I.
PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Daging merupakan salah satu bahan
pangan hewani yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia karena kaya akan
protein dan asam amino lengkap yang diperlukan oleh tubuh. Daging didefinisikan
sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan
jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan
gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Organ-organ misalnya hati, ginjal,
otak, paru-paru, jantung, limpa, pankreas, dan jaringan otot termasuk dalam
definisi ini (Soeparno, 2005)
Bakso merupakan salah satu produk
olahan yng sangat populer. Banyak orang yang menyukainya dari anak-anak sampai
dewasa. Bakso tidak hanya dalam sajian bakso atau mie ayam saja, akan tetapi
bakso juga dapat disajikan sebagai bahan campuran dalam beragam masakan
lainnya, misalnya dalam nasi goreng, mie goreng dan aneka masakan gorengan
lainnya.
Bakso merupakan produk olahan daging
dimana daaging tersebut telah diolah terlebih dahulu dan di campur oleh
bumbu-bumbu dan kemudian dibuat seperti bola-bola kecil dan di rebus dalam air
mendidih. Secara tekbnis, pengolahan bakso sangat mudah dan dilakukan oleh
siapa saja. Bila ditinjau dari kecukupan gizi masyarakat, bakso dapat digunakan
sebagai sarana yang tepat kerna bernilai gizi tinggi dan disukai oleh semua
lapisan masyarakat (Widyaningsih dan wartini, 2006)
Bahan lain yang dibutuhkan dalam
pembuatan bakso antara lain tapiokauntuk menghasilkan bakso yang bernilai cita
rasa tinggi jumlah tepung yang digunakan paling banyak 15 % dari berat
daging. Idealnya, tepung tapioka yang ditambahkan sebanyak 10 % dari
berat daging memnag sering dijumpai terutama yang dijajahkan di jalanan. Bakso
yang tentunya mencapai 30%-40% dari berat dagng. Bakso seperti ini diduga rasa
dan mutunya kurang bagus (Wibowo, 2006)
Meskipun bakso sangat bermasyarakat
akan tetapi pengetahuan tentang bakso itu sendiri masih sangat kurang. Dengan
demikian, sangat penting kiranya untuk kita melakukan praktikum Pembuatan
bakso .
b.
Tujuan
§ Mempraktekkan
metode pengolahan dan pengawetan hasil ternak dengan pembuatan bakso
§ Mengetahui
uji kualitas produk dari pengolahan hasil ternak
§ Untuk mengetahui prosedur dalam membuat bakso
§ Mahasiswa
dapat mengetahui proses pembuatan bakso ayam.
§ Mahasiswa
mampu dan trampil dalam pembuatan bakso ayam.
§ Mahasiswa
mampu membedakan kualitas bakso ayam.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Daging merupakan salah
satu bahan pangan hewani yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia karena
kaya akan protein dan asam amino lengkap yang diperlukan oleh tubuh. Daging
didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan
jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan
gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Organ-organ misalnya hati, ginjal,
otak, paru-paru, jantung, limpa, pankreas, dan jaringan otot termasuk dalam
definisi ini (Soeparno, 2005).
Daging merupakan sumber
utama untuk mendapatkan asam amino esensial. Asam amino esensial terpenting di
dalam otot segar adalah alanin, glisin, asam glutamat, dan histidin. Daging
sapi mengandung asam aminomleusin, lisin, dan valin yang lebih tinggi daripada
daging babi atau domba. Pemanasan dapat mempengaruhi kandungan protein daging.
Daging sapi yang dipanaskan pada suhu 700C akan mengalami pengurangan jumlah
lisin menjadi 90%, sedangkan pemanasan pada suhu 1600C akan menurunkan jumlah
lisin hingga 50%, pengasapan dan penggaraman sedikit mengurangi kadar asam
amino (Aberle et al,2001).
Bakso daging
menurut SNI No. 01-3818-1995 adalah produk makanan berbentuk bulatan atau lain
yang diperoleh dari campuran daging ternak (kadar daging tidak kurang dari 50
persen) dan pati atau serealia dengan atau tanpa bumbu BTP (bahan tambahan
pangan) yang diizinkan. Pembuatan bakso biasanya menggunakan daging yang segar.
Daging segar (pre-rigor) adalah daging yang diperoleh setelah pemotongan
hewan tanpa mengalami proses pendinginan terlebih dahulu. Fase pre-rigor
berlangsung selama 5 sampai 8 jam setelah postmortem. Bakso dapat
dikelompokkan menurut jenis daging yang digunakan dan berdasarkan perbandingan
jumlah tepung pati yang digunakan. Berdasarkan jenis daging sebagai bahan baku
untuk membuat bakso, maka dikenal bakso sapi, bakso ayam, bakso ikan, bakso
kerbau, dan bakso kelinci (Gaffar, 1998).
