Translate

Senin, 05 Desember 2016

Kimia Lingkungan - Air

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Air merupakan aspek yang penting bagi kehidupan, terutama bagi manusia. Selama ini kebutuhan manusia akan air sangatlah besar ,oleh sebab itu air tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Mulai dari hal kecil, seperti air minum untuk melepas dahaga hingga kincir air yang dimanfaatkan sebagai penghasil energi listrik. Hampir 71% permukaan bumi tertutupi oleh air. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi akan tetapi ketersediaan air masih saja kurang, hal ini disebabkan  oleh beberapa faktor, seperti semakin meningkatnya penggunaan air bersih oleh masyarakat, menipisnya ketersediaan air bersih yang dikarenakan oleh kekeringan, sebagian besar  air terdapat di laut (air asin), serta terjadinya pencemaran air sehingga tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Salah satu sumber air yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah air tanah. Air tanah ini digunakan oleh manusia untuk minum, mandi, memasak, mencuci, ataupuan memenuhi kebutuhan lainnya. Oleh karena itu, air tanah yang ada harus dijaga dengan baik. Akan tetapi pada masa kini, ketersediaan air tanah mulai berkurang, ditambah lagi banyaknya sumber air tanah yang sudah mulai tercemar oleh zat-zat berbahaya sehingga tidak dapat digunakan. Dalam kehidupan sehari – hari kita membutuhkan air untuk memasak, mandi, minum, mencuci baju, dan lain-lain. Air yang baik kita gunakan harus memiliki ciri – ciri tdak berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun.
Tetapi di Indonesia kita banyak menjumpai banyak sekali sungai yang keruh dan berbau yang banyak sekali bercampur dengan limbah rumah tangga dan juga bercampur dengan limbah industry. Air yang demikian itu sering disebut dengan air kotor atau air yang terpolusi. Air yang tercemar banyak mengandung zat – zat berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan bila dikonsumsi oleh manusia. Namun bagi masyarakat pedesaan, sungai adalah sumber air sehari – hari untuk kelangsungan kehidupan mereka. Mereka juga kurang mengetahui dan kurang memahami dan juga kurang peduli dengan kandungan air tersebut. Pada saat ini manusia kurang akan kesadaran lingkungan sendiri. Banyak di antara mereka yang kurang mengerti akan kebersihan lingkungan, sehingga mereka dengan mudahnya membuat limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Seperti halnya aktivitas sehari-hari yang kita lakukan seperti mandi, mencuci dan berbagai aktifitas lain yang kita anggap sepele namun menghasilkan sisa buangan ternyata dapat membahayakan bagi manusia dan lingkungan khususnya lingkungan laut.
Dari sekian banyak aktifitas manusia ternyata yang paling berbahaya adalah limbah rumah tangga. Walaupun kita tidak hidup di wilayah pesisir dan banyak limbah industri yang tidak diolah juga dapat membahayakan perairan laut tapi melihat banyaknya penduduk Indonesia dengan limbah rumah tangga yang tidak diolah serta di hasilkan setiap hari. Dapat dikatakan keruksakan karena limbah rumah tangga lebih besar dari pada limbah industri. Saat ini air menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius.
Karena air telah tercemar oleh limbah – limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia, sehingga untuk memperoleh air yang baik sesuai dengan standar tertentu diperlukan biaya yang cukup mahal. Secara kualitas, sumber daya air telah mengalami penurunan. Begitu pula secara kuantitas yang sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat. Makin banyak berita-berita mengenai pencemaran sungai dari hari kehari. Pencemaran sungai  ini terjadi dimana-mana. Krisis air juga tejadi di hampir seluruh Pulau Jawa dan sebagian Pulau Sumatera, terutama di kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga ataupun pertanian.
1.2    Rumusan Masalah
·      Apa Yang Dimaksud Dengan Air
·      Apa Yang Dimaksud Dengan  Pencemaran Air
·      Apa Penyebab Dari Pencemaraan Air
·      Apa Saja Dampak Dari Pencemaran Air
·      Apa Indikator Pencemaran Air
·      Bagaimana Cara  Penanggulangan Pencemaran Air
·      Bagaimana Upaya Pencegahan
1.3    Tujuan Penulisan
·      Mengetahui pengertian air dan pencemaran air
·      Mengetahui apa saja penyebab dari pencemaran air
·      Mengetahui dampak dari pencemaran air yang ditimbulkan
·      Mengetahui apa saja indikator pencemaran air
·      Mengetahui cara dan upaya penanggulangan pencemaran air beserta pencegahannya

BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Air
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mulai terasa pengaruhya pada usaha memperluas kegiatan pertanian dan industri di berbagai tempat di dunia, secara alamiah  sumber-sumber air  merupakan kekayaan alam yang dapat di perbaharui dan yang mempunyai daya generasi yang selalu dalam sirkulasi. Air sebagai sumber daya kini lebih di dasari merupakan salah satu unsure penentu di dalam ikut mencapai keberhasilan pembangunan  termasuk pula terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan lingkungan. Pada masa sekarang ini, nampaknya sulit untuk memperoleh air yang betul-betul murni, aliran air dari gunung yang di perkirakan paling bersih pun akan membawa mineral-mineral, gas-gas berlarut dan zat-zat organik dari tumbuhan atau binatang yang hidup di dalam atau dekat aliran tersebut, selain itu aktifitas manusia merupakan salah satu yang  menyebabkan timbulnya masalah-masalah pencemaran air di dalam ekosistem air.
Menurut SK menteri Kependudukan Lingkungan Hidup no. 02/MENKLH/1988. “Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya  makhluk hidup, zat, energi, dan / atau berubahnya tatanan (komposisi air) oleh kegiatan manusia dan proses alam sehingga kualitas air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukanya.” Pencemaran air sungagi terjadi apabila dalam sungai tersebut terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak di harapkan baik yang bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis sehingga air sungai tersebut kualitasnya menurun dan berkurang nilai gunanya yang dapat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di sekitarnya.
Menurut Diryanto (2004:73) pencemaran merupakan sebuah siklus yang selalu berputar dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Pada hakikatnya antara aktifitas manusia dan timbulnya pencemaran terdapat hubungan melingkar berbentuk siklus. Agar dapat hidup dengan baik manusia beradaptasi dengan lingkunganya dan untuk memenuhi kebutuhan  hidupnya manusia mengembangkan teknologi, akibat sampingan dari pengembangan teknologi adalah bahan pencemaran yang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan ini merupakan stimulus agar manusia menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Pada saat ini pencemaran  terhadap lingkungan berlangsung dimana-mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masukya logam berat.
2.2    Pengertian Pencemaran Air
Salah satu dampak negative dari kemajuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan benar adalah terjadinya pencemaran. Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Definisi ini sesuai dengan pengertian pencemaran pada (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
2.3    Penyebab Pencemaraan Air
Pencemaran air sungai dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu pencemaran sungai yang disebabkan oleh alam dan pencemaran sungai yang disebabkan oleh ulah manusia. Pencemaran sungai yang disebabkan oleh alam antara lain akibat desposisi asam, kebakaran hutan, meletusnya gunung berapi, serta endapan hasil erosi. Sementara pencemaran sungai yang disebabkan oleh ulah manusia terbagi menjadi beberapa sumber pencemaran, antara lain limbah industri, limbah pemukiman, limbah pertanian, limbah rumah sakit, dan limbah pertambangan.
2.3.1             Pencemaran yang Disebabkan oleh Alam
a) Desposisi Asam, Kelebihan zat asam pada sungai akan mengakibatkan sedikitnya spesies yang bertahan. Jenis plankton dan invertebrata merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Jika sungai memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang (Anonim, 2002). Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua sungai yang terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan jenis batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.
b) Kebakaran Hutan, Kebakaran hutan memang tidak secara signifikan menyebabkan perubahan kualitas air di sungai, namun kebakaran hutan bisa menyebabkan terganggunya ekosistem makhkluk hidup yang ada di sungai yang disebabkan faktor asap. Tebalnya asap menyebabkan matahari sulit untuk menembus dalamnya lautan. Pada akhirnya hal ini akan membuat beberapa spesies tumbuhan yang hidup di sungai menjadi sedikit terhalang untuk melakukan fotosintesa dan ikan-ikan sulit bernafas karena kandungan CO2 yang berlebih.
c) Letusan Gunung Berapi, letusan gunung berapi menyebabkan sungai atau danau tercemar karena bebatuan serta materi-materi yang terbawa dari gunung mengendap di sungai. Jika materi yang mengendap bervolume besar, maka hal ini menyebabkan ikan-ikan mati bila tertumpuk oleh bebatuan tersebut. Selain itu, materi-materi yang bervolume kecil menyebabkan sungai keruh dan mempengaruhi ekosistem di sungai.
d) Endapan Hasil Erosi, Tebalnya lumpur yang terbawa erosi akan mengalami pengendapan di bagian hilir sungai. Ancaman yang muncul adalah meluapnya sungai bersangkutan akibat erosi yang terus menerus.Ketika air hujan tidak lagi memiliki penghalang dalam menahan lajunya maka ia akan membawa seluruh butir tanah yang ada di atasnya untuk masuk kedalam sungai-sungai yang ada. Akibatnya adalah sungai menjadi sedikit keruh. Hal ini akan terus berulang apabila ada hujan di atas gunung ataupun di hulu sungai sana.
2.3.2             Pencemaran  yang Disebabkan oleh Ulah Manusia
