BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Air merupakan aspek
yang penting bagi kehidupan, terutama bagi manusia. Selama ini kebutuhan
manusia akan air sangatlah besar ,oleh sebab itu air tidak dapat terlepas dari
kehidupan manusia. Mulai dari hal kecil, seperti air minum untuk melepas dahaga
hingga kincir air yang dimanfaatkan sebagai penghasil energi listrik. Hampir
71% permukaan bumi tertutupi oleh air. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330
juta mil³) tersedia di bumi akan tetapi ketersediaan air masih saja kurang, hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti semakin meningkatnya
penggunaan air bersih oleh masyarakat, menipisnya ketersediaan air bersih yang
dikarenakan oleh kekeringan, sebagian besar air terdapat di laut (air
asin), serta terjadinya pencemaran air sehingga tidak dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Salah satu sumber air yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah air tanah. Air tanah ini digunakan
oleh manusia untuk minum, mandi, memasak, mencuci, ataupuan memenuhi kebutuhan
lainnya. Oleh karena itu, air tanah yang ada harus dijaga dengan baik. Akan
tetapi pada masa kini, ketersediaan air tanah mulai berkurang, ditambah lagi banyaknya
sumber air tanah yang sudah mulai tercemar oleh zat-zat berbahaya sehingga
tidak dapat digunakan. Dalam kehidupan sehari – hari kita membutuhkan air untuk
memasak, mandi, minum, mencuci baju, dan lain-lain. Air yang baik kita gunakan
harus memiliki ciri – ciri tdak berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun.
Tetapi di
Indonesia kita banyak menjumpai banyak sekali sungai yang keruh dan berbau yang
banyak sekali bercampur dengan limbah rumah tangga dan juga bercampur dengan
limbah industry. Air yang demikian itu sering disebut dengan air kotor atau air
yang terpolusi. Air yang tercemar banyak mengandung zat – zat berbahaya yang
dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan bila dikonsumsi oleh manusia. Namun
bagi masyarakat pedesaan, sungai adalah sumber air sehari – hari untuk
kelangsungan kehidupan mereka. Mereka juga kurang mengetahui dan kurang
memahami dan juga kurang peduli dengan kandungan air tersebut. Pada saat ini
manusia kurang akan kesadaran lingkungan sendiri. Banyak di antara
mereka yang kurang mengerti akan kebersihan lingkungan, sehingga mereka dengan
mudahnya membuat limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Seperti halnya
aktivitas sehari-hari yang kita lakukan seperti mandi, mencuci dan berbagai
aktifitas lain yang kita anggap sepele namun menghasilkan sisa buangan ternyata
dapat membahayakan bagi manusia dan lingkungan khususnya lingkungan laut.
Dari sekian
banyak aktifitas manusia ternyata yang paling berbahaya adalah limbah rumah
tangga. Walaupun kita tidak hidup di wilayah pesisir dan banyak limbah industri
yang tidak diolah juga dapat membahayakan perairan laut tapi melihat banyaknya
penduduk Indonesia
dengan limbah rumah tangga yang tidak diolah serta di hasilkan setiap hari.
Dapat dikatakan keruksakan karena limbah rumah tangga lebih besar dari pada
limbah industri. Saat ini air menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian
serius.
Karena air
telah tercemar oleh limbah – limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia,
sehingga untuk memperoleh air yang baik sesuai dengan standar tertentu
diperlukan biaya yang cukup mahal. Secara kualitas, sumber daya air telah
mengalami penurunan. Begitu pula secara kuantitas yang sudah tidak dapat
memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat. Makin banyak berita-berita
mengenai pencemaran sungai dari hari kehari. Pencemaran sungai ini
terjadi dimana-mana. Krisis air juga tejadi di hampir seluruh Pulau Jawa dan
sebagian Pulau Sumatera, terutama di kota-kota besar baik akibat pencemaran
limbah cair industri, rumah tangga ataupun pertanian.