Bakso ditemukan pertama kali di daerah Cina pada 3000 SM. Bahan-bahan
bakso terdiri atas bahan utama dan bahan tambahan. Bahan utama dari produk
bakso ini adalah daging, sedangkan bahan tambahan yang digunakan adalah bahan
pengisi, garam, es atau air es, bumbu-bumbu seperti lada serta bahan penyedap
(Sunarlim, 1992)
Bakso merupakan produk olahan
daging, dimana daging tersebut telah dihaluskan terlebih dahulu dan dicampur
dengan bumbu-bumbu, tepung dan kemudian dibentuk seperti bola-bola kecil lalu
direbus dalam air panas. Produk olahan daging seperti bakso telah banyak
dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat. Secara teknis pengolahan bakso cukup
mudah dan dapat dilakukan oleh siapa
saja. Bila ditinjau dari upaya kecukupan gizi masyarakat, bakso dapat dijadikan
sebagai sarana yang tepat, karena produk ini bernilai gizi tinggi dan disukai
oleh semua lapisan masyarakat (Widyaningsih dan Murtini, 2006)
Bahan lain yang diperlukan dalam
pembuatan bakso adalah tapioka. Untuk menghasilkan bakso daging yang lezat dan
bermutu tinggi jumlah tepung yang digunakan sebaiknya paling banyak 15% dari
berat daging. Idealnya, tepung tapioka yang ditambahkan sebanyak 10% dari berat
daging. Memang sering dijumpai, terutama yang dijajakan dijalanan, bakso yang
tepungnya mencapai 30-40% dari berat daging. Bakso seperti ini diduga rasa dan
mutunya kurang bagus (Wibowo,2006).
Sebagai sumber bahan pangan, tepung
sagu dapat dikonsumsi secara langsung atau digunakan dalam industri pangan.
Tepung sagu mempunyai komponen yang paling dominan seperti tepung tapioka yaitu
kandungan karbohidratnya yang tinggi (Haryanto dan Pangloli, 1992). Dalam
pembuatan bakso tepung sagu dapat digunakan sebagai bahan pengikat. Dengan
menambahkan tepung sagu dalam adonan bakso akan mengahsilkan bakso dengan
tekstur lebih kenyal dan padat.
Bakso tanpa pengawet memiliki masa
simpan maksimal satu hari pada suhu kamar dan dua hari pada suhu dingin.
Menurut Damiyati (2007), bakso merupakan bahan pangan yang mudah rusak karena
bakso mengadung protein yang tinggi, memiliki kadar air yang tinggi, dan pH
netral.
Proses pembuatan bakso menurut
Subarnas (2004) yaitu daging dipotong kecil-kecil, kemudian dihancurkan selama
tiga menit dengan penambahan 0,3% STPP, 20% es batu dan 3% garam. Adonan
selanjutnya dicampur dengan 20% tapioka, 0,3% merica, 0,3% bawang putih dan
digiling kembali selama tiga menit. Adonan bakso yang terbentuk disimpan selama
30 menit. Setelah disimpan, adonan kemudian dicetak dan dimasukkan ke dalam air
panas. Bakso kemudian direbus hingga pengapung.
Pembuatan bakso menurut (Wibowo, 1997),
pada prinsipnya terdiri atas empat tahap yaitu: (1) penghancuran daging, (2)
pembuatan adonan, (3) pencetakan bakso dan (4) pemasakan bakso. Tujuan dari
penghancuran daging yaitu untuk memecah serabut otot daging, sehingga
memudahkan protein larut garam seperti aktin dan miosin terekstrak keluar.
Menurut Wilson (1981), penghancuran daging dapat dilakukan dengan cara
mencacah, menggiling atau mencincang sampai halus atau lumat.
Pembuatan bakso dapat dilakukan
dengan mencampurkan seluruh bahan kemudian menghancurkannya atau dengan cara
menghancurkan daging terlebih dahulu kemudian mencampurkannya dengan seluruh
bahan lainnya. Menurut (Pearson, 1984), kenaikan suhu akibat panas yang
dihasilkan selama proses penggilingan daging perlu diperhatikan dalam pembuatan
bakso. Stabilitas emulsi perlu dijaga dengan cara mempertahankan suhu dibawah
20oC karena suhu diatas 20oC pada saat penggilingan
daging akan menyebabkan terjadinya denaturasi protein sehingga sebagian emulsi
akan pecah. Pencetakan bakso umumnya dilakukan dengan cara membentuk adonan
menjadi bulatan-bulatan sebesar kelereng atau lebih besar dengan menggunakan
tangan atau alat pencetak bakso (Wibowo, 1997).