a) Limbah Industri, Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air sungai. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1, “limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya.”.
Karakteristik limbah B3 adalah korosif/ menyebabkan karat, mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik/ beracun dan menyebabkan infeksi/ penyakit. Limbah industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam. Misalnya limbah yang dihasilkan industri pelapisan logam, yang mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam sianida, asam borat, asam kromat, asam nitrat dan asam fosfat. Limbah ini bersifat korosif, dapat mematikan tumbuhan dan hewan air. Pada manusia menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, mengganggu pernafasan dan menyebabkan kanker.
Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal juga sebagai air raksa (Hg) atau air perak. Limbah yang mengandung merkuri selain berasal dari industri logam juga berasal dari industri kosmetik, batu baterai, plastik dan sebagainya. Di Jepang antara tahun 1953- 1960, lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Minamata. Teluk ini tercemar merkuri yang bearasal dari sebuah pabrik plastik. Senyawa merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui rantai makanan, yaitu mula-mula masuk ke dalam tubuh mikroorganisme yang kemudian dimakan yang dikonsumsi manusia. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease/ acrodynia, alergi kulit dan  disease/ mucocutaneous lymph node syndrome.
b) Limbah Pemukiman, Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable).
Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen.Tentunya anda pernah melihat permukaan air sungai atau danau yang ditutupi buih deterjen. Deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama.
Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis. Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.
c) Limbah Pertanian, Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen. Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai.
Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya. Selain itu penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Sedangkan penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
2.4    Dampak dari Pencemaran Air
2.4.1             Meracuni sumber air minum
Misalnya air yang tercemar oleh logam-logam berat yang masuk  ke dalam tubuh melalui minuman dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa, saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut. Selain itu pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktif dapat menyebabkan penyakit kanker serta merusak sel dan jaringan tubuh lainnya.  
2.4.2             Mengakibatkan penularan penyakit
Yaitu air yang tercemar oleh virus dan bakteri. Misalnya bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit.  Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
·      air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
·      air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
·      jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat membersihkan diri
·      air sebagai media untuk hidup vector penyakit
2.4.3             Merusak ekosistem air
Yaitu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
·       Disebabkan karena penguraian sampah organik yang dalam penguraiannya memerlukan banyak oksigen sehingga kandungan oksigen dalam air menjadi semakin sedikit yang mengakibatkan ikan-ikan dan organisme dalam air kekurangan oksigen dan akhirnya mengakibatkan kematian.
·       Bahan pencemaran organik yang tidak dapat diuraiakan oleh mikroorganisme sehingga akan menggunung dan mencemari air sungai yang dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup di dalamnya.
·       Bahan pencemaran berupa makanan tumbuh-tumbuhan yang dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dan tumbuhan air separti enceng gondok dengan pesat sehingga menutupi permukaan air yang mengakibatkan kadar oksigen dan sinar matahari berkurang karena terhalang dan tidak dapat masuk ke dalam air sehingga mengganggu kehidupan akuatik (organisme, ikan, dan tanaman dalam air).
·       Bahan pencemaran berupa kondisi (misalnya panas) yang menyebabkan suhu air meningkat sehingga tidak sesuai untuk kehidupan akuatik. Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa organik yang dalam proses penguraiannya memerlukan banyak oksigen sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.
·       Bahan pencemaran berupa endapan/sedimen yang menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, air kurang mampu mengasimilasi sampah sehingga mengganggu kehidupan akuatik.
2.4.4             Mengakibatkan terjadinya bencana alam
Seperti banjir yang diakibatkan karena tersumbatnya aliran sungai oleh sampah masyarakat sehingga merugikan kehidupan masyarakat itu sendiri dan makhluk hidup lain di sekitarnya.
·           Dapat menaikkan populasi mikroorganisme yang bersifat patogen.
·           Terganggunya kesehatan, karena air yang digunakan tercemar. Penyakit yang umum dirasakan oleh manusia akibat tercemarnya air tanah adalah penyakit kulit maupun terganggunya sistem pencernaan.
·           Ketersediaan air bersih berkurang, sehingga sulitnya mendapatkan air yang dapat digunakan untuk minum, mandi, maupun mencuci.

2.5    Indikator Pencemaran Air
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :
·           Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkatkejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahanwarna, bau dan rasa,
·           Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zatkimia yang terlarut dan perubahan pH,
·           Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan  mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air sungai terbagi dua jenis, yaitu parameter kimia dan parameter fisika. Parameter kimia antara lain derajat keasaman (pH), Biologycal Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Dissolved Oxygen (DO), lemak dan minyak, serta Nitrogen amoniak (NH3 – N), Sedangkan parameter fisika antara lain suhu, Total Suspended Solid (TSS) dan Total Dissolved Solid (TDS).
2.5.1             Parameter Kimia
a) Derajar Keasaman (pH), Derajat keasaman adalah ukuran untuk menentukan sifat asam dan basa. Perubahan pH di suatu air sangat berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, maupun biologi dari organisme yang hidup di dalamnya. Derajat keasaman diduga sangat berpengaruh terhadap daya racun bahan pencemaran dan kelarutan beberapa gas, serta menentukan bentuk zat didalam air. Nilai pH air digunakan untuk mengekpresikan kondisi keasaman (kosentrasi ion hidrogen) air limbah. Skala pH berkisar antara 1-14. Kisaran nilai pH 1-7 termasuk kondisi asam, pH 7-14 termasuk kondisi basa, dan pH 7 adalah kondisi netral. Air limbah dan buangan industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik.

b) Biologycal Oxygen Demand (BOD), Kebutuhan oksigen Biokimia atau BOD adalah banyaknya oksigen yangdibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan organiknya yangmudah terurai. Bahan organik yang tidak mudah terurai umumnya berasal darilimbah pertanian, pertambangan dan industri. Parameter BOD ini merupakansalah satu parameter yang di lakukan dalam pemantauan parameter air, khusunyapencemaran bahan organik yang tidak mudah terurai. BOD menunjukkan jumlahoksigen yang dikosumsi oleh respirasi mikro aerob yang terdapat dalam botolBOD yang diinkubasi pada suhu sekitar 20 0C selama lima hari, dalam keadaantanpa cahaya. Kadar maksimum BOD5 yang diperkenankan untuk kepentingan air minum dan menopang kehidupan organisme akuatik adalah 3,0-6,0 mg/L berdasarkan UNESCO/WHO/UNEP, 1992. Sedangkan berdasarkan kep.51/MENKLH/10/1995  nilai BOD5 untuk baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri golongan I adalah 50 mg/L dan golongan II adalah 150 mg/L.

c) Chemical Oxygen Demand (COD),Kebutuhan oksigen kimiawi atau COD menggambarkan jumlah totaloksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baikyang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi secara biologis menjadi CO2 dan H2O. Keberadaan bahan organik dapat berasal dari alam ataupun dari aktivitas rumah tangga dan industri. Perairan yang memiliki nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan petanian. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 29 mg/liter. Sedangkan pada perairan yang tercemar dapat lebih dari 200 mg/liter pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/liter.

d) Dissolved Oxygen (DO), oksigen terlarut atau DO adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk proses degradasi senyawa organik dalam air. Oksigen dapat dihasilkan dari atmosfir atau dari hasil fotosintesis. Kelarutan oksigen dalam air bergantung pada temperature dan tekanan atmosfir. Berdasarkan data-data temperatur dan tekanan, maka kelarutan oksigen jenuh dalam air pada 25oC dan tekanan 1 atm adalah 8,32 mg/L (Warlina, 1985).

e) Lemak dan Minyak, Merupakan zat pencemar yang sering dimasukkan kedalam kelompokpadatan, yaitu padatan yang mengapung di atas permukaan air. Menurut Sugiharto (1987), bahwa lemak tergolong benda organik yang relatif tidak mudah teruraikan oleh bakteri. Terbentuknya emulsi air dalam minyak akan membuat lapisan yang menutup permukaan air dan dapat merugikan, karena penetrasi sinar matahari ke dalam air berkurang serta lapisan minyak menghambat pegambilan oksigen dari udara sehingga oksigen terlarut menurun. Untuk air sungai kadar maksimum lemak dan minyak 1 mg/l.

f) Nitrogen Amoniak(NH3-N), Merupakan salah satu parameter dalam menentukan kualitas air, baik airminum maupun air sungai. Amoniak berupa gas yang berbau tidak enak sehingga20 kadarnya harus rendah, pada air minum kadarnya harus nol sedangkan air surgai kadarnya 0.5 mg/l.
2.5.2             Parameter Fisika
a) Suhu, Menurut Effendi (2003), suhu dari suatu badan air dipengaruhi olehmusim, lintang (latitute),ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari,sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air, adalahsalah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan organisme, karena suhumempengaruhi baik aktivitas metabolisme maupun pengembangbiakan dariorganisme-organisme tersebut.
b) Total Suspended Solid (TSS),Total Suspended Solid atau padatan tersuspensi adalah padatan yangmenyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut, dan tidak dapat mengendap. Padatantersuspensi terdiri dan partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecildari pada sedimen, seperti bahan-bahan Organik tertentu, tanah liat dan lainnya.Partikel menurunkan intensitas cahaya yang tersuspensi dalam air umumnyaterdiri dari fitoplankton, zooplankton, kotoran hewan, sisa tanaman dan hewan,kotoran manusia dan limbah industri.
c) Total Dissolved Solid (TDS),Total Dissolved Solid atau padatan terlarut adalah padatan-padatan yangmempunyai ukuran lebih kecil dari padatan tersuspensi. Bahan-bahan terlarutpada perairan alami tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan dapatmeningkatkan nilai kekeruhan yang selanjutnya akan menghambat penetrasi21cahaya matahari ke kolom air dan akhirnya berpengaruh terhadap prosesfotosintesis diperairan.

2.6    Penanggulangan Pencemaran Air
2.6.1             Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-siteadalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
2.6.2             Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.

2.7    Upaya Pencegahan
Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan, yaitu:
2.7.1             Secara Administratif
Upaya pencegahan pencemaran lingkungan secara administratif adalah pencegahan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Contohnya adalah dengan keluarnya undang-undang tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup yang dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Dengan adanya AMDAL sebelum adanya proyek pembangunan pabrik dan proyek yang lainnya. Selain itu, perlu adanya sanksi yang tegas serta pengawasan dari pihak pemerintah.
2.7.2             Secara Teknologis
Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan limbah sendiri. Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib mengolah limbah tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Hal yang paling sederhana adalah membuat biopori. Biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R Brata, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor. Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organikuntuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah. Teknologi berbasis 3R yaitu Reduce, Recycle, dan Reuse pun dapat dilakukan. Reduce artinya mengurangi, maksudnya masyarakat dihimbau untuk mengurangi penggunaan air sehingga eksploitasi air tanah dapat diminimalisir, setelah penggunaan air tanah dapat dikurangi, saatnya limbah hasil pembuangan masyarakat diolah kembali dengan metoda recycle. Banyak cara yang dapat dilakukan, salah satunya dengan membuat bak penampungan kemudian dilakukan pemfilteran air. Setelah dinyatakan layak, air tersebut dapat digunakan kemabali (reuse).
2.7.3             Secara Edukatif
Cara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu, dapat dilakukan melalui jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah.( ahmad cecep sofyan Hariri, 2010 Biologi). Misalnya seminar tentang pentingnya untuk mengatasi krisis air tanah. Selain ketiga cara diatas, dapat dilakukan penanaman rumput vetiver. Rumpur vertiver (Chrysopogon zizaniodes) digunakan sebagai alternative solusi. Selain untuk mencegah erosi, vertiver juga dapat menyaring air berpolusi (seperti timah hitam), perbaikan lahan, serta peningkatan kualitas air. Tinggi tanaman mencapai dua meter, sedangkan akar yang vertikal tumbuh ke bawah mencapai hingga 4,5 meter dan berfungsi mengikat tanah.

BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Bahan atau logam berbahaya seperti arsenat, benzon, timah, dan lain – lain dapat merusak organ tubuh manusia dan menyebabkan kanker. Akibat yang ditimbulkan polusi air dalam zangua pasang adalah kanker dan kelahiran bayi cacat.
Melakukan intensifikasi pertanian banjir ganggang dapat diatasi dengan membersihkan saluran air dari penyumbatan. Kita harus menggunakan air seperlunya dan tidak menggunakan air yang tercemar untuk kebutuhan dan keperluan sehari-hari karena di dalamnya terkandung zat-zat yang sangat berbahaya.Pencemaran air akan terus ada, namun kita dapat menanggulangi dan mengurangi jumlah pencemaran air.
3.2    Saran
Kita sebagai konsumen terbesar dalam penggunaan air dibandingkan dengan mahluk lain sebaiknya peduli dengan apa yang tengah terjadi sekarang. Kita bisa melakukan upaya pencegahan seperti membuat biopori, jangan membuang sampah dan zat buang lain sembarangan, serta kurangi penggunaan air secara berlebihan. Selain itu, pemerintah pun harus memperluas daerah resapan air yan kini mulai terabaikan.
·      Saran yang penulis akan sampaikan adalah sebagai berikut :
·      Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air
·      Jagalah air dilingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air
·      Sebaiknya kita harus berhati-hati dalam menggunakan air karena air itu ada yang terpolusi dan ada yang tidak
·      Jangan membuang sampah ke sungai dan jika terjadi pencemaran penimbunan sampah di sungai akan mengakibatkan banjir
·      Hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara berlebihan
·      Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air, karena air itu ada yang tercemar dan ada yang tidak.
·      Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air.
·      Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air.
·      Untuk limbah industri, sebelum dibuang sebaiknya diolah terlebih dahulu.
·      Hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara berlebihan.

DAFTAR PUSTAKA
Sam,Arianto 2008 pengertian Pencemaran Tanpa Nama Jurnal Vol 1 No I (http://smileboys.blogspot.com diakses Agustus 2008)
Triastuti 2008 Dampak Pencemaran Air di Lingkungan Sekitar Tanpa Nama Jurnal Vol 1 No I (http://tridewi.blogspot.com diakses Mei 2008)
Lutfi,Achmad 2009 Sumber dan Bahan Pencemaran Air Tanpa Nama Jurnal Vol 1 No I (http://www.chem-is-try.org  diakses 12 Maret 2009)
Wardhana, W.A. (2001). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi.
Mulia, R.M. (2005). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sastrawijaya, A.T (2000). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kristanto, Philip. (2002). Ekologi Industri. Jogjakarta: Andi.




1 komentar:

  1. Terimakasih atas informasinya.
    jangan lupa kunjungi https://ppns.ac.id
    Tolong isi kuisionernya, semakin banyak yang ngisi semakin banyak juga balasannya. Terimakasih sudah membantu 🙏🏽
    https://bit.ly/38P1KV

    BalasHapus