1.2
Rumusan
Masalah
· Apa
Yang Dimaksud Dengan Air
· Apa
Yang Dimaksud Dengan Pencemaran Air
· Apa
Penyebab Dari Pencemaraan Air
· Apa
Saja Dampak Dari Pencemaran Air
· Apa
Indikator Pencemaran Air
· Bagaimana
Cara Penanggulangan Pencemaran Air
· Bagaimana
Upaya Pencegahan
1.3
Tujuan
Penulisan
· Mengetahui
pengertian air dan pencemaran air
· Mengetahui
apa saja penyebab dari pencemaran air
· Mengetahui
dampak dari pencemaran air yang ditimbulkan
· Mengetahui
apa saja indikator pencemaran air
· Mengetahui
cara dan upaya penanggulangan pencemaran air beserta pencegahannya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Air
Air
merupakan salah satu sumber daya alam yang mulai terasa pengaruhya pada usaha
memperluas kegiatan pertanian dan industri di berbagai tempat di dunia, secara
alamiah sumber-sumber air merupakan kekayaan alam yang dapat di
perbaharui dan yang mempunyai daya generasi yang selalu dalam sirkulasi. Air
sebagai sumber daya kini lebih di dasari merupakan salah satu unsure penentu di
dalam ikut mencapai keberhasilan pembangunan termasuk pula terhadap
keberhasilan pembangunan kesehatan lingkungan. Pada masa sekarang ini,
nampaknya sulit untuk memperoleh air yang betul-betul murni, aliran air dari
gunung yang di perkirakan paling bersih pun akan membawa mineral-mineral,
gas-gas berlarut dan zat-zat organik dari tumbuhan atau binatang yang hidup di
dalam atau dekat aliran tersebut, selain itu aktifitas manusia merupakan salah
satu yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah pencemaran air di dalam
ekosistem air.
Menurut
SK menteri Kependudukan Lingkungan Hidup no. 02/MENKLH/1988. “Pencemaran air
adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan / atau
berubahnya tatanan (komposisi air) oleh kegiatan manusia dan proses alam
sehingga kualitas air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukanya.” Pencemaran air sungagi terjadi apabila dalam sungai
tersebut terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak di
harapkan baik yang bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis sehingga air sungai
tersebut kualitasnya menurun dan berkurang nilai gunanya yang dapat
mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di sekitarnya.
Menurut
Diryanto (2004:73) pencemaran merupakan sebuah siklus yang selalu berputar dan
saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Pada hakikatnya antara aktifitas
manusia dan timbulnya pencemaran terdapat hubungan melingkar berbentuk siklus.
Agar dapat hidup dengan baik manusia beradaptasi dengan lingkunganya dan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mengembangkan teknologi, akibat
sampingan dari pengembangan teknologi adalah bahan pencemaran yang menyebabkan
terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan ini merupakan stimulus
agar manusia menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Pada saat ini
pencemaran terhadap lingkungan berlangsung dimana-mana dengan laju yang
sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin
berat dengan masukya logam berat.
2.2
Pengertian
Pencemaran Air
Salah satu
dampak negative dari kemajuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan
benar adalah terjadinya pencemaran. Pencemaran
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen
lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Definisi ini sesuai dengan
pengertian pencemaran pada (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
No. 4 Tahun 1982.
Pencemaran air adalah suatu perubahan
keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan
air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan
salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga
mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu
kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran
pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek
wisata.
2.3
Penyebab
Pencemaraan Air
Pencemaran air sungai dapat disebabkan oleh dua
faktor, yaitu pencemaran sungai yang disebabkan oleh alam dan pencemaran sungai
yang disebabkan oleh ulah manusia. Pencemaran sungai yang disebabkan oleh alam antara
lain akibat desposisi asam, kebakaran hutan, meletusnya gunung berapi, serta
endapan hasil erosi. Sementara pencemaran sungai yang disebabkan oleh ulah
manusia terbagi menjadi beberapa sumber pencemaran, antara lain limbah
industri, limbah pemukiman, limbah pertanian, limbah rumah sakit, dan limbah
pertambangan.
2.3.1
Pencemaran yang
Disebabkan oleh Alam
a)
Desposisi Asam, Kelebihan zat asam pada sungai akan
mengakibatkan sedikitnya spesies yang bertahan. Jenis plankton dan invertebrata
merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Jika
sungai memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang
(Anonim, 2002). Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara
signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua sungai
yang terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan jenis
batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.
b) Kebakaran Hutan, Kebakaran
hutan memang tidak secara signifikan menyebabkan perubahan kualitas air di
sungai, namun kebakaran hutan bisa menyebabkan terganggunya ekosistem makhkluk
hidup yang ada di sungai yang disebabkan faktor asap. Tebalnya asap menyebabkan
matahari sulit untuk menembus dalamnya lautan. Pada akhirnya hal ini akan
membuat beberapa spesies tumbuhan yang hidup di sungai menjadi sedikit
terhalang untuk melakukan fotosintesa dan ikan-ikan sulit bernafas karena
kandungan CO2 yang berlebih.
c) Letusan Gunung Berapi,
letusan gunung berapi menyebabkan sungai atau danau tercemar karena bebatuan
serta materi-materi yang terbawa dari gunung mengendap di sungai. Jika materi
yang mengendap bervolume besar, maka hal ini menyebabkan ikan-ikan mati bila
tertumpuk oleh bebatuan tersebut. Selain itu, materi-materi yang bervolume
kecil menyebabkan sungai keruh dan mempengaruhi ekosistem di sungai.
d)
Endapan Hasil Erosi, Tebalnya lumpur yang terbawa erosi akan mengalami
pengendapan di bagian hilir sungai. Ancaman yang muncul adalah meluapnya sungai
bersangkutan akibat erosi yang terus menerus.Ketika air hujan tidak lagi
memiliki penghalang dalam menahan lajunya maka ia akan membawa seluruh butir
tanah yang ada di atasnya untuk masuk kedalam sungai-sungai yang ada. Akibatnya
adalah sungai menjadi sedikit keruh. Hal ini akan terus berulang apabila ada
hujan di atas gunung ataupun di hulu sungai sana.
2.3.2
Pencemaran yang Disebabkan oleh Ulah Manusia
a)
Limbah Industri, Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab
terjadinya pencemaran air sungai. Pada umumnya limbah industri mengandung
limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1,
“limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup
sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk
lainnya.”.
Karakteristik limbah B3 adalah korosif/ menyebabkan karat,
mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik/ beracun dan menyebabkan infeksi/
penyakit. Limbah industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan
cairan asam. Misalnya limbah yang dihasilkan industri pelapisan logam, yang
mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam sianida, asam borat, asam
kromat, asam nitrat dan asam fosfat. Limbah ini bersifat korosif, dapat
mematikan tumbuhan dan hewan air. Pada manusia menyebabkan iritasi pada kulit
dan mata, mengganggu pernafasan dan menyebabkan kanker.
Logam yang
paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal juga
sebagai air raksa (Hg) atau air perak. Limbah yang mengandung merkuri selain
berasal dari industri logam juga berasal dari industri kosmetik, batu baterai,
plastik dan sebagainya. Di Jepang antara tahun 1953- 1960, lebih dari 100 orang
meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Minamata.
Teluk ini tercemar merkuri yang bearasal dari sebuah pabrik plastik. Senyawa
merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui rantai makanan, yaitu mula-mula
masuk ke dalam tubuh mikroorganisme yang kemudian dimakan yang dikonsumsi
manusia. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan,
dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat
menyebabkan Pink Disease/ acrodynia, alergi kulit dan disease/
mucocutaneous lymph node syndrome.
b)
Limbah Pemukiman, Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa
sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah
sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa
sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik seperti
kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit.
Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable).
Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan
berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri
untuk proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik yang dibuang ke sungai,
cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari
tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen.Tentunya anda pernah melihat
permukaan air sungai atau danau yang ditutupi buih deterjen. Deterjen merupakan
limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada saat ini hampir
setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar
diuraikan oleh bakteri sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama.
Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan
senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Fosfat ini merangsang pertumbuhan
ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak
terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga
menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses
fotosintesis. Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang
menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan
pendangkalan.
c)
Limbah Pertanian, Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani
untuk merawat tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan
dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang
pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air
yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan
pencemaran oleh deterjen. Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida
atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai
tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia orang yang memakannya akan
keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang
berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel
(dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan.
Jangan membuang sisa obet ke sungai.
Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat
menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan
tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam
kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati
karenanya. Selain itu penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan
merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak
dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin
berkurang. Penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga
mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung
pada jumlah organisme di dalamnya. Sedangkan penggunaan pestisida yang terus
menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
2.4
Dampak
dari Pencemaran Air
2.4.1
Meracuni sumber
air minum
Misalnya air yang tercemar oleh
logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh melalui minuman dapat
tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa, saluran
pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut. Selain itu
pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktif dapat menyebabkan penyakit
kanker serta merusak sel dan jaringan tubuh lainnya.
2.4.2
Mengakibatkan
penularan penyakit
Yaitu air yang tercemar oleh virus
dan bakteri. Misalnya bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran
pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit. Peran
air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
·
air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
·
air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
·
jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia
bersangkutan tak dapat membersihkan diri
·
air sebagai media untuk hidup vector penyakit
2.4.3
Merusak
ekosistem air
Yaitu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
·
Disebabkan karena penguraian sampah organik yang dalam
penguraiannya memerlukan banyak oksigen sehingga kandungan oksigen dalam air
menjadi semakin sedikit yang mengakibatkan ikan-ikan dan organisme dalam air
kekurangan oksigen dan akhirnya mengakibatkan kematian.
·
Bahan pencemaran organik yang tidak dapat diuraiakan
oleh mikroorganisme sehingga akan menggunung dan mencemari air sungai yang
dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup di dalamnya.
·
Bahan pencemaran berupa makanan tumbuh-tumbuhan yang
dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dan tumbuhan air separti enceng
gondok dengan pesat sehingga menutupi permukaan air yang mengakibatkan kadar
oksigen dan sinar matahari berkurang karena terhalang dan tidak dapat masuk ke
dalam air sehingga mengganggu kehidupan akuatik (organisme, ikan, dan tanaman
dalam air).
·
Bahan pencemaran berupa kondisi (misalnya panas) yang
menyebabkan suhu air meningkat sehingga tidak sesuai untuk kehidupan
akuatik. Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi
senyawa-senyawa organik yang dalam proses penguraiannya memerlukan banyak
oksigen sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.
·
Bahan pencemaran berupa endapan/sedimen yang
menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, air kurang
mampu mengasimilasi sampah sehingga mengganggu kehidupan akuatik.
2.4.4
Mengakibatkan
terjadinya bencana alam
Seperti banjir yang diakibatkan karena tersumbatnya
aliran sungai oleh sampah masyarakat sehingga merugikan kehidupan masyarakat
itu sendiri dan makhluk hidup lain di sekitarnya.
·
Dapat menaikkan populasi mikroorganisme yang bersifat
patogen.
·
Terganggunya kesehatan, karena air yang digunakan tercemar.
Penyakit yang umum dirasakan oleh manusia akibat tercemarnya air tanah adalah penyakit
kulit maupun terganggunya sistem pencernaan.
·
Ketersediaan air bersih berkurang, sehingga sulitnya mendapatkan
air yang dapat digunakan untuk minum, mandi, maupun mencuci.
2.5
Indikator
Pencemaran Air
Indikator atau tanda bahwa air
lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati
yang dapat digolongkan menjadi :
·
Pengamatan secara fisis, yaitu
pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkatkejernihan air (kekeruhan),
perubahan suhu, warna dan adanya perubahanwarna, bau dan rasa,
·
Pengamatan secara kimiawi,
yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zatkimia yang terlarut dan
perubahan pH,
·
Pengamatan secara biologis,
yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam
air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
Indikator
yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air sungai terbagi dua jenis,
yaitu parameter kimia dan parameter fisika. Parameter kimia antara lain derajat
keasaman (pH), Biologycal Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen
Demand (COD), Dissolved Oxygen (DO), lemak dan minyak, serta
Nitrogen amoniak (NH3 – N), Sedangkan parameter fisika antara lain suhu, Total
Suspended Solid (TSS) dan Total Dissolved Solid (TDS).
2.5.1
Parameter
Kimia
a)
Derajar Keasaman (pH), Derajat keasaman adalah ukuran untuk menentukan
sifat asam dan basa. Perubahan pH di suatu air sangat berpengaruh terhadap
proses fisika, kimia, maupun biologi dari organisme yang hidup di dalamnya.
Derajat keasaman diduga sangat berpengaruh terhadap daya racun bahan pencemaran
dan kelarutan beberapa gas, serta menentukan bentuk zat didalam air. Nilai pH
air digunakan untuk mengekpresikan kondisi keasaman (kosentrasi ion hidrogen)
air limbah. Skala pH berkisar antara 1-14. Kisaran nilai pH 1-7 termasuk
kondisi asam, pH 7-14 termasuk kondisi basa, dan pH 7 adalah kondisi netral. Air
limbah dan buangan industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu
kehidupan biota akuatik.
b)
Biologycal Oxygen Demand (BOD), Kebutuhan oksigen Biokimia atau BOD adalah
banyaknya oksigen yangdibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan
organiknya yangmudah terurai. Bahan organik yang tidak mudah terurai umumnya
berasal darilimbah pertanian, pertambangan dan industri. Parameter BOD ini
merupakansalah satu parameter yang di lakukan dalam pemantauan parameter air,
khusunyapencemaran bahan organik yang tidak mudah terurai. BOD menunjukkan
jumlahoksigen yang dikosumsi oleh respirasi mikro aerob yang terdapat dalam
botolBOD yang diinkubasi pada suhu sekitar 20 0C selama lima hari,
dalam keadaantanpa cahaya. Kadar maksimum BOD5 yang diperkenankan untuk
kepentingan air minum dan menopang kehidupan organisme akuatik adalah 3,0-6,0
mg/L berdasarkan UNESCO/WHO/UNEP, 1992. Sedangkan berdasarkan kep.51/MENKLH/10/1995 nilai BOD5 untuk
baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri golongan I adalah 50 mg/L dan
golongan II adalah 150 mg/L.
c)
Chemical Oxygen Demand (COD),Kebutuhan oksigen kimiawi atau COD
menggambarkan jumlah totaloksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan
organik secara kimiawi, baikyang dapat didegradasi secara biologis maupun yang
sukar didegradasi secara biologis menjadi CO2 dan H2O. Keberadaan bahan organik
dapat berasal dari alam ataupun dari aktivitas rumah tangga dan industri.
Perairan yang memiliki nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan
perikanan dan petanian. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya
kurang dari 29 mg/liter. Sedangkan pada perairan yang tercemar dapat lebih dari
200 mg/liter pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/liter.
d)
Dissolved Oxygen (DO), oksigen terlarut atau DO adalah jumlah oksigen yang
diperlukan untuk proses degradasi senyawa organik dalam air. Oksigen dapat
dihasilkan dari atmosfir atau dari hasil fotosintesis. Kelarutan oksigen dalam
air bergantung pada temperature dan tekanan atmosfir. Berdasarkan data-data
temperatur dan tekanan, maka kelarutan oksigen jenuh dalam air pada 25oC
dan tekanan 1 atm adalah 8,32 mg/L (Warlina, 1985).
e)
Lemak dan Minyak, Merupakan zat pencemar yang sering dimasukkan kedalam
kelompokpadatan, yaitu padatan yang mengapung di atas permukaan air. Menurut
Sugiharto (1987), bahwa lemak tergolong benda organik yang relatif tidak mudah
teruraikan oleh bakteri. Terbentuknya emulsi air dalam minyak akan membuat
lapisan yang menutup permukaan air dan dapat merugikan, karena penetrasi sinar
matahari ke dalam air berkurang serta lapisan minyak menghambat pegambilan
oksigen dari udara sehingga oksigen terlarut menurun. Untuk air sungai kadar
maksimum lemak dan minyak 1 mg/l.
f)
Nitrogen Amoniak(NH3-N), Merupakan salah satu parameter dalam menentukan
kualitas air, baik airminum maupun air sungai. Amoniak berupa gas yang berbau
tidak enak sehingga20 kadarnya harus rendah, pada air minum kadarnya harus nol
sedangkan air surgai kadarnya 0.5 mg/l.
2.5.2
Parameter
Fisika
a)
Suhu, Menurut Effendi (2003), suhu dari suatu badan air
dipengaruhi olehmusim, lintang (latitute),ketinggian dari permukaan
laut, waktu dalam hari,sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta
kedalaman badan air, adalahsalah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan
organisme, karena suhumempengaruhi baik aktivitas metabolisme maupun
pengembangbiakan dariorganisme-organisme tersebut.
b) Total Suspended Solid (TSS),Total Suspended Solid
atau padatan tersuspensi adalah padatan yangmenyebabkan kekeruhan air, tidak
terlarut, dan tidak dapat mengendap. Padatantersuspensi terdiri dan
partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecildari pada sedimen,
seperti bahan-bahan Organik tertentu, tanah liat dan lainnya.Partikel
menurunkan intensitas cahaya yang tersuspensi dalam air umumnyaterdiri dari
fitoplankton, zooplankton, kotoran hewan, sisa tanaman dan hewan,kotoran
manusia dan limbah industri.
c) Total Dissolved Solid (TDS),Total Dissolved Solid
atau padatan terlarut adalah padatan-padatan yangmempunyai ukuran lebih kecil
dari padatan tersuspensi. Bahan-bahan terlarutpada perairan alami tidak
bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan dapatmeningkatkan nilai kekeruhan
yang selanjutnya akan menghambat penetrasi21cahaya matahari ke kolom air dan
akhirnya berpengaruh terhadap prosesfotosintesis diperairan.
2.6
Penanggulangan
Pencemaran Air
2.6.1
Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan
tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ
(atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-siteadalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih
murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi),
dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang
tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman,
tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut
disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh
lebih mahal dan rumit.
2.6.2
Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran
tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi
bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton
Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi
adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan
langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung, karena
kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan tidak langsung
karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri
tertentu, jamur dan sebagainya.
2.7
Upaya
Pencegahan
Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat
dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan, yaitu:
2.7.1
Secara Administratif
Upaya pencegahan pencemaran lingkungan
secara administratif adalah pencegahan pencemaran lingkungan yang dilakukan
oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang berhubungan
dengan lingkungan hidup. Contohnya adalah dengan keluarnya undang-undang
tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup yang dikeluarkan oleh presiden
Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Dengan adanya AMDAL sebelum
adanya proyek pembangunan pabrik dan proyek yang lainnya. Selain itu, perlu
adanya sanksi yang tegas serta pengawasan dari pihak pemerintah.
2.7.2
Secara Teknologis
Cara
ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan limbah
sendiri. Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib mengolah
limbah tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya bagi
lingkungan. Hal yang paling sederhana adalah membuat biopori. Biopori adalah
metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah.
Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R Brata, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor. Peningkatan daya resap air pada
tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organikuntuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang
ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah,
yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah. Teknologi berbasis
3R yaitu Reduce, Recycle, dan Reuse pun dapat dilakukan. Reduce artinya
mengurangi, maksudnya masyarakat dihimbau untuk mengurangi penggunaan
air sehingga eksploitasi air tanah dapat diminimalisir, setelah penggunaan air
tanah dapat dikurangi, saatnya limbah hasil pembuangan masyarakat diolah
kembali dengan metoda recycle. Banyak cara yang dapat dilakukan, salah satunya
dengan membuat bak penampungan kemudian dilakukan pemfilteran air. Setelah
dinyatakan layak, air tersebut dapat digunakan kemabali (reuse).
2.7.3
Secara Edukatif
Cara
ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya
lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu, dapat
dilakukan melalui jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah.( ahmad cecep
sofyan Hariri, 2010 Biologi). Misalnya seminar tentang pentingnya untuk
mengatasi krisis air tanah. Selain ketiga cara diatas, dapat dilakukan
penanaman rumput vetiver. Rumpur vertiver (Chrysopogon zizaniodes)
digunakan sebagai alternative solusi. Selain untuk mencegah erosi, vertiver
juga dapat menyaring air berpolusi (seperti timah hitam), perbaikan lahan,
serta peningkatan kualitas air. Tinggi tanaman mencapai dua meter, sedangkan
akar yang vertikal tumbuh ke bawah mencapai hingga 4,5 meter dan berfungsi mengikat
tanah.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pencemaran adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain
ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia
atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukannya.
Bahan atau logam
berbahaya seperti arsenat, benzon, timah, dan lain – lain dapat merusak organ
tubuh manusia dan menyebabkan kanker. Akibat yang ditimbulkan polusi air dalam
zangua pasang adalah kanker dan kelahiran bayi cacat.
Melakukan intensifikasi pertanian
banjir ganggang dapat diatasi dengan membersihkan saluran air dari penyumbatan. Kita harus
menggunakan air seperlunya dan tidak menggunakan air yang tercemar untuk
kebutuhan dan keperluan sehari-hari karena di dalamnya terkandung zat-zat yang
sangat berbahaya.Pencemaran air akan terus ada, namun kita dapat menanggulangi
dan mengurangi jumlah pencemaran air.
3.2
Saran
Kita sebagai konsumen terbesar dalam
penggunaan air dibandingkan dengan mahluk lain sebaiknya peduli dengan apa yang
tengah terjadi sekarang. Kita bisa melakukan upaya pencegahan seperti membuat
biopori, jangan membuang sampah dan zat buang lain sembarangan, serta kurangi
penggunaan air secara berlebihan. Selain itu, pemerintah pun harus memperluas
daerah resapan air yan kini mulai terabaikan.
· Saran yang penulis akan sampaikan adalah sebagai berikut :
·
Jangan membuang sampah ke sungai atau
kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air
·
Jagalah air dilingkungan rumah dan
sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air
·
Sebaiknya kita harus berhati-hati
dalam menggunakan air karena air itu ada yang terpolusi dan ada yang tidak
·
Jangan membuang sampah ke sungai dan
jika terjadi pencemaran penimbunan sampah di sungai akan mengakibatkan banjir
·
Hindari pemakaian obat pemberantas
hama dan serangga secara berlebihan
·
Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan
air, karena air itu ada yang tercemar dan ada yang tidak.
·
Jagalah air di
lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran
air.
·
Jangan membuang
sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar tidak terjadi
pencemaran air.
·
Untuk limbah industri, sebelum dibuang sebaiknya
diolah terlebih dahulu.
· Hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara berlebihan.
DAFTAR
PUSTAKA
Sam,Arianto 2008 pengertian
Pencemaran Tanpa Nama Jurnal Vol 1 No I (http://smileboys.blogspot.com
diakses Agustus 2008)
Triastuti 2008 Dampak Pencemaran
Air di Lingkungan Sekitar Tanpa Nama Jurnal Vol 1 No I
(http://tridewi.blogspot.com diakses Mei 2008)
Lutfi,Achmad 2009 Sumber dan
Bahan Pencemaran Air Tanpa Nama Jurnal Vol 1 No I
(http://www.chem-is-try.org diakses 12 Maret 2009)
Wardhana, W.A.
(2001). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi.
Mulia, R.M. (2005). Kesehatan
Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sastrawijaya, A.T
(2000). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kristanto, Philip.
(2002). Ekologi Industri. Jogjakarta: Andi.
Terimakasih atas informasinya.
BalasHapusjangan lupa kunjungi https://ppns.ac.id
Tolong isi kuisionernya, semakin banyak yang ngisi semakin banyak juga balasannya. Terimakasih sudah membantu 🙏🏽
https://bit.ly/38P1KV