Beberapa penguasaha bakso
menggunakan bahan tambahan seperti tepung tapioka, tepung sagu ataupun campuran
dari kedua tepung tersebut sebagai bahan pengikat. Selain itu bumbu yang
digunakan ada campuran bawang putih, merica, garam, dan penyedap. Tetapi ada
juga yang menggunakan bumbu campuran bawang putih, bawang merah, garam, merica,
dan penyedap rasa.
Meskipun bakso sangat memasyarakat,
ternyata pengetahuan masyarakat mengenai bakso yang aman dan baik untuk
dikonsumsi masih kurang. Buktinya, bakso yang mengandung boraks atau formalin
masih banyak beredar dan tetap dikonsumsi. Menurut Damiyati (2007), formalin
dapat memperpanjang daya awet bakso, sedangkan boraks dapat mengenyalkan bakso.
Tetapi formalin dan boraks sangat membahayakan kesehatan.
Bakso yang mengandung boraks
teksturnya lebih kenyal, bila digigit akan kembali ke bentuk semula dan warnanya
akan tampak lebih putih. Ini berbeda dengan bakso yang baik, yang biasanya
berwarna abu-abu segar merata pada semua bagian, baik dipinggir maupun
ditengah. Bakso dengan warna abu-abu tua menandakan bakso tersebut dibuat
dengan tambahan obat bakso yang berlebihan (Widyaningsih dan Murtini, 2006).
Bakso daging
digolongkan mejadi 3 kelompok yaitu bakso daging, bakso urat dan bakso aci.
Penggolongan itu dilakukan berdasarkan perbandingan jumlah daging dan tepung
yang digunakan untuk membuat bakso. Bakso daging dibuat dengan dengan
menggunakan bahan dasar tepung, pati dan daging dengan jumlah yang lebih besar,
bakso aci dibuat degan menggunakan pati dengan jumlah yang lebih besar
dibandingkan dengan daging yang digunakan. Bakso urat dengan mrnggunakan daging
dengan kandungan jaringan ikat dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan
jumlah pati (Ngudiwaluyo dan suhargito, 2003)
III.
METODA
PRAKTIKUM
a.
Alat
Dan Bahan
Bahan
yang digunakan adalah daging hewan ternak yang telah digiling ½ kg, bawang
putih giling 2 sendok makan, bawang merah giling 1 sendok makan, tepung tapioka
cap tani 250 , aires, 1 butir telur, margarin, bumbu penyedap / bumbu sup.
Alat
yang digunakan adalah pengiling daging, baskom, timbangan, sendok, panci,
tapisan.
b.
Cara
Kerja
Campurkan
semua bahan sampai teraduk rata dan tidak melekat dengan tangan maupun dengan
sendok.basahkan dengan air, ambil campuran daging dengan tangan dan genggam
dankeluarkan pencet ambil bulatam bakso dengan sendok dan celupkan ke air panas
sampai mengapung lalu pindahkan ke air es selama 5 menit. Lakukan sampai
selesai.siapkan kuah kaldu, tambahkan bumbu garan, merica dan gula. Setelah
didih masukan bakso tadi dan masak sebentar
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
a.
Hasil
§ Pembelian
Bahan
o
Ayam :
32.000
o
Bawang putih : 1.000
o
Bawang merah : 1.000
o
Daun sup :
1.000
o
Tepung cap tani : 2.500
o
Telur :
1.500
o
Bumbu sup : 2.000
o
Margarin :
6.500
Total : 47.500,-
§ Bakso
yang dapat dibuat sebanyak 80 buah (bulatan)
§ Harga
satuannya Rp. 600
§ Uji
Organoleptik
NO
|
NAMA
|
UJI
ORGANOLEPTIK
|
|||||||||||||||
TEKSTUR
|
RASA
|
AROMA
|
WARNA
|
||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Dini
Rezariansyah
|
|
|
v
|
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
v
|
|
|
|
2
|
Fitrah Hayati
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
|
|
v
|
|
3
|
Novitri Alivah
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
|
|
v
|
|
|
v
|
|
|
4
|
Rahayu Putri
Dian
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
5
|
Endang Novia
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
6
|
Desvi Jayanti
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
7
|
Bayu
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
8
|
Yolanda Irwan
|
|
|
v
|
|
|
v
|
|
|
|
|
v
|
|
|
v
|
|
|
9
|
Annisa
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
|
|
v
|
|
10
|
Prasetyo
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
|
v
|
|
|
Keterangan
:
1
: Sangat Suka
2
: Suka
3
: Kurang Suka
4
: Kurang Sangat
b.
Pembahasan
Dari
praktikum yang telah dilaksanakan ada beberapa hal yang perlu dibahas :
- Daging
olahan yang akan diguanakn dalam pembuatan bakso apabila keadaannya basah atau
banyak mengandung air akan menggunakan tepung yang banyak. Sehingga rasa bakso
seperti tepung saja
- Bahan,
bahan tambahan yang digunakan hendaklah diberi agak lebih, karena ada beberapa
kelompok yang rasa awal sebelum direbus sudah pas, namun setelah direbus tidak
ada punya rasa lagi
- Gunakan
bahan – bahan penyedap rasa yang alami seperti pala, sengkeh, bawang merah dan
bawang putih
- Pemberian
garang jangan sampai lupa
- Bakso
yang ditiriskan atau yang diangkat adalah bakso yang sdah terapung saat
dididihkan atau dimasak
V.
KESIMPULAN
Bakso merupakan produk
olahan daging, dimana daging tersebut telah dihaluskan terlebih dahulu dan
dicampur dengan bumbu-bumbu, tepung dan kemudian dibentuk seperti bola-bola kecil lalu
direbus dalam air panas. Daging yang digunakan dalam pembuaan bakso pada
praktikum ini adalah daging ayam.
Rendemen bakso yang dihasilkan pada praktikum
ini tidak diperoleh karena kurang
teliti dalam membaca prosedur sehingga bakso yang telah dimasak langsung
dikonsumsi, namun bakso yang dapat dibuat kurang lebih 80 buah (bulatan).
Penggunaan dana untuk membeli bahan Rp. 47.500 dengan harga satu bakso Rp.600,-
Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa proses pembuatan bakso yaitu meliputi penimbangan bahan,
penambahan bumbu-bumbu dan bahan penunjang, pembentukan bakso dan perebusan.
Hasil uji organoleptik yang dilakukan terhadap produk bakso adalah warna sesuai
dengan warna daging ayam (putih), rasa pas, tekstur agak keras diluar dan
kenyal didalam, dan empuk.
VI.
DAFTAR
PUSTAKA
Aberle
et al,2001.Karakteristik Fisik Daging Segar.Daging Cendekia Press.Makassar.
Farhan.
2008. Bakso Daging. Jurusan Teknologi Pangandan Gizi IPB. Bogor.
Soeparno,
2005.Ilmu dan Teknologi Daging.Cetakan Ke-4.Gadjah Mada University
press,Yogyakarta
Badan
Standardisasi Nasional. 1995. SNI 01-3818-1995. Bakso Daging. Dewan
Standardisasi Nasional, Jakarta.
Damiyati, N.
2007. Ada Penhenyal Bakso selain boraks. http://www.pikiranrakyat.com. (Diakses pada tanggal 21 Mei
2013).
Haryanto, P
dan P. Pangloli. 1992. Potensi dan Pemanfaatan Sagu. Kanisius,
Yogyakarta.
Pearson, A.
M. dan F. W. Tauber. 1984. Processed Meat. The AVI Publishing Co. Innc.
Westport, Connecticut
Widyaningsih,
T.D. dan E.S. Murtini. 2006. Alternatif Pengganti Formalin Pada Produk
Pangan. Trubus Agrisarana, Surabaya.
Wilson, N.
R. P., E. J. Dyett., R. B Hughes dan C. R. V. Jones. 1981. Meat and Meat
Product. Applied Science publishers. London
VII.
JAWAB
PERTANYAAN
1. Apa
yang dimaksud dengan bakso
è Bakso adalah
produk pangan yang terbuat dari bahan utama daging yang dilumatkan, dicampur
dengan bahan-bahan lainnya, dibentuk bulatan-bulatan, dan selanjutnya direbus.
Berbeda dengan sosis, bakso dibuat tanpa mengalami proses curing,
pembungkusan maupun pengasapan.
2. Buatlah
komposisi yang lain dalam pembuatan bakso?
Daging
ayam : ½ kg
Bawang
merah giling : 1 sdm
Bawang
putih diling : 3 sdm
Bumbu
sup : 1 sdm
Garam : secukupnya
Margarin : secukupnya
Tepung
tapioka : 250 gram
Telur : 1 butir
3. Bagaimana
tekstur dan rasa dari bakso yang dibuat?
è Tektur
awal digigit agak keras, namun saat dikunyah tekstur kenyal
Sedangkan
rasa bakso bisa dikatakan lumayan enak, bumbunya terasa namun rasa ayam yang
ada didalamnya agak hilang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar