virgin CoconutOil ), Tugas Akhir Teknik Kimia, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Wahyuni, Mita Ir., 2000, Bertanam Kelapa Kopyor, Penebar Swadaya, Jakarta.
Wijayanti, D.D., dan Sugiyarti, L., 2008, Pembuatan Minyak Kelapa Murni ( Virgin Coconut Oil ) Menggunakan Ekstrak Belimbing Wuluh Sebagai Sumber Asam,
Tugas Akhir Teknik Kimia, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
www.healtycareinformation.com, 2007, Sekilas Virgin Coconut Oil. www.situshijau.co.id, 2008, Kelapa Muda Pulihkan Stamina.
VII.     JAWAB PERTANYAAN
1.    Sebutkan apa manfaat VCO...
§  Bagi Peneliti
Meningkatkan kemampuan dalam melakukan penelitian dan menganalisa suatu bahan / produk.
§  Segi Kesehatan
Dapat menjadi salah satu obat alternatif dari berbagai macam penyakit sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
§  Segi Ekonomi
-       Dapat menigkatkan produk olahan kelapa dan minat masyarakat untuk memproduksi dalam skala industri sehingga dapat meningkatkan pendapatan atau perekonomian negara.
-       Dapat meningkatkan nilai jual dari produk kelapa khususnya minyak kelapa murni (VCO).
§  Bagi Kemajuan IPTEK
Dapat menjadi salah satu terobosan teknologi dalam mengolah kelapa.
2.    Apa yang dimaksud dengan VCO...
Minyak kelapa murni atau bahasa ilmiahnya virgin coconut oil adalah minyak perawan yang berasal dari sari pati kelapa, diproses secara higienis tanpa sentuhan api secara langsung dan bahan kimia tambahan. Dilihat dari warnanya, minyak kelapa murni jauh lebih bening seperti air mineral. Selain itu kadar air dan asam lemak bebasnya kecil, serta kandungan asam lauratnya tinggi. Minyak kelapa murni mengandung anti oksidan bebas sehingga mampu menjaga kekebalan tubuh.

Proses pembuatan minyak kelapa murni ini sama sekali tidak menggunakan zat kimia organis dan pelarut minyak. Dari proses seperti ini, rasa minyak yang dihasilkan lembut dengan bau khas kelapa yang unik. Jika minyak membeku, warna minyak kelapa ini putih murni. Sedangkan jika cair, VCO tidak berwarna ( bening ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar