KROMATOGRAFI GAS
( G C )
TUJUAN :
§ Memahami prinsip kerja dari kromatografi
gas.
§ Menentukan waktu retensi dan kandungan
komponen yang terdapat dalam sampel
TEORI :
Suatu kromatografi gas hakekatnya terdiri atas :
1.
Suatu suplai gas pengemban dari tabung bertekanan
tinggi
Gas yang biasa digunakan yaitu
helium, nitrogen, hidrogen atau argon, pemilihan gas tergantung pada faktor
seperti ketersedian, kemurnian, konsumsi dan tipe detektor yang digunakan.
Helium banyak digunakan karena cocok untuk detektor konduktivitas thermal, hal
ini disebabkan oleh tingginya konduktivitas termalnya relatif terhadap
konduktivitas uap kebanyakan senyawa organik. Ini dikaitkan dengan suplai
bertekanan tinggi dari gas yaitu pengaturan tekanan dan pengukuran aliran untuk
mengendalikan aliran gas.
2. Sistem menginjeksi contoh
Cairan dimasukkan dengan
menggunakan spuit mikro dengan jarum hipodermik. Jarum ditusukkan pada sekat
karet silikon yang mengendap sendiri dan injeksi dilakukan secara merata ke
dalam blok logam yang dipanasi pada ujung kolom. Temperatur diatur sedemikian
rupa sehingga cairan cepat teruapkan, namun tidak menguraikan sampel.
Temperatur yang digunakan hendaklah kira-kira sama dengan titik didih komponen
yang paling tak atsiri. Untuk efesiensi terbesar digunakan ukuran contoh/sampel
yang sekecil mungkin (1 sampai 10 mikroliter) yang konsisten dengan kepekaan
detektor.
3. Kolom
Sebenarnya pemisahan dilakukan
dalam suatu kolom dimana sifat dasar dari zat padat, tipe dan banyaknya fasa
cair, metoda kemasan, panjang dan temperatur merupakan faktor penting dlam
memeperoleh daya pisah yang didinginkan. Biasanya kolom analisis dibuat dengan
pipa kaca berdiameter dalam 2 - 6 mm atau pipa logam berdiameter luar 3 - 10
mm, yang biasanya dikumpar agar tidak memakan tempat. Bahan yang digunakan
dalam penompang lamban haruslah mempunyai ukuran partikel yang seragam dan
mempunyai karakteristik penanganan yang baik (yakni harus cukup kuat dan tidak
remuk dalam penanganan) dan mampu dikemas menjadi suatu alas yang seragam
didalam kolom. Luas permukaan bahan itu hendaknya demikian besar sehingga
membantu perataan fase cair sebagai lapisan tipis dan memastikan tercapainya
kesetimbangan antara fase stasioner dan fase bergerak.
4. Detektor
Fungsi detektor yang teletak pada ujung keluar dari kolom pemisahan
adalah untuk merasakan dan mengukur kuantitas kecil dari komponen yang telah
terpisahkan yang ada dalam aliran gas pengemban yang meninggalkan kolom. Keluaran dari detektor diumpan ke sebuah
perekam yang menghasilkan suatu jejak pena disebut kromatogram. Pemilihan
detektor bergantung pada faktor tingkat konsentrasi yang harus diukur dan sifat
dasar komponen-komponen yang akan dipisahkan. Kebanyakan digunakan adalah sel
konduktivitas termal untuk analisis jangka mikrogram, sedangkan untuk pekerjaan
yang lebih rendah sampai tingkat pikogram diperlukan detektor yang lebih peka
seperti yang didasarkan pada fenomena pengionan. Detektor yang paling meluas
digunakan dalam kromatografi gas dari senyawa sepit logam adalam detektor
konduktivitas termal, pengionan nyala dan penangkapan elektron.
Kromatografi gas adalah suatu
proses pemishan dimana campuran komponen-komponennya bergerak melewati suatu
lapisan serapan yang stasioner bersamaan dengan fasa gasnya sebagai fasa gerak.
Kromatorafi gas ada dua macam yaitu kromatografi gas-cairan (GLC) dan
kromatografi gas- padat (GSC), yang menggunakan permukaan zat padat yang luas
sebagai fase stasioner.
Kromatogram biasanya diperoleh dengan
kolomnya diberi temperatur yang konstan.
Pengaruh yang dapat ditimbulkan dari temperatur
konstan ini adalah :
§ Peak-peak awal tajam dan rapat jaraknya (yakni resolusi daya pisah
dalam daerah kromatogram ini relatif jelek, sedangkan peak-peak belakangan
cenderung rendah, lebar dan berjarak renggang (yakni resolusinya berlebihan).
§ Senyawa bertitik didih tinggi seringkali tak terdeteksi, terutama
dalam studi campuran yang susunanya tak diketahui dan yang jangka titik
didihnya lebar, kelarutan zat-zat tang bertitik didihnya tinggi dalam fase
stasioner begitu besar sehingga senyawa ini hampir seluruhnya terkekang pada
titik masuk kolom, terutama bila temperatur kolom agak rendah.
Persamaan yang digunakan untuk penentuan luas
atau konsentrasi sampel :
Faktor - faktor yang
mempengaruhi pemisahan komponen dari kromatografi gas ini adalah :
1.
Daya pisah
Menentukan kesempurnaan pemisahan campuran komponen. Jika R = 1,5
kedua zat terlarut dapat dikatakan terpisah dengan sempurna hanya terjadi 0,3 %
tumpang tindih dari kedua pita elusi. Jika R = 1,0 pemisahan memadai untuk
pemisahan analisis, tumpang tindih pita elusi kira-kira 2 %. Jika R kecil dari
1 maka tumpang tindih yang terjadi akan semakin parah.
2.
Panjang kolom
Untuk memperbaiki pemisahan dapat dengan memperpanjang kolom,
kedua pita elusi akan cepat memisah dari pada melebar dan pemisahan akan lebih
baik. Akan tetapi kolom yang terlalu panjang akan dapat memperlama waktu yang
diperlukan untuk elusi.
3.
Faktor pemisahan
Perbandingan antara waktu
retensi dari dua zat terlarut.
4.
Faktor-faktor retensi
Yaitu meliputi volume retensi
suatu zat terlarut, waktu retensi dan laju pengaliran zat terlarut.
5.
Temperatur
Kenaikan temperatur dapat menyebabkan menurunnya nilai
koefisien ditribusi K, pada temperatur tinggi suatu zat terlarut dapat diusir
keluar dari dalam fase cair. Akan tetapi menurunkan K berarti menurunkan waktu retensi dan volume
retensi. Faktor pemisahan untuk sepasang zat terlarut akan makin besar dengan
menurunnya temperatur. Jadi komponen-komponen suatu campuran zat terlarut akan
muncul dari dalam kolom menurut kenaikan titik didihnya.
Faktor - faktor yang harus diperhatikan
untuk karakteristik detektor yang umum yaitu :
§ Kepekaan
Kepekaan detektor menyatakan
suatu pembatasan penting terhadap kuantitas terkecil suatu zat terlarut yang
dapat ditetapkan dengan GLC.
§ Kestabilan
Jika kestabilan kurang maka
akan timbul suatu garis dasar dari kromatogram menderita fluktuasi jangka
pendek bersifat acak disebut bisingan. Dan juga hanyutan yaitu suatu
kecenderungan yang berjangka lebih panjang dalam garis dasar. Yang biasanya ini
berasal dari faktor komponen alat
seperti penguat amplifier atau perekam recorders dan juga dari laju
fluktuasi laju aliran gas pengemban.
§ Linearitas
Respon detektor yang ideal
akan linear terhadap kuantitas yng diukur. Detektor
yang lazim digunakan biasanya dalam batas konsentrasi tertentu.
§ Kesebagunaan
Detektor memberikan respon
terhadap senyawa kimia yang sangat beraneka ragam.
§ Waktu respon
Detektor harus merespon cepat
terhadap adanya zat terlarut.
§ Aktivitas kimia
Dimana zat terlarut tidak
terurai dalam proses deteksi tersebut.
Teknik-teknik pengukuran
secara kuantitatif untuk suatu komponen tertentu dari luas peak yang diperoleh
:
§ Planimetri
Planimetri merupakan
pengukuran luas peak dengan menelusuri keliling peak. Dapat menghasilkan hasil
yang cermat, namun ketepatan dan kecermatan berkurang dengan mengecilnya luas
peak.
§ Metoda geometris
Dengan menarik garis-garis
singgung pada titik-balik (infleksi) peak elusi dan bersama-sama dengan garis
dasar memebentuk suatu segitiga.
§ Integrasi dengan penimbangan
Dengan melakukan penimbangan
dari kertas grafik yang dihasilkan, ditimbang secara analitis. Ini sangat
bergantung pada konstan tidaknya ketebalan dan kadar kelembaban kertas
grafiknya.
§ Integrasi automatic
Dapat dibagi atas dua tipe
yakni tipe mekanis seperti integrator bola dan cakram, dan tipe elektronik yang
lebih kompleks seperti integrator digital. Dimana biasanya diletakkan pada
sistem detektor/perekam sehingga dapat dilaksanakan secara serempak dengan
perekaman kromatogramnya.
§ Evaluasi data
Dengan menghubungkan luas peak
dengan banyaknya atau konsentrasi zat-zat terlarut tertentu dalam sampel,
biasanya digunakan penetapan kalibrasi.
PROSEDUR PERCOBAAN
Alat dan Bahan
§ Seperangkat alat kromatografi gas
§ Kolom
§ Detektor
§ Tabung gas
§ Injector
§ Pen recorder
§ Larutan standar : metanol, benzen, toluena
§ Larutan sampel (campuran/Cx)
Cara Kerja
§ Hubungkan
seperangkat alat kromatografi gas dengan sumber arus
§ Tekan tombol power akan terlihat nyala
lampu hijau
§ Atur temperature berupa angka digital atau
tombol heater memberikan nyala kuning. Suhu operasi
berkisar 110 C
§ Untuk bagian pen recorder, zet zero
berarti arus sama dengan nol. Set untuk
XY recorder. Dan untuk Chart Speed dapat diatur seperti 50 mm/min (artinya
dalam 1 menit kertas akan bergerak sepanjang 50 mm)
§ Yang harus diperhatikan sebelum larutan diinjeksikan yaitu pen recorder harus
dalam posisi stand by. Dan bersamaan dengan diinjeksikannya larutan, tekan
tombol Star. Tunggu beberapa saat, maka akan dihasilkan kromatogram dari
larutan tersebut.
§ Lalu ukur luas kromatorgam dan tentukan
konsentrasi larutan sampel.
DATA DAN PERHITUNGAN
§ Data
Standar
|
Luas Area (mm)
|
Waktu Retensi (Menit)
|
Tinggi (mm)
|
Benzen
|
326918122
|
2,407
|
131231244
|
Toluen
|
308111313
|
2,961
|
61593188
|
Metanol
|
70558202
|
2,025
|
17068160
|
Rumus :
=
Cx
|
Luas Area (mm)
|
Waktu Retensi (Menit)
|
Tinggi (mm)
|
Puncak 1
|
11083689
|
2,039
|
5244109
|
Puncak 2
|
147424552
|
2,423
|
52462359
|
Puncak 3
|
91492968
|
2,917
|
30324000
|
Berdasarkan waktu retensi larutan standar
maka dapat disimpulkan bahwa :
Cx Puncak 1 = Metanol
Cx Puncak 2 = Benzen
Cx Puncak 3 = Toluen
§ Konsentrasi Cx
Cx = x Cstd
Þ
Puncak 1
Cx = x 100 %
= 15,70 %
§ Puncak 2
Cx = x 100 %
= 45,09
%
§ Puncak 3
Cx = x 100 %
= 29,69 %
§ Grafik
Lampiran
KESIMPULAN DAN
SARAN
§ Kesimpulan
Dari
praktikum Kromatografi Gas yang telah kami lakukan kami dapat menyimpulkan
bahwa :
- Berdasarkan RT yang didapatkan
maka zat yang terdapat pada Cx yang diberikan berupa Benzen, Metanol dan Toluen
- Cx Puncak 1 = Metanol (15,70%)
- Cx Puncak 2 = Benzen (45,09%)
- Cx Puncak 3 = Toluen (29,69%)
§ Saran
Kepada
praktikan selanjutnya kami menyarankan agar praktikum berjalan dengan baik dan
benar :
- Pelajari cara kerja agar praktikum
berjalan dengan baik dan benar
- Teliti dalam pengambilan sampel agar hasil
yang didapatkan sempurna dan sesuai dengan hasil yang sebenarnya
- Pada saat penyuntikan sampel harus
serentak dengan penekanan tombol
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A. dan A. L. Underwood. 1999. “ Analisis Kimia Kuantitatif “. Edisi ke V. Penerbit
Erlangga ; Jakarta .Hal. 461 -465.
Vogel.
1994. “ Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik “. Edisi ke-IV. Penerbit EGC. Hal
. 165 - 170.
According to Stanford Medical, It's in fact the one and ONLY reason women in this country live 10 years longer and weigh an average of 19 KG lighter than us.
BalasHapus(And realistically, it has NOTHING to do with genetics or some secret diet and absolutely EVERYTHING around "how" they eat.)
BTW, I said "HOW", and not "WHAT"...
Click on this link to determine if this little test can help you discover your real weight loss